Breaking News:

Kabar Tokoh

Perjalanan Karier Belva Devara sebagai CEO Ruang Guru, Bermitra dengan Lebih dari 47.000 Guru

Adamas Belva Syah Devara mengumumkan dirinya mundur dari Staf Khusus Presiden melalui surat terbuka, Selasa (21/4/2020).

Instagram @belvadevara
Adamas Belva Syah Devara. Ia mengumumkan dirinya mundur dari Staf Khusus Presiden melalui surat terbuka, Selasa (21/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - CEO Ruang Guru, Adamas Belva Syah Devara mengumumkan dirinya mundur dari Staf Khusus Presiden melalui surat terbuka, Selasa (21/4/2020).

Mundurnya Belva membuat perjalanannya menjadi Staf Khusus Presiden teramat singkat, kurang dari 6 bulan.

Tercatat, Belva bersama 6 orang lainnya dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo pada Kamis, (12/11/2020).

Di ILC, Rizal Ramli Gamblang Kritik Kondisi Ekonomi Kini: Mumpung Ada Corona, Bisa Utang Lebih Besar

Sebelum menjabat jadi staf khusus, pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1990 ini merupakan CEO dan Co Founder Ruang Guru, yakni startup yang bergerak dibidang pendidikan alias belajar online.

Dia membentuk perusahaan bersama sabahatnya, Iman Usman yang diplot sebagai chief product & partnership officer.

Kini, Ruang Guru memperkerjakan lebih dari 4.000 orang pekerja.

Saat ini, jumlah guru les privat yang bergabung dalam Ruang Guru mencapai lebih dari 47.000 orang dengan mayoritas berada di Pulau Jawa dan Bali.

Komisi dari pembayaran sebesar 20 persen tarif per jam.

Sejak berdiri pada 2014, Ruang Guru telah berhasil mendapatkan suntikan modal dari investor asing, seperti East Ventures dan Venturra Capital.

Mengutip laman Linkedin, Selasa (21/4/2020), sebelum bergabung dengan Ruangguru, ia bekerja sebagai konsultan di McKinsey & Company.

Di McKinsey, ia fokus pada transformasi sistem pendidikan dan proyek-proyek strategi kesehatan masyarakat, bekerja dengan berbagai pemerintah Asia Tenggara, LSM internasional, dan komunitas donor global.

Sebelum McKinsey, ia bekerja sebentar untuk Kantor Presiden (Unit Pengiriman Presiden / UKP4) di Indonesia dan Goldman Sachs di Singapura.

Profesor di Sumsel Klaim Obat Antivirus Corona, Penyembuhan Tak Lebih dari 5 Hari

Kuliah beasiswa

Belva menerima gelar ganda dari 2 universitas bergengsi di AS.

Gelar MPA didapat dari Harvard University dan gelar MBA didapatnya dari Stanford University.

Keduanya merupakan beasiswa penuh berbasis prestasi.

Dengan beasiswa pula, dia mampu mendapat gelar sarjana Bisnis dan Ilmu Komputer di Nanyang Technological University Singapura.

Saat itu, dia memenangkan medali emas 3 kali lipat untuk melengkapi kedua kelompoknya secara akademis selama 4 tahun di universitas.

Sebanyak 17 gelar kehormatan telah diterima Belva sejauh ini.

Yang terbaru, Belva masuk dalam daftar 40 Under 40 versi Majalah Prestige pada Oktober 2018 dan Asean 40 Under 40 versi Asean Advisory pada Juli 2018.

Di tahun 2017, Belva juga masuk dalam daftar 30 Under 30 fersi Majalah Forbes.

50 Santri Asal Malaysia Positif Virus Corona, Ponpes Al-Fatah Magetan Ganti Nampan dengan Piring

Karyanya diliput secara luas oleh media lokal maupun internasional.

Alasan awal pendirian Ruang Guru Berdirinya Ruangguru bermula dari keprihatinan Belva pada sistem pendidikan.

Menurut Belva, banyak anak-anak Indonesia yang punya potensi besar, namun tak punya banyak kesempatan untuk berkembang.

Kualitas pendidikan yang rendah jadi faktor utamanya.

Bahkan pendidikan di kota besar seperti Jakarta saja, jauh tertinggal dengan pendidikan di negara-negara maju.

"Salah satu Professor dari Harvard University, dia bikin artikel menghitung level pendidikan anak-anak Jakarta itu dimana lalu dibandingkan negara maju," ujar Belva saat menjadi pembicara dalam acara DBS Asian Insight Conference, Februari 2019 lalu.

"Ternyata untuk mengejar ketertinggalan butuh waktu 128 tahun. Luar biasa tertinggal," sambung dia.

Penyebabnya, tentu saja mulai dari infrastruktur sekolah yang memadai, kurangnya guru yang berkualitas, hingga minimnya buku bacaan.

Sampai pada satu hari, dia mencoba untuk mengaplikasikan penggunanan teknologi untuk sarana belajar dan mengajar.

Tentu saja ide tak datang dari langit, tetapi hasil dari proses diskusi yang tak sebentar.

"Kita bisa tahu cara memecahkan suatu masalah setelah kita coba dan dapat feedback-nya, terus sembari kita ngobrol di warung-warung, dengan siswa, kepala sekolah, hingga Kemendikbud," kata dia saat itu. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perjalanan Karier Belva Devara, CEO Ruangguru yang Mundur dari Stafsus Presiden".

Sumber: Kompas.com
Tags:
Belva DevaraRuang GuruStaf Khusus Presiden
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved