Breaking News:

Virus Corona

Yuli Meninggal seusai 2 Hari Tak Makan karena Dampak Corona, Camat Serang Buka Suara soal Bantuan

Camat Serang TB Yassin mengakui keluarga Yuli belum terdaftar sebagai penerima bantuan terdampak Covid-19 di tengah kondisinya yang miris.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube KompasTV
Yuli (43) warga Serang yang sempat viral karena curhat kondisinya tak makan 2 hari setelah pandemi Covid-19 melanda, kini telah meninggal. 

TRIBUNWOW.COM - Yuli, ibu empat anak asal Kota Serang, Banten telah meninggal setelah curhatnya mengenai kondisi kehidupannya pasca pandemi Virus Corona (Covid-19) menuai perhatian publik.

Ia dikabarkan menghembuskan napas terakhirnya pada Senin (20/4/2020).

Camat Serang TB. Yassin mengakui Yuli, dan keluarganya belum terdaftar sebagai pihak penerima bantuan warga terdampak Covid-19.

Camat Serang TB Yassin mengakui keluarga Yuli belum terdaftar sebagai penerima bantuan terdampak Covid-19 di tengah kondisinya yang miris, Selasa (21/4/2020).
Camat Serang TB Yassin mengakui keluarga Yuli belum terdaftar sebagai penerima bantuan terdampak Covid-19 di tengah kondisinya yang miris, Selasa (21/4/2020). (YouTube Official iNews)

Dikutip dari YouTube Official iNews, Selasa (21/4/2020), awalnya Yassin menceritakan bagaimana nasib keempat anaknya kini, dimana salah satunya masih belum genap berumur satu tahun.

Yassin mengatakan kini anak-anak Yuli diurus oleh kakek, dan neneknya.

"Sementara anak sama neneknya, kakeknya, karena nenek, dan kakeknya tidak jauh dari rumah tinggal Ibu Yuli," papar Yassin.

Kini, Yassin terus mengirimkan bantuan untuk keluarga Yuli.

"Kita berupaya terus melakukan bantuan kepada pihak keluarga," ujarnya.

Sempat Tak Makan 2 Hari karena Corona, Yuli Kini Meninggal, Pemkot Serang: Jangan Saling Menyalahkan

Janjikan Pekerjaan Baru

Yassin juga berencana memberikan Kholid, suami Yuli pekerjaan baru.

Lantaran pekerjaan Kholid sebagai pemulung, kini sudah tak bisa lagi diharapkan sebagai sumber penghasilan di tengah pandemi Covid-19.

"Akan kami arahkan pekerjaan sesuai dengan profesinya," kata Yassin.

"Kalau Pak Kholid ini profesinya sebagai buruh harian lepas, nanti dinas tenaga kerja akan memberikan arahan atau memfasilitasi kepada Saudara Kholid untuk pekerjaan sesuai dengan profesinya," sambungnya.

Yassin berharap dengan adanya pekerjaan baru, nasib empat anak almarhumah Yuli dapat terjamin.

"Sehingga ke depan, empat anak yang ditinggalkan almarhumah ini mudah-mudahan bisa terpenuhi dengan profesi pekerjaan suaminya Ibu Yuli," terangnya.

Belum Terdaftar Penerima Bantuan

Yassin lalu mengakui bahwa Yuli belum terdaftar sebagai warga terdampak Covid-19 yang berhak menerima bantuan.

"Betul jadi dari awal belum terdaftar oleh pihak kelurahan," katanya.

Yassin lalu menjelaskan alur pendataan warga terdampak Covid-19, mulai dari jenjang, RT, RW, kelurahan, hingga baru ke kecamatan.

Berkaca dari hal tersebut, Yassin mengatakan kini pendataan masih dilakukan.

"Kalau pendataan sedang kita lakukan, dan ini sudah masuk ke dinas sosial," kata Yassin.

"Dengan adanya dampak Covid-19 ini anjuran Pemerintah Kota Serang ini agar RT, dan RW, Lurah, dan Camat mendata kepada warga masyarakat yang terdampak Covid Corona," tandasnya.

Cerita Wanita Relawan Sopir Ambulans untuk Virus Corona, 12 Jam Kenakan APD Keliling Jabodetabek

Simak videonya mulai menit awal: 

Viral Curhat Yuli Tak Makan 2 Hari

Sebelumnya, Yuli telah bercerita tentang bagaimana kehidupannya, dan keluarganya di tengah pandemi Covid-19.

Bergantung dari penghasilan suami yang berprofesi sebagai pemulung, Yuli, dan keluarganya bahkan sempat tidak makan selama dua hari.

Saking laparnya Ia mengakui hanya makan apa yang bisa dimakan.

Satu keluarga di Banten yang terdampak Virus Corona mengaku telah dua hari tidak makan karena tidak ada penghasilan
Satu keluarga di Banten yang terdampak Virus Corona mengaku telah dua hari tidak makan karena tidak ada penghasilan (kanal YouTube KompasTV)

 

 Ketua RT di Tangerang Bingung soal Terbatasnya Bantuan Corona: Belum Cair Saja Sudah Jadi Beban Hati

Pada acara iNews Sore Minggu (19/4/2020), awalnya Yuli bercerita mengapa dirinya bisa tak makan hingga dua hari.

Ia bercerita bagaimana sebelum pandemi Covid-19 menyerang, suaminya yang bekerja sebagai pemulung dapat mengumpulkan hingga Rp 50 ribu sehari.

Begitupula dengan anaknya yang pertama.

Ibu empat anak tersebut mengatakan setelah pandemi Covid-19 menyebar, suaminya hanya bisa mendapatkan Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu dalam sehari.

Karena kondisi Covid-19, Yuli becerita suaminya kini sulit menjual rongsokan.

"Sekarang ini mau jual rongsok juga sulit karena lapak-lapak semua sudah pada tutup," kata Yuli.

Yuli menceritakan dengan jumlah uang Rp 25 ribu, dirinya hanya membeli apapun yang bisa dibeli, seperti mie instan, dan makan apa saja yang bisa diperoleh.

"Kadang-kadang mie instan, kalau pengen makan nasi ya pakai beras tapi makan apa saja yang ada," kata dia.

"Istilahnya ada garam, ya garam," lanjutnya.

Dengan dana yang sangat terbatas, Yuli berusaha mencukupi kebutuhan mereka agar keluarganya tetap dapat makan.

Di tengah kondisinya yang serba kesulitan, Yuli masih peduli dengan kondisi di sekitarnya.

Ia menyadari banyak orang yang memiliki nasib serupa dengannya.

Maka dari itu ia memutuskan untuk tidak menunjukkan kesulitannya kepada orang-orang di sekitarnya.

"Bukan kita saja, orang lain juga banyak," kata Yuli.

"Saya tidak mau orang tahu," tambahnya.

Yuli adalah satu dari sekian banyak warga miskin di Indonesia yang kehidupan sehari-harinya terdampak pandemi Covid-19, Senin (20/4/2020).
Yuli adalah satu dari sekian banyak warga miskin di Indonesia yang kehidupan sehari-harinya terdampak pandemi Covid-19, Senin (20/4/2020). (YouTube Official iNews)

Yuli bercerita anak-anaknya hanya bisa menangis menahan rasa lapar ketika tidak ada makanan yang tersedia.

Anaknya yang masih berusia tujuh bulan bahkan jatuh sakit, dan harus dilarikan ke Puskesmas.

"Nangis saja, kebetulan sekarang lagi sakit, barusan kemarin ke puskesmas," kata Yuli.

Kemudian Yuli mulai menangis saat menceritakan dirinya kini telah mendapat banyak bantuan dari para dermawan.

Seusai kondisi kehidupan dirinya menjadi viral, kini ia telah banyak mendapat bantuan dari masyarakat.

Mulai dari beras, telur, mie instan, minyak goreng, hingga kecap.

"Alhamdulillah banyak yang membantu, saya sama keluarga sudah makan," kata Yuli.

Saat ditanyakan oleh presenter soal harapannya apa, ia ingin orang-orang yang memiliki nasib serupa dengannya mendapat bantuan.

"Masih banyak keluarga yang tidak punya, apalagi dalam keadaan begini (pandemi Covid-19)," tutur Yuli.

Yuli bercerita para dermawan juga memberikan uang tunai kepadanya untuk keperluan anak terakhirnya yang umurnya belum menginjak satu tahun.

Terakhir Yuli berharap apabila ada bantuan lagi, ia ingin bantuan dialokasikan untuk keperluan anak-anaknya dalam menempuh pendidikan di bangku sekolah.

 Blak-blakan di Depan Bupati Tangerang, Ketua RT Dilema soal Bantuan: Kami Lebih Tahu Keadaan Mereka

Simak videonya mula menit awal: 

 

(TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaSerangBantenViral
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved