Virus Corona
IDI Jelaskan 3 Faktor Penyebab Beda Data Virus Corona di Indonesia: Ada Contoh Nyata
Ketua BHP2A IDI, dr. Nazar memberikan penjelasan alasan terjadinya perbedaan data Virus Corona di Indonesia.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Ketua Biro Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota Ikatan Dokter Indonesia BHP2A IDI, dr. Nazar memberikan penjelasan alasan terjadinya perbedaan data Virus Corona di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, dr. Nazar menyebut setidaknya ada tiga kemungkinan yang menjadi penyebabnya.
Dr. Nazar mengatakan kemungkinan pertama adalah karena dipengaruhi oleh perbedaan waktu dalam penginputan data.

• UPDATE Virus Corona di Indonesia 21 April 2020: 7135 Kasus Positif, 616 Meninggal, 842 Sembuh
Hal tersebut terjadi karena misalnya ada kasus baru Virus Corona yang didapati oleh daerah, sedangkan sebelumnya, data per hari itu sudah dikirim ke pemerintah pusat.
Dengan kasus seperti itu, tentunya penginputan ke pemerintah pusat dilakukan pada hari selanjutnya.
Hal ini disampaikan dr. Nazar dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang tayang di Youtube Talk Show tvOne, Selasa (21/4/2020).
"Pertama, itu kan ada perbedaan kurun waktu, itu dulu," ujar dr. Nazar.
Sedangkan faktor kedua adalah berkaitan dengan pasien kasus Covid-19 yang meninggal dunia.
Dr. Nazar menjelaskan tidak semua pasien kasus Virus Corona yang meninggal sudah dinyatakan positif Covid-19.
Karena pada kenyataannya, pasien meninggal masih banyak yang menunggu hasil pemeriksaan VCR yang dirasa saat ini masih lamban.
Dengan begitu, maka harus menunggu hasilnya terlebih dahulu, ketika positif, maka baru bisa masuk dalam penginputan data di pemerintah pusat.
"Kemudian perbedaan dalam hal ini yang meninggal itu belum seluruhnya yang terkonfirmasi Covid-19," sambungnya.
"Nah kami juga belum tahu persis yang dikemukakan oleh kawan-kawan di gugus tugas itu apakah itu yang meninggal yang telah terkonfirmasi Covid, atau termasuk juga penderita yang memang jelas-jelas riwayatnya gejala dan segala macam plus penyakit penyertanya, tapi belum keluar hasil laboratorium dengan jelas," jelasnya.
• Jokowi Keluarkan Larangan Mudik, Menhub Luhut Jelaskan Detailnya: Berlaku Efektif Mulai 24 April
Kemudian faktor selanjutnya adalah PDP yang memang belum dilakukan pengetesan, namun sudah meninggal.
Dengan begitu, kasus tersebut tidak masuk dalam penginputan data di pemerintah pusat.
"Yang ketiga juga ada PDP yang belum dilakukan laboratorium asesmen dengan lengkap sudah meninggal," ungkapnya.
Lebih lanjut, dr. Nazar juga memberikan sedikit contoh nyata dari rekan sejawatnya yang meninggal akibat Virus Corona.
Namun sampai meninggal, belum diketahui apakah positif atau negatif Covid-19.
"Nah, ada contoh nyata dari sejawat kami," kata dr. Nazar.
"Yaitu beliau almarhum ini sampai meninggalnya belum keluar hasil swabnya."
"Nah ini dalam satu kluster, dalam satu kota atau di satu rumah sakit apabila konfirmasi ini belum jelas, pasti secara regional akan berbeda angka, baik angka kematian, angka kesakitan atau angka kesembuhan, kemudian secara nasional apalagi," pungkasnya.
• Larang Semua Masyarakat Mudik, Jokowi Singgung Hasil Survei: 24 Persen Angka yang Sangat Besar
Simak videonya sejak menit awal
Dianggap Terus Menutupi Data soal Corona, Jokowi Minta Semua Jajarannya Terbuka
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak terbuka dalam menangani Virus Corona.
Jokowi tidak ingin ada yang ditutup-tutupi oleh jajarannya perihal Virus Corona.
Hal itu menyusul banyaknya anggapan yang menyebut pemerintah seakan-akan menutupi dan tidak transparan.
Mulai dari data pasien Virus Corona, hingga dana yang dikeluarkan untuk wabah tersebut.

Sebelumnya hal ini sudah ditindak lanjuti oleh Juru Bicara Pemerintah penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto.
Pada setiap kesempatannya saat memaparkan update jumlah Virus Corona, Yurianto sudah menjelaskan lebih rinci, termasuk mengungkapkan jumlah orang yang diperiksa.
• Bahas Potensi Kriminal dan Teroris di Tengah Corona, Deputi Kominfo BIN: Sudah Dilakukan Antisipasi
"Komunikasi yang terbuka, sistem data dan informasi yang terbuka kepada semua pihak, jangan ada yang mengangap-anggap lagi kita ini menutup-nutupi," ujar Jokowi.
Terlepas dari tudingan miring tersebut, Jokowi memastikan jika pemerintah tdak pernah ada niatan untuk menutupi permasalahan yang ada, khususnya di sini soal penanganan Virus Corona.
Dirinya menegaskan pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk terus menginformasikan perkembangan yang terjadi.
"Tidak ada sejak awal kita ingin menutup-nutupi masalah yang ada," pungkasya.
Simak videonya:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)