Breaking News:

Virus Corona

Soroti Arus Mudik, Ahli Prediksi Gelombang Kedua Corona Terjadi 6 Bulan ke Depan, Bakal Lebih Parah?

Ahli Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Universitas Indonesia (UI), Hasbullah Thabrani mengungkap peluang terburuk soal wabah Virus Corona.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
YouTube Official iNews
Ahli Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Universitas Indonesia (UI), Hasbullah Thabrani dalam kanal YouTube Official iNews, Minggu (19/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Ahli Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Universitas Indonesia (UI), Hasbullah Thabrani mengungkap peluang terburuk soal wabah Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Hasbullah mengatakan ada kemungkinan terjadi gelombang kedua wabah Virus Corona pada enam bulan ke depan.

Menurut dia, hal itu bakal terjadi jika masyarakat tak mau disiplin menaati aturan pemerintah untuk menanagani Virus Corona.

Lantas, jika gelombang kedua Virus Corona benar-benar terjadi, apakah menimbulkan kondisi yang lebih buruk?

Ilustrasi penanganan wabah Virus Corona
Ilustrasi penanganan wabah Virus Corona (KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA)

Tak Setuju Kriminalitas Meningkat di Tengah Corona, Kriminolog UI Sebut Sebaliknya, Ini Alasannya

Ramadan di Tengah Virus Corona, MUI Imbau Masyarakat Lebih Dinamis: Secara Syari Bisa Berubah

Melalui tayangan YouTube Official iNews, Minggu (19/4/2020), Hasbullah meprediksikan wabah Virus Corona masih akan berlangsung hingga awal Juni 2020 mendatang.

"Wah itu memang bagian yang sulit karena kalau kita lihat beberapa skenario dari Satgas, dan dari beberapa ahli itu tampaknya masih bisa berlangsung sampai dengan awal Juni (2020)," kata Hasbullah.

Ia mengatakan, wabah Virus Corona akan terus berlangsung selama masyarakat tak mau patuh menaati imbauan pemerintah.

Terutama mendekati Ramadan, Hasbullah berharap warga tak mudik ke kampung halaman.

"Iya, itu bisa jadi karena karena masyarakat tidak disiplin, ada pulang kampung banyak pada Idul Fitri ini bagian yang mengkhawatirkan," terang Hasbullah.

Ia menjelaskan, wabah Virus Corona akan semakin parah jika masyarakat tetap nekat mudik ke kampung halaman.

"Di situlah terjadi penyebaran yang luar biasa cepat, mudah-mudahan masyarakat kita bisa memahami sehingga hal itu tidak terjadi," ujarnya.

"Itu yang mengkhawatirkan."

Anggap Warga Entengkan Corona, Ketua IDI Soroti Data Korban Covid-19: Saya Tidak Bilang Angin Surga

Melanjutkan penjelasannya, Hasbullah lantas mengungkap prediksinya soal gelombang kedua wabah Virus Corona.

Meskipun tak ada siapapun yang mengharap hal itu terjadi, Hasbullah memprediksi gelombang kedua wabah Virus Corona akan terjadi enam bulan ke depan jika warga tak mau menaati aturan.

"Saya sih berharap tidak terjadi ya, tapi kalaupun tidak terjadi ya," kata Hasbullah.

"Tapi kalau terjadi itu bisa jadi kalau lihat pengalaman di masa lalu kurvanya bisa tiga sampai enam bulan kemudian bisa timbul lagi."

Terkait hal itu, Hasbullah menuturkan bahwa gelombang kedua Virus Corona tak akan menimbulkan kondisi yang lebih parah.

"Biasanya gelombang kedua lebih sedikit karena sebagian besar orang yang terkena virus sudah cukup kekebalan dalam tubuhnya," jelas Hasbullah.

"Sehingga tinggal sedikit yang masih belum terkena."

Karena itu, Hasbullah mengimbau semua warga untuk tertib dan menjaga diri agar terhindar dan tidak menularkan Virus Corona.

"Tapi mudah-mudahan itu belum terjadi kalau kita disiplin semua menjaga dan memelihara diri jangan sampai menularkan," tukasnya.

Simak video berikut ini menit ke-2.30: 

Warga Entengkan Virus Corona

Pada kesempatan lain sebelumnya Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih menilai banyak masyarakat yang belum serius menaati aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dilansir TribunWow.com, menurut Daeng hal itu terbukti dari padatnya lalu lintas di tengah aturan PSBB.

Terkait hal itu, Daeng pun menyinggung soal minimnya tes yang dilakukan pemerintah terhadap warga yang diduga terkena Virus Corona.

Melalui tayangan Official iNews, Minggu (19/4/2020), Daeng mulanya mengimbau masyarakat tak menganggap enteng soal wabah Virus Corona.

 UPDATE Virus Corona di Asia Tenggara Hari Ini Senin 20 April, Angka Kematian di Indonesia Tertinggi

Daeng mengungkapkan, padatnya lalu lintas menunjukkan masyarakat yang tak peduli pada PSBB.

"Sebenarnya masyarakat tidak boleh menganggap enteng penyakit ini," jelas Daeng.

"Ini PSBB diterapkan tapi kelihatannya masyarakat tidak terlalu perhatian, jalan-jalan masih penuh kemudian transportasi umum, kereta, busway itu masih berjubel."

Daeng pun menyinggung soal peningkatan jumlah korban Virus Corona di Indonesia.

Menurutnya, data yang disampaikan pemerintah sama sekali tak menggambarkan total korban Virus Corona.

"Masyarakat harus tahu bahwa sebenarnya tingkat peningkatan luar biasa tinggi," terangnya.

"Meskipun sekarang tingkat penemuan kasus yang positif maupun penemuan yang meninggal positif itu masih di angka 6 ribu dan yang mati di angka 500."

 Jokowi soal Tudingan Data Corona: Tidak Ada sejak Awal Kita Ingin Menutupi Masalah

Sehingga, Daeng mengimbau pemerintah segera mempercepat tes sebelum penyebaran Virus Corona semakin meluas.

Menurut dia, pemerintah juga harus sesegera mungkin memeriksa ratusan ribu orang dalam pemantauan (ODP).

"Itu belum menggambarkan keseluruhan, karena target yang harus diperiksa itu masih banyak, 178 ribu ODP itu harus diperiksa," ungkap Daeng.

"Dan itu harus dipercepat, saya khawatir kalau sudah dipercepat akan muncul angka yang lebih besar."

Lebih lanjut, Daeng menyebut banyak pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona yang dinyatakan tewas.

Karena itu, ia menganggap data Virus Corona yang secara rutin disampaikan pemerintah itu tak bisa dijadikan patokan.

"Termasuk angka kematian juga akan muncul yang lebih besar karena kematian PDP yang belum terperiksa itu juga besar, menurut data BNPB di atas 1000," ucapnya.

"Saya tidak mengatakan angin surga ya, ini masih kapasitas kita melakukan pemeriksaan." (TribunWow.com)

Tags:
Virus CoronaCovid-19PSBB
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved