Breaking News:

Virus Corona

Sebut Warga Hanya Basa-basi Taati Aturan PSBB, Ahli Soroti soal Puncak Corona: Waduh Mengerikan Juga

Ahli Kesehatan Masyarakat (Kesmas) UI, Hasbullah Thabrani menganggap pembatasan sosial berskala besar (PSBB) belum dilaksanakan maksimal.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
YouTube Official iNews
Ahli Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Universitas Indonesia (UI), Hasbullah Thabrani dalam tayangan YouTube Official iNews, Minggu (19/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Ahli Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Universitas Indonesia (UI), Hasbullah Thabrani menganggap pembatasan sosial berskala besar (PSBB) belum dilaksanakan maksimal.

Dilansir TribunWow.com, Hasbullah mengaku banyak warga yang masih melanggar aturan PSBB, satu di antaranya terbukti dengan masih padatnya lalu lintas Ibu Kota.

Bahkan menurutnya, banyak warga yang hanya basa-basi memakai masker hanya karena takut ditangkap polisi.

Hal itu disampaikan Hasbullah melalui tayangan YouTube Official iNews, Minggu (19/4/2020).

Ilustrasi suasana di Jepang - Orang-orang yang mengenakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap Coronavirus COVID-19 di jalan distrik perbelanjaan Ameya-Yokocho, yang terletak di sebelah Stasiun Ueno, di Tokyo pada 11 April 2020. Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pada 10 April bahwa pemerintah metropolitan akan meminta banyak bisnis, termasuk klub malam, ruang karaoke, dan ruang pinball pachinko untuk menangguhkan operasi mulai 11 April karena keadaan darurat terkait epidemi Coronavirus.
Ilustrasi suasana di Jepang - Orang-orang yang mengenakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap Coronavirus COVID-19 di jalan distrik perbelanjaan Ameya-Yokocho, yang terletak di sebelah Stasiun Ueno, di Tokyo pada 11 April 2020.  (Kazuhiro NOGI / AFP)

 

Menkumham Yasonna Laoly Sebut Angka Napi Asimilasi Corona yang Kembali Berulah Sangat Rendah

Tak Setuju Kriminalitas Meningkat di Tengah Corona, Kriminolog UI Sebut Sebaliknya, Ini Alasannya

"Kalau saya lihat tren perkembangannya hari ini (korbannya) masih nambah 300-an," ucap Hasbullah.

"Jadi tambahnya kita belum sampai puncak."

"Dan bagaimana sampai ke puncak atau tidak, ini sangat tergantung dari disiplin masyarakat kita."

Dirinya kemudian menyinggung soal tingkat kedisiplinan warga terhadap perautan PSBB.

Ia menyebut kedisiplinan warga saat PSBB sudah ada pada level mengerikan.

Hasbullah pun menyoroti soal ramainya lalu lintas di tengah wabah Virus Corona.

"Kalau PSBB tidak dilakukan dengan disiplin, tadi saya ikuti tayangan di tv, waduh mengerikan juga itu," jelas Hasbullah.

"Masih banyak yang di Jatinegara, di jalanan juga banyak orang belum mengikuti."

5 Petugas Positif Virus Corona, 2 Puskesmas di Kabupaten Bekasi Ditutup Sementara Selama 14 Hari

Lantas, ia menilai banyak warga yang mematuhi aturan hanya untuk menghindari teguran pihak kepolisian.

"Yang sudah mengikuti pun pakai masker atau jaga jarak tapi belum optimal karena banyak yang sekedar basa-basi atau takut ditangkap polisi atau ditegur," terangnya.

"Ini bagian tantangan besar kita."

Lebih lanjut, ia bahkan menyinggung peluang adanya puncak baru wabah Virus Corona.

Menurut Hasbullah, hal itu bakal terjadi jika PSBB hanya dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.

"Kemudian kalau kita melakukan PSBB ini waktunya sangat singkat, kemudian bisa menurunkan kasusnya dengan jumlah yang menurun di satu daerah," ujar dia.

"Bukan tidak mungkin setelah satu dua bulan tumbuh kasus baru ada puncak baru."

Terkait hal itu, Hasbullah lantas menyoroti peluang kekhawatiran dunia soal peluang adanya kenaikan kasus Virus Corona di China.

Padahal, diketahui kini China justru sudah mengalami perbaikan setelah menjadi negara pertama yang dilanda wabah Virus Corona.

"Sekarang pun di dunia lagi waswas jangan-jangan di China ada kenaikan lagi," tukasnya.

Anggap Warga Entengkan Corona, Ketua IDI Soroti Data Korban Covid-19: Saya Tidak Bilang Angin Surga

Simak video berikut ini dari menit awal:

 

Warga Entengkan Virus Corona

Pada kesempatan lain sebelumnya Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih menilai banyak masyarakat yang belum serius menaati aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dilansir TribunWow.com, menurut Daeng hal itu terbukti dari padatnya lalu lintas di tengah aturan PSBB.

Terkait hal itu, Daeng pun menyinggung soal minimnya tes yang dilakukan pemerintah terhadap warga yang diduga terkena Virus Corona.

Melalui tayangan Official iNews, Minggu (19/4/2020), Daeng mulanya mengimbau masyarakat tak menganggap enteng soal wabah Virus Corona.

 UPDATE Virus Corona di Asia Tenggara Hari Ini Senin 20 April, Angka Kematian di Indonesia Tertinggi

Daeng mengungkapkan, padatnya lalu lintas menunjukkan masyarakat yang tak peduli pada PSBB.

"Sebenarnya masyarakat tidak boleh menganggap enteng penyakit ini," jelas Daeng.

"Ini PSBB diterapkan tapi kelihatannya masyarakat tidak terlalu perhatian, jalan-jalan masih penuh kemudian transportasi umum, kereta, busway itu masih berjubel."

Daeng pun menyinggung soal peningkatan jumlah korban Virus Corona di Indonesia.

Menurutnya, data yang disampaikan pemerintah sama sekali tak menggambarkan total korban Virus Corona.

"Masyarakat harus tahu bahwa sebenarnya tingkat peningkatan luar biasa tinggi," terangnya.

"Meskipun sekarang tingkat penemuan kasus yang positif maupun penemuan yang meninggal positif itu masih di angka 6 ribu dan yang mati di angka 500."

 Jokowi soal Tudingan Data Corona: Tidak Ada sejak Awal Kita Ingin Menutupi Masalah

Sehingga, Daeng mengimbau pemerintah segera mempercepat tes sebelum penyebaran Virus Corona semakin meluas.

Menurut dia, pemerintah juga harus sesegera mungkin memeriksa ratusan ribu orang dalam pemantauan (ODP).

"Itu belum menggambarkan keseluruhan, karena target yang harus diperiksa itu masih banyak, 178 ribu ODP itu harus diperiksa," ungkap Daeng.

"Dan itu harus dipercepat, saya khawatir kalau sudah dipercepat akan muncul angka yang lebih besar."

Lebih lanjut, Daeng menyebut banyak pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona yang dinyatakan tewas.

Karena itu, ia menganggap data Virus Corona yang secara rutin disampaikan pemerintah itu tak bisa dijadikan patokan.

"Termasuk angka kematian juga akan muncul yang lebih besar karena kematian PDP yang belum terperiksa itu juga besar, menurut data BNPB di atas 1000," ucapnya.

"Saya tidak mengatakan angin surga ya, ini masih kapasitas kita melakukan pemeriksaan." (TribunWow.com)

BACA JUGA: Sebut Warga Hanya Basa-basi Taati Aturan PSBB, Ahli Soroti soal Puncak Corona: Waduh Mengerikan Juga

Tags:
Virus Coronapembatasan sosial berskala besar (PSBB)Covid-19Universitas Indonesia (UI)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved