Breaking News:

Virus Corona

Serukan Solidaritas di Tengah Pandemi Covid-19, Jokowi: Obat Corona Belum Ada, Temukan Solusi Lokal

Presiden Joko Widodo menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan solidaritas untuk melawan pandemi Virus Corona.

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Ananda Putri Octaviani
YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), masyarakat Indonesia untuk terus bergotong royong melawan pandemi Virus Corona. 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus bergotong royong melawan pandemi Virus Corona.

Seruan tersebut Jokowi sampaikan melalui pesan yang diunggah di kanal YouTube Sekertariat Presiden, Sabu (18/4/2020).

Pada kesempatan menyapa masyarakatnya tersebut, Presiden Jokowi tak jengah menggaungkan seruan pada masyarakat untuk selalu disiplin dalam mencegah penularan Virus Corona.

Presiden Joko Widodo menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus bergotong royong melawan pandemi Virus Corona.
Presiden Joko Widodo menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus bergotong royong melawan pandemi Virus Corona. (kanal YouTube Sekertariat Negara)

 

Kata Sandiaga Uno soal Stafsus Milenial Jokowi: Saya Yakin Niatnya Mungkin Baik, tapi Ada Standarnya

Orang nomor satu di Indonesia itu tak menampik dan dengan tegas mengakui bahwa wabah yang tengah melanda negeri ini memang belum ada obatnya.

Akan tetapi penyebarannya masih bisa dicegah apabila masyarakat tetap disiplin untuk menghindari kerumunan dan terus menjaga jarak.

"Saat ini obat ampuh untuk melawan Virus Corona Belum ada, tapi penyebaran Corona dapat dicegah dengan kedisiplinan yang kuat," ujar Presiden Jokowi.

"Mulai dari disiplin menggunakan masker, menjaga jarak, hindari kerumunan, dan ini harus dilakukan secara bersama-sama dan terus menurus."

Lebih lanjut, Jokowi tidak lupa menyampaikan agar masyarakat tetap bekerja, belajar dan beribadah di rumah saja.

Tampak optimis, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga menyinggung masyarakatnya yang masih peduli antar sesama.

Jokowi mengimbau agar masyarakat terus meningkatkan sifat gotong-royong dan peduli anatar sesama.

Hal itu tidak lain adalah agar perekonomian tetap bergerak di tengah kondisi yang sedang krisis seperti saat ini.

Menurutnya sangat perlu untuk memamerkan gerakan-gerakan saling membantu agar masyarakat yang lain juga turut melakukan aksi serupa dan memastikan bangsa ini masih ada harapan.

Kata Sandiaga Uno soal Stafsus Milenial Jokowi: Saya Yakin Niatnya Mungkin Baik, tapi Ada Standarnya

Jokowi Minta Buka-bukaan Data Virus Corona, Pakar Singgung Tingginya Angka Perokok di Indonesia

"Saya juga melihat kepedulian warga yang tumbuh di tengah kesulitan ini, tidak saja peduli mengatasi pandemi Corona, namun juga kepedulian agar roda ekonomi masyarakat agar tetap bergerak dan berputar."

"Kegotongroyongan harus terus kita gaungkan, kepedulian warga juga terjadi di bidang ekonomi, banyak yang membantu tetangganya dengan membeli produk yang dijualnya."

"Gerakan-gerakan saling bantu harus diangkat, dimunculkan ke permukaan, bukan untuk disombongkan tapi untuk menjaga harapan," tegas Jokowi.

Menurutnya gerakan-gerakan gotong-royong tersebut bisa menjadi penegas sifat dan kebesaran bangsa.

Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak menjadi individualis dalam kondisi seperti ini.

Menurutnya solidaritas dan gotong royong merupakan solusi lokal di tengah bangsa yang didera berbagai krisis seperti saat ini.

"Aksi-aksi solidaritas ini adalah penegas sifat dan kebesaran bangsa Indonesia yakni bangsa gotong royong, bangsa pejuang, yang selalu menemukan kekuatan dan solusi lokal di tengah berbagai krisis."

"Kita tunjukkan bahwa dalam kondisi di rumah saja, kita tidak menjadi semakin individualis," tegasnya.

Jokowi Minta Data Virus Corona Dibuka Seluas-luasnya, Istana: Kita Harus Akui Ada Keterbatasan

Simak videonya mulai dari awal:

Jokowi Minta Data Virus Corona Dibuka Seluas-luasnya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini meminta agar pihak terkait secara buka-bukaan membuka data Virus Corona.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Brian Sriprahastuti menjelaskan bahwa sebenarnya Jokowi sudah sering membahas soal keterbukaan data.

Namun, Brian Sriprahastuti mengakui adanya kendala dalam masalah keterbukaan data.

 Data Covid-19 Direvisi, Jumlah Korban Meninggal akibat Corona di Wuhan Naik 50 Persen Jadi 3.869

"Ya sebetulnya masalah transparansi data dan integrasi data juga itu sudah apa namanya menjadi isu yang setiap saat kita angkat disampaikan Bapak Presiden setiap saat."

"Tetapi memang kita harus akui ada keterbatasan selama sejak ada kasus pertama hingga bulan-bulan ini kan kita masih mengalami kendala," ujar Brian seperti dikutip TribunWow.com dari Kompas TV pada Jumat (17/4/2020).

Namun, kendala yang dimaksud bukan karena kesengajaan.

Melainkan adanya keterbatasan laboratorium tes Virus Corona.

Sehingga, pemerintah harus menunggu lebih lama hasil tes yang didapatkan.

"Nah kendala utama ini sebetulnya bukan masalah transparansi datanya, kendala utama yang kita hadapi adalah masalah bahwa untuk menyampaikan kasus yang ada itu kan harus dikonfirmasi secara laboratorium."

"Dan laboratorium itu saat pada awal itu hanya terbatas ada di beberapa tempat saja," ujar dia.

 Hari Ini Kota Palembang Resmi Berstatus Zona Merah Virus Corona, 54 Orang Positif Covid-19

Akan tetapi kini Indonesia lebih banyak memiliki laboratorium Virus Corona.

Semakin banyak laboratorium Virus Corona semakin banyak pula data yang bisa disampaikan pemerintah.

Tak hanya itu, kini laboratorium Covid-19 tersebut juga sudah tersedia di daerah-daerah.

"Ada di Jakarta dan sekarang perkembangannya kan sudah berubah ada 32 laboratorium yang sudah tersebar di beberapa daerah yang sudah mampu melakukan konfirmasi diagnostik secara positif."

"Jadi diagnostik laboratorium juga sudah bisa dilakukan di daerah," jelas Brian. (TribunWow.com/Rilo/Gipty)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaCovid-19Jokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved