Virus Corona
Media Asing Soroti Tenaga Medis Indonesia Lawan Corona dengan APD Tak Layak, Singgung Angka Kematian
Kesiapan tenaga medis Indonesia menghadapi pandemi Virus Corona (Covid-19) menjadi sorotan media asing.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kesiapan tenaga medis Indonesia menghadapi pandemi Virus Corona (Covid-19) menjadi sorotan media asing.
Seperti diketahui, Indonesia tengah berjuang melawan Virus Corona yang melanda hampir seluruh negara di dunia.
Dikutip TribunWow.com, Channel News Asia (CNA) menyoroti minimnya peralatan medis di Indonesia.

• Mengapa Tenaga Medis Masih Tertular Virus Corona meski Sudah Pakai APD Lengkap? Begini Penjelasannya
Sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Indonesia diketahui belum memiliki peralatan yang cukup untuk menghadapi wabah, termasuk alat pelindung diri (APD).
Pakaian khusus yang berfungsi melindungi tenaga medis saat menangani pasien tersebut seharusnya dilengkapi dengan kacamata pelindung, sarung tangan, penutup sepatu, dan masker.
Namun sejumlah rumah sakit yang tidak memiliki persediaan menggantikan APD dengan jas hujan.
Bahkan di beberapa tempat, APD digantikan dengan jas hujan yang berbahan seperti kresek.
CNA menyebutkan kondisi tersebut menunjukkan sistem kesehatan Indonesia belum siap menangani kasus Virus Corona yang terus melonjak.
Sebanyak 24 dokter diketahui telah meninggal dunia akibat kewalahan menangani pasien.
APD yang tidak layak memperparah kondisi tersebut.
Seorang dokter di Jakarta, Muhammad Farras Hadyan, mengonfirmasi hal ini.
Menurut dia, persediaan APD dan alat medis lainnya semakin menipis.
Beberapa rumah sakit juga bergantung pada donasi.
• Keprihatinan Erlina Burhan soal Bayi PDP di Sultra yang Tewas akibat Tak Ditangani, RS Tak Punya APD
Farras menuturkan beberapa rekan dokternya menggunakan uang pribadi untuk membeli APD yang layak pakai.
"Lainnya bergantung pada persediaan dari rumah sakit dan mereka harus menunggu," kata Muhammad Farras Hadyan, dikutip dari CNA, Kamis (16/4/2020).
Spesialis paru-paru senior, Handoko Gunawan, mengkhawatirkan kondisi para perawat yang menangani pasien Covid-19.
Sebelumnya ia sempat termasuk dalam daftar orang dalam pemantauan (ODP) sebelum dinyatakan negatif.
"Para tenaga medis yang masih muda ini memiliki suami atau istri dan anak-anak di rumah, tetapi mereka masih berani menghadapi tantangan," ucap Handoko Gunawan.
Ia khawatir dengan jumlah dokter yang meninggal dunia akibat terjangkit virus dari pasiennya.
Handoko Gunawan prihatin pandemi akan lebih sulit ditangani dengan banyaknya dokter berpengalaman yang telah meninggal.
Tingkat kematian pasien di Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia, yakni mencapai 459 nyawa per Jumat (17/4/2020) siang.
Tidak hanya itu, Indonesia juga termasuk satu dari negara yang sangat minimal mengadakan tes Virus Corona secara massal.
Sejauh ini tes massal hanya dilakukan terhadap 36 ribu orang dengan jumlah kasus lebih dari 5.000.
• Viral Video Warga Batam Pingsan Diduga karena Corona, Dijemput Petugas Pakai APD, Ternyata Kelaparan
Tenaga Medis yang Kenakan APD Tetap Dapat Tertular
Dilansir TribunWow.com, Dokter spesialis paru, Risky Akaputra memberikan penjelasan mengenai tenaga medis yang tertular Covid-19.
Dalam acara Sapa Indonesia Pagi di Youtube KompasTV, Risky Akaputra mengatakan jika kemungkinan tenaga medis untuk terpapar Virus Corona tetap masih ada.
Dirinya memastikan jika penularan Virus Corona kepada tenaga medis tidak terjadi saat menangani pasien.
Kemungkinannya justru berasal dari kegiatan lain.
"Memang ada beberapa tenaga medis yang terkena Virus Corona, mereka sudah melakukan pencegahan-pencegahan saat berhubungan dengan pasien," ujar Risky Akaputra.
"Tetapi mungkin ada beberapa hal yang sulit dihindari pada saat itu, karena membedakan area kotor dan area bersih itu juga sangat penting," jelasnya.

• Cerita Warga Minahasa Utara Tinggal di Hutan Hindari Virus Corona: Dirikan Tenda di Mobil Pickup
Kemudian peluang kedua yaitu terjadi di luar rumah sakit atau bukan saat menangani pasien Virus Corona.
Yaitu kemungkinan terpapar ketika dalam perjalanan dari atau menuju rumah.
"Poin kedua, mereka pada saat perjalanan pulang ke rumah juga diperhatikan, jadi beberapa tenaga medis yang terkena itu kita tracking perjalanannya ada beberapa memang justru mendapatkan dari luar," ungkap Risky Akaputra.
Menurutnya, setelah ada tim medis yang terpapar Virus Corona, dari pihak rumah sakit setempat akan melakukan tindakan pencegahan penyebarannya semakin luas.
Termasuk untuk mencegah penularan kepada tenaga medis lainnya.
"Untuk tata laksananya tetap sama, jika ada tenaga medis yang terkena jika keluhannya sedang dan berat itu akan kita lakukan perawatan di rumah sakit."
"Kemudian kita juga akan melakukan tracking dia berhubungan dengan siapa saja, supaya ini enggak akan menyebar lebih luas lagi," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Elfan Fajar)