Breaking News:

Virus Corona

Ahli Sebut Virus Corona Berpotensi Rusak Ginjal dan Jantung, Ini Hasil Laporannya

Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 menyebabkan inflamasi pada saluran pernapasan.

AFP/ANDREAS SOLARO
Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. Wabah Virus Corona di Italia Makin Parah, Orang Berusia 80 ke Atas akan Dibiarkan Mati jika Kondisinya Kritis 

TRIBUNWOW.COM - Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 menyebabkan inflamasi pada saluran pernapasan.

Virus tersebut meminimalisir asupan oksigen pada paru, sehingga organ tersebut perlahan-lahan kehilangan fungsinya.

Namun baru-baru ini, pihak medis dari berbagai negara melihat fakta baru bahwa virus tersebut juga menyebabkan inflamasi pada jantung.

Disetujui Menkes Terawan, Bandung Raya Resmi Berlakukan PSBB Mulai 22 April 2020

Selain juga penyakit ginjal akut, malfungsi saraf, gumpalan darah, kerusakan usus, dan masalah pada hati.

Fakta ini tentu memperparah kondisi para pasien Covid-19, dan membuat penyembuhannya tidak bisa terprediksi.

Efek Virus Corona terhadap organ lain ini disebabkan oleh badai sitokin, sebuah respons sistem imun yang balik menyerang tubuh kita.

Dokter dan ilmuwan mengatakan badai sitokin menyebabkan kerusakan organ yang cukup parah.

Alan Kliger, seorang ahli nefrologi (ginjal) dari Yale School of Medicine menyebutkan, hampir setengah dari jumlah pasien Covid-19 yang masuk rumah sakit memiliki gejala kerusakan pada ginjal.

Hal tersebut diketahui lewat tes darah dan urin.

Fakta yang lebih mengejutkan, Kliger menyebutkan bahwa 14-30 persen pasien perawatan intensif di New York dan Wuhan kehilangan fungsi ginjal dan membutuhkan perawatan dialisis (cuci darah).

Ruang-ruang perawatan intensif di rumah sakit New York mengobati kasus ginjal dengan jumlah yang sangat banyak.

Para petugas medis membutuhkan tenaga yang bisa melakukan dialisis.

“Jumlah pasien yang memiliki kasus ginjal sangat banyak, ini sangat mengejutkan. Saya rasa sangat memungkinkan virus itu menyerang sel-sel ginjal,” tutur Kliger seperti dikutip dari The Washington Post, Jumat (17/4/2020).

Data Covid-19 Direvisi, Jumlah Korban Meninggal akibat Corona di Wuhan Naik 50 Persen Jadi 3.869

Meski begitu, masih ada kemungkinan kerusakan organ disebabkan oleh hal lain.

Misalnya gangguan pernapasan, obat-obatan, demam tinggi, stres akibat perawatan di RS atau ICU, dan tentunya dampak dari badai sitokin.

Namun tetap saja, fakta yang ditemukan cukup meyakinkan.

Para peneliti di Wuhan yang melakukan otopsi terhadap jenazah pasien Covid-19 menemukan ada 26 kasus yang memiliki kerusakan parah pada ginjal.

Tujuh di antaranya memiliki partikel virus SARS-CoV-2 pada ginjal mereka.

Penelitian itu dimuat pada 9 April 2020 di jurnal medis Kidney International.

“Hal ini meningkatkan kecurigaan kami, bahwa kerusakan akut pada ginjal merupakan akibat langsung dari virus. Hal itulah yang terjadi pada wabah SARS pada 2002,” tutur Paul M Palevsky, ahli ginjal di University of Pittburgh School of Medicine.

Kerusakan pada jantung

Selain ginjal, dokter dan ilmuwan memiliki kecurigaan besar bahwa virus SARS-CoV-2 menimbulkan kerusakan pada jantung.

Petugas medis di China dan New York melaporkan banyak kasus myocarditis, yang disebabkan oleh inflamasi pada otot jantung. Ada pula kasus lain yaitu kelainan irama jantung yang berpotensi gagal jantung pada pasien Covid-19.

“Pasien tampak bisa melewati masalah pernapasan, namun tiba-tiba mereka dihadapkan dengan masalah jantung,” tutur Mitchell Elkind, ahli saraf dari Columbia University sekaligus anggot American Heart Association.

Terlebih lagi, pasien yang mengalami masalah pada jantung tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa masalah jantung tersebut adalah efek langsung dari virus SARS-CoV-2.

Elkind menyebutkan penelitian yang dilakukan terhadap pasien Covid-19 di China membuktikan bahwa 40 persen menderita arrhythmia (kelainan irama denyut jantung).

Sementara itu, 20 persen pasien mengalami kerusakan jantung.

Pasien AZ yang Sempat Positif Corona Meninggal Dunia setelah Dinyatakan Sembuh 2 Hari Sebelumnya

Masalah pencernaan

Virus SARS-CoV-2 menginfeksi manusia dengan menempelkan diri pada reseptor sel bernama ACE2.

Sel ini banyak terdapat di saluran dan organ pernapasan.

Namun ada kemungkinan Virus Corona memasuki organ lain dengan cara yang sama.

Organ pencernaan misalnya, memiliki 100 kali lebih banyak reseptor ACE2 dibandingkan bagian tubuh lainnya.

“Jika dibentangkan, area permukaan yang memiliki ACE2 mungkin seluas lapangan tenis. Ini adalah area yang sangat rentan terhadap virus untuk menyerang dan menduplikasi diri,” tutur Brennan Spiegel, Wakil Pemimpin Redaksi untuk American Journal of Gastroenterology.

Oleh karena itu virus SARS-CoV-2 juga memiliki efek yang cukup kuat pada sistem pencernaan, menyebabkan diare, muntah-muntah, dan gejala lainnya.

Sebuah studi menyebutkan setengah pasien Covid-19 memiliki gejala masalah saluran pencernaan. Para dokter menyerukan tagar #NotJustCough (tidak hanya batuk) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hal ini.

Sebuah laporan juga menyebutkan virus ini mungkin menyerang organ hati.

Seorang wanita berusia 59 tahun di AS datang ke rumah sakit karena warna urin yang gelap, yang diketahui disebabkan oleh hepatitis parah.

Usai timbulnya gejala batuk, para dokter menghubungkan infeksi Covid-19 dengan kerusakan hati.

Spiegel menyebutkan, ia juga mendapat laporan-laporan lainnya setiap hari.

Sebuah laporan lainnya dari China menyebutkan 5 orang pasien Covid-19 mengalami hepatitis akibat virus tersebut.

Perawat RSUP Kariadi Semarang yang Positif Corona Meninggal Dunia, Warga Diminta Tak Tolak Pemakaman

Badai sitokin

Sejauh ini, para ilmuwan telah menemukan bahwa sistem imun yang berusaha keras menyerang Virus Corona menyebabkan badai sitokin dan menjadi penyebab utama kerusakan organ.

Pada beberapa pasien Covid-19 dengan kondisi parah, para dokter menemukan tingkat inflamasi sitokin yang tinggi bernama “interleukin-6” atau IL-6.

Badai sitokin bukanlah hal baru dalam penyakit medis.

Badai sitokin biasa menyerang orang dengan penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis atau pasien kanker yang menggunakan terapi imun.

Dalam kasus Covid-19, badai sitokin adalah penyebab utama pasien memasuki ruang perawatan intensif.

“Ketika sitokin Anda berada di luar kendali, hal buruk bisa terjadi,” tutur Jeffrey S Weber, Wakil Direktur Perlmutter Cancer Center di NYU Langone Medical Center.

Untuk mengobati badai sitokin, para dokter biasanya menggunakan obat-obatan anti IL-6 antara lain tocilizumab. Obat ini digunakan oleh pasien kanker yang mengalami badai sitokin akibat terapi imun. (Kompas.com/Sri Anindiati Nursastri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Laporan Terbaru, Virus Corona Juga Berpotensi Rusak Ginjal dan Jantung"

Sumber: Kompas.com
Tags:
Virus CoronaGinjalJantung
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved