Virus Corona
Ahli Sebut Virus Corona Berpotensi Rusak Ginjal dan Jantung, Ini Hasil Laporannya
Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 menyebabkan inflamasi pada saluran pernapasan.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 menyebabkan inflamasi pada saluran pernapasan.
Virus tersebut meminimalisir asupan oksigen pada paru, sehingga organ tersebut perlahan-lahan kehilangan fungsinya.
Namun baru-baru ini, pihak medis dari berbagai negara melihat fakta baru bahwa virus tersebut juga menyebabkan inflamasi pada jantung.
• Disetujui Menkes Terawan, Bandung Raya Resmi Berlakukan PSBB Mulai 22 April 2020
Selain juga penyakit ginjal akut, malfungsi saraf, gumpalan darah, kerusakan usus, dan masalah pada hati.
Fakta ini tentu memperparah kondisi para pasien Covid-19, dan membuat penyembuhannya tidak bisa terprediksi.
Efek Virus Corona terhadap organ lain ini disebabkan oleh badai sitokin, sebuah respons sistem imun yang balik menyerang tubuh kita.
Dokter dan ilmuwan mengatakan badai sitokin menyebabkan kerusakan organ yang cukup parah.
Alan Kliger, seorang ahli nefrologi (ginjal) dari Yale School of Medicine menyebutkan, hampir setengah dari jumlah pasien Covid-19 yang masuk rumah sakit memiliki gejala kerusakan pada ginjal.
Hal tersebut diketahui lewat tes darah dan urin.
Fakta yang lebih mengejutkan, Kliger menyebutkan bahwa 14-30 persen pasien perawatan intensif di New York dan Wuhan kehilangan fungsi ginjal dan membutuhkan perawatan dialisis (cuci darah).
Ruang-ruang perawatan intensif di rumah sakit New York mengobati kasus ginjal dengan jumlah yang sangat banyak.
Para petugas medis membutuhkan tenaga yang bisa melakukan dialisis.
“Jumlah pasien yang memiliki kasus ginjal sangat banyak, ini sangat mengejutkan. Saya rasa sangat memungkinkan virus itu menyerang sel-sel ginjal,” tutur Kliger seperti dikutip dari The Washington Post, Jumat (17/4/2020).
• Data Covid-19 Direvisi, Jumlah Korban Meninggal akibat Corona di Wuhan Naik 50 Persen Jadi 3.869
Meski begitu, masih ada kemungkinan kerusakan organ disebabkan oleh hal lain.
Misalnya gangguan pernapasan, obat-obatan, demam tinggi, stres akibat perawatan di RS atau ICU, dan tentunya dampak dari badai sitokin.