Virus Corona
Panik Tetangga Diisukan Meninggal karena Corona, Satu Keluarga di Minahasa Utara Kabur ke Hutan
Satu keluarga dari Desa Winetin, di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, mengungsi ke hutan untuk menghindari Virus Corona.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Satu keluarga dari Desa Winetin, di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, mengungsi ke hutan untuk menghindari Virus Corona.
Mereka mengungsi setelah tahu ada satu di antara tetangganya yang diisukan meninggal karena terinfeksi Covid-19.
Saat di hutan, keluarga tersebut tidur di tenda darurat yang dibuat dengan memasangkan terpal pada mobil pikap miliknya.
• Kaget dalam Sehari 46 Tenaga Medis Positif Covid-19, Ganjar Pranowo: Kemarin Dihubungi Ada 24 Orang
Mereka tinggal selama beberapa hari di hutan hingga akhirnya kembali ke rumah saat situasi sudah mereda.
Dilansir KompasTV, Jumat (17/4/2020), ayah dari keluarga tersebut, Elly Lasaheng, menuturkan kronologi kejadian hingga mereka akhirnya memutuskan untuk tinggal di hutan.
"Awalnya tanggal 1 (April), datang tim medis dari kecamatan," ujar Elly.
Ia yang saat itu baru pulang merasa kaget melihat petugas yang menggunakan pakaian APD lengkap.
Para petugas tersebut datang tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya, untuk mengambil sampel darah keluarga Elly.
"Ini ada petugas apa bungkus semua badan itu, langsung ambil darah."
"Selesai itu katanya tunggu hasil 14 hari," sambungnya.
• Kades Patoan Daja: Kalau Ada Jenazah Korban Virus Corona Ditolak Pemakamannya, Kirim ke Desa Kami
Selepas itu Elly kemudian mendengar kabar bahwa ada salah seorang tetangganya yang diduga terkena Virus Corona.
Pada Jumat (10/4/2020), tetangga yang hanya berjarak 10 meter dari rumah Elly tersebut dikabarkan meninggal, hal ini membuat panik warga desa tersebut.
Tak terkecuali keluarga Elly, yang akhirnya memutuskan untuk mengungsi, setelah ia mendapati suami dari korban yang meninggal itu pulang kembali ke rumahnya.
"Kita mikir-mikir, kok ini tidak ada informasi atau bagaimana dari pemerintah. Kurang lebih jam 4, itu suaminya pulang, kita panik," tutur Elly.
Keluarga Elly yang kurang mendapat informasi dan edukasi mengenai hal tersebut, merasa khawatir akan tertular, hingga akhirnya mereka nekat pergi ke hutan untuk menghindar.
"Karena kita pikir virus ini adalah virus yang berbahaya, jadi kita ambil keputusan bersama istri 'Ayo kita menghindar dari sini kita ke hutan saja'," imbuhnya.
Selama tinggal di hutan Elly dan keluarga bertahan dengan merebus umbi-umbian yang didapat dari dalam hutan.
Mereka juga memancing bersama di sungai untuk mendapatkan ikan yang dapat disantap sebagai lauk.
"Kalau malam istri sama anak itu menderita karena banyak nyamuk kan, terus dingin, kita hanya beratap dengan terpal sama baliho," kata Elly menggambarkan.
Setelah empat hari tinggal di hutan, Elly mendapat informasi hasil pemeriksaan tetangganya yang meninggal dunia adalah negatif Virus Corona.
Ia dan keluarga pun kembali ke rumah dan melanjutkan aktivitasnya sehari-hari.
Mereka membuka kembali toko kelontong yang selama ini menjadi mata pencaharian utama keluarganya.
Namun Elly menyatakan warungnya makin sepi dari pembeli setelah adanya isu Virus Corona tersebut.
• Waspada, Asap Vape Disebut Bisa Tularkan Virus Corona, Ini Penjelasan Pakar Otolaringologi Stanford
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
Polisi Minahasa Kuburkan Jenazah Pasien Covid-19
Sementara itu, seorang anggota polisi yang juga berasal dari Minahasa Utara, Sulawesi Utara, menunjukkan empatinya kepada korban Covid-19.
Ia adalah Bripka Jerry Tumondo, yang dengan berani mau memakamkan jenazah pasien terpapar Covid-19 saat tidak ada petugas atau warga yang bersedia melakukan prosesi penguburan tersebut.
Ia bersama sejumlah orang lainnya, membantu memakamkan jenazah yang telah terlantar selama 2 jam di dalam mobil ambulans.
Bripka Jerry menjadi orang pertama yang berinisiatif untuk turun tangan langsung dan mengatasi rasa takutnya meski sempat dilarang oleh atasannya.
Dilansir tayangan Mata Najwa, Rabu (15/4/2020), Jerry menceritakan kronologi kejadian dimana ia dengan sukarela membantu memakamkan jenazah pasien terpapar Virus Corona tersebut.
Menurut penuturannya, saat mengawal pemakaman pasien Covid-19, jenazah hanya diantarkan oleh seorang sopir ambulans tanpa adanya petugas yang akan memakamkan.
"Saat itu setelah mobil jenazah sampai di tempat pemakaman, hanya diantar oleh seorang sopir. Tidak ada tim lain atau petugas lain yang bertugas untuk menurunkan jenazah," ujar Bripka Jerry.
• Pakar Gugus Tugas Prediksi Puncak Wabah Virus Corona di Indonesia Bulan Mei, Tembus Angka 100.000
Ia kemudian menunggu kedatangan petugas dari dinas kesehatan, yang ternyata hanya datang untuk membawakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) tanpa adanya petugas pemakaman.
"Saat itu kami kepolisian menunggu dari dinas kesehatan, untuk membawa APD dan juga petugas untuk menurunkan jenazah. Namun setelah sampai ternyata mereka hanya membawa APD sebanyak lima buah, sedangkan petugas untuk menurunkan jenazahnya tidak ada," sambungnya.
Bripka Jerry dan anak dari pasien korban Virus Corona tersebut kemudian berinisiatif untuk memakai APD tersebut dan segera memakamkan jenazah.
"Maka dari itu, saya mengambil kesimpulan bersama anak dari jenazah langsung memakai APD dan kemudian langsung menurunkan jenazah ke liang pekuburan," tutur Bripka Jerry.
"Dimana saat itu kami juga dibantu oleh kepala jaga 1, jadi kami saat itu berjumlah 4 orang dan menurunkan jenazah ke liang penguburan," imbuhnya.
Ia bersedia menguburkan jenazah tersebut karena mengenal sosok almarhum yang ternyata adalah jemaat di tempat ibadah yang dipimpinnya.
"Yang membuat saya ingin menguburkan langsung dikarenakan pasien ini merupakan jemaat saya, dimana saya selaku pinatua," jelas Bripka Jerry.
Awalnya Bripka Jerry sempat tidak diizinkan melakukan penguburan oleh atasannya, ia diteriaki dan dilarang menggunakan APD tersebut.
"Dan juga pada saat saya bersedia diri mendekati salah satu petugas yang memegang APD, saat itu saya sempat dilarang oleh pimpinan saya dalam hal ini Bapak Kapolsek AKP Nikodemus, di mana dia langsung berteriak dan melarang saya memakai APD," kata Bripka Jerry.
Namun kemudian, seorang anggota gugus tugas Covid-19 memberikan pengertian kepada atasannya, sehingga ia akhirnya diperbolehkan untuk melakukan prosesi pemakaman.
"Namun saat itu saya dan Kapolsek diberikan penjelasan oleh juru bicara Covid-19 yaitu Dokter Steven Daniel, maka Kapolsek mengiyakan saya," tambahnya.
Bripka Jerry menuturkan bahwa Kapolsek melarangnya sebab dua hari sebelum kejadian tersebut, Bripka Jerry sempat menjalani rapid test.
Ia menjalani rapid test tersebut karena sempat melakukan kontak dengan almarhum pasien yang dimakamkannya.
"Namun setelah diberikan pengarahan dari juru bicara Covid-19, maka ia mengizinkan saya untuk memakai APD dan menguburkan jenazah," jelasnya.
Bripka Jerry mengaku sempat merasa takut saat akan melakukan pemakaman, dia merasa waswas ketika memakai APD dan saat mendatangi mobil jenazah.
"Rasa takut itu timbul pada saat saya memakai APD," ungkap Bripka Jerry.
"Juga saat saya berjalan kaki menuju mobil jenazah, di situ rasa takut saya kembali timbul dan malah lebih takut lebih waswas saya waktu itu," katanya menambahkan.
Untuk mengatasi ketakutan itu, Bripka Jerry kemudian berdoa kepada Tuhan, meminta agar diberi kekuatan.
Seketika itulah rasa takutnya hilang, dan ia dapat menjalankan prosesi pemakaman dengan lancar.
"Namun saya berdoa kepada Tuhan agar supaya saya diberikan kekuatan, agar supaya saya menghilangkan rasa takut saya. Dan akhirnya rasa takut itu hilang, dan dengan secepatnya saya menurunkan peti jenazah ke liang penguburan," tandasnya.
Atas aksinya tersebut, Bripka Jerry kemudian dihubungi langsung oleh Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis melalui sambungan video.
Jerry mendapatkan ucapan terimakasih dan kemudian mendapat penghargaan berupa kesempatan belajar di Sekolah Inspektur Polisi (SIP).
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
(TribunWow.com/Noviana Primaresti)
Baca juga artikel ini di Tribunnews.com dengan judul Panik Tetangga Diisukan Meninggal karena Corona, Satu Keluarga di Minahasa Utara Kabur ke Hutan