Virus Corona
Buruh Pabrik Tersenyum saat Ditanya Kehidupan Pasca Dirumahkan karena Corona: Mau Gimana Lagi
Dwi Novianti menceritakan bagaimana kehidupannya pasca dirumahkan oleh perusahannya karena pandemi Covid-19.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Dwi Novianti adalah satu dari sekian banyak buruh pabrik yang kini harus menerima nasib malang dirumahkan oleh perusahaannya karena adanya pandemi Virus Corona (Covid-19).
Tanpa adanya pemasukan, dan situasi yang tidak mendukung, Dwi mengatakan dirinya kini hanya bisa berdiam diri di rumah saja.
Untuk mencari kerjaan di luar pun ia tak bisa.

• Curhat Dokter RS Kariadi Positif Corona soal Pasien Tak Jujur: Kami selama Ini Tidak di Garda Depan
"Ke sana-ke sini enggak ada kerjaan," kata Dwi dalam acara KABAR PETANG tvOne, Kamis (16/4/2020).
Dwi menceritakan dirinya telah dirumahkan oleh perusahaannya sejak Kamis (2/4/2020).
Ia mengatakan pada pabrik garmen tempat dirinya bekerja, sebagian karyawannya terpaksa harus dirumahkan.
Dwi mengatakan alasan pabrik merumahkan karena adanya pandemi Covid-19.
Wanita yang bekerja di bagian finishing produk itu menceritakan bahwa pabrik kini sudah tidak lagi memiliki orderan.
Namun perusahaan tempat Dwi bekerja menjanjikan untuk merekrutnya kembali apabila keadaan telah membaik.
"Dulu kalau saya pribadi, itu alasannya belum ada kerjaan, nanti habis lebaran kalau sudah membaik lagi dipanggil lagi," paparnya.
Kemudian host acara KABAR PETANG menanyakan kepada Dwi bagaimana dirinya memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari.
Dwi menjawab pertanyaan tersebut sembari tersenyum.
Ia mengakui tidak bisa melakukan apapun karena tidak bisa mencari kerja, dan tidak memiliki penghasilan.
"Mau gimana lagi, enggak ada kerjaan apapun selain di rumah," ucap Dwi sembari tersenyum.
Namun Dwi mengatakan kadang ada bantuan makanan dari beberapa orang.
Tidak Menerima Bantuan
Dwi mengatakan hingga kini dirinya belum menerima bantuan dari pemerintah.
Bahkan ia mengakui tidak ada pendataan bantuan dari RT RW setempat.
Lalu Dwi menjawab soal bantuan Kartu Pra Kerja.
Ia mengatakan dirinya sudah mencoba mengurus kartu tersebut, namun gagal.
"Sudah nyoba Kartu Pra Kerja," kata Dwi.
"Sudah nyoba beberapa kali tapi belum bisa, gagal-gagal terus."
Dwi mengatakan tidak mengerti mengapa belum ada kabar lebih lanjut mengenai Kartu Pra Kerja.
"Sampai sekarang belum ada kabar lagi," ucapnya.
• Rektor UNS Solo Ungkap Kondisi Terkini Mahasiswanya yang Positif Virus Corona: Kita Lakukan Isolasi
Simak videonya mulai menit awal:
Buruh Minta Pengusaha Tak Ikut Mengeluh
Nining Elitos, Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) meminta agar para pengusaha bisa berbagi dengan para buruh yang kini kehidupannya semakin sulit.
Dikutip dari acara APA KABAR INDONESIA PAGI, Selasa (14/4/2020), Nining bercerita kondisi buruh setelah wabah Virus Corona (Covid-19) menyebar telah semakin sulit.
"Pertama kita semua dalam prihatin," katanya.
"Dimana kita dihadapkan tentang persoalan pandemi Covid-19," kata Nining.

• Bahas PSBB, Agus Pambagio Minta Negara Serius Urus Bansos: Ini Orang Lapar, Jangan Main-main
Nining lalu bercerita bagaimana para buruh saat ini tengah dihadapkan oleh dilema.
Dimana mereka khawatir akan keselamatan mereka selama bekerja, namun mereka juga mau tak mau harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup.
"Ditambah lagi khususnya para buruh yang bekerja hari ini sebenarnya punya keterancaman beberapa sisi," kata Nining.
"Di sisi lain mau tidak mau cara kewajiban mereka untuk bertahan hidup sebagai para pekerja masih bekerja hari ini."
"Itu yang kemudian situasi, kondisinya yang ada di dalam buruh," lanjutnya.
Nining juga mengeluhkan kebijakan pemerintah soal PSBB.
Menurutnya hal tersebut semakin mempersulit kehidupan buruh, sebab banyak buruh-buruh yang akhirnya harus mengalami pemutusan hubungan kerja.
"Dalam situasi ini justru kemudian bertambah beban para buruh, dan para pekerja, dimana pemerintah kita membuat ada sistem lockdown, dan distancing," kata Nining.
"Mereka banyak yang dirumahkan, ada juga yang di-PHK," tambahnya.
Nining bercerita berdasarkan data yang dimiliki olehnya, ada 18 ribu buruh yang telah dirumahkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
Ia juga mengatakan mayoritas buruh yang dirumahkan hanya mendapat 25 persen upah mereka, hingga ada yang sama sekali tidak mendapat upah.
"Mayoritas mereka sangat kecil mendapatkan upahnya, 25 persen, bahkan ada yang sama sekali tidak mendapatkan upah," kata Nining.
Kemudian Nining juga tidak sepaham apabila pengusaha ikut mengeluh atas wabah Covid-19.
Menurutnya saat-saat seperti ini, para pengusaha justru bisa mengulurkan bantuan kepada para buruh.
"Padahal kita tahu benar hari ini ada persoalan-persoalan ekonomi, tidak sepenuhnya benar ketika pengusaha juga mengeluh tentang persoalan situasi hari ini," ujar Nining.
"Mereka selama ini bertahun-tahun para pekerja memberikan produktivitasnya, memberikan keuntungan."
"Seharusnya ini saat yang tepat bagi pengusaha berbagi keuntungannya terhadap pekerja," sambungnya.
• Agus Pambagio Desak Anies Tegas Tegakkan Sanksi: Kalau Masih seperti Itu, Enggak Usah Pakai PSBB
Simak videonya mulai menit awal:
(TribunWow.com/Anung)