Virus Corona
Epidemiolog UI Memprediksi Penyebaran Virus Corona Memuncak pada Bulan Ramadan, hingga 1 Juta?
Pakar Epidemiologi UI, Pandu Riono memprediksi persebaran Virus Corona di Indonesia akan mencapai puncaknya pada bulan Ramadan mendatang.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono memprediksi persebaran Virus Corona di tanah air akan mencapai puncaknya pada bulan Ramadan mendatang.
Hal itu disampaikan Pandu Riono dalam Satu Meja The Forum di kanal Kompas TV, Rabu (15/4/2020) melalui sambungan Skype.
Prediksi tersebut berdasarkan pada semakin tingginya intensitas test yang telah dijalankan pemerintah.

• Imam Prasodjo Ungkap Negara sempat Lengah Hadapi Corona: Kita Diberi Kelonggaran Tuhan Nonton Dulu
Selain itu intensitas PSBB yang dilakukan suatu daerah juga bisa menjadi dasar prakiraan angka tertinggi penularan Covid-19 di Indonesia.
Asumsinya, apabila angka tertinggi itu bisa segera diketahui, maka tugas untuk segera menurunkan angka penularan tersebut akan semakin efektif.
"Epidemi ini memuncak, dengan kita sekarang sudah moderat maksudnya dengan intensitas dengan PSBB dan test sudah mulai meningkat itu di harapkan pada waktu di bulan Ramadan itu akan mulai meningkat tinggi," ujar Pandu Riono.
Di samping itu, apabila nanti di bulan Ramadan Covid-19 ini benar-benar mencapai angka tertingginya, maka akan segera bisa dirunkan dan menghindari angka penularan maksimal yang ditakutkan yaitu 1 juta kasus.
"Kemudian dan kalau terus intensitasnya benar-benar selama bulan Ramadan meningkat, bisa kita turunkan tidak terjadi seperti yang kita takuti mendekati 1 juta," tambahnya.
• Imam Prasodjo Nilai Banyak Perusahaan Belum Bantu Masalah Corona: Overlapping Sedikit Enggak Apa-apa
• Jokowi Rombak Anggaran Lawan Corona, Sri Mulyani Potong THR, PUPR Korbankan Rp 36,9 Triliun
Faktor lain yang bisa menekan angka penularan maksimal adalah memaksimalkan masyarakat di wilayah khususnya Jabodetabek untuk tidak melaksanakan mudik lebaran ke daerah.
Pasalnya, angka pemudik itu sendiri tahun ini diasumikan sekitar 20% penduduk Jabodetabek atau 50 % dari jumlah mudik tahun lalu.
Oleh karena itu apabila angka pemudik bisa ditekan, jumlah maksimal penularan Covid-19 bisa segara terbaca dan segera diturunkan.
"Dan kemudian kalau mudiknya bisa dicegah,bisa tidak terjadi itu kita bisa mencegah 200 ribu seandainya mudik itu kita biarkan."
"Karena kita asumsinya itu kira-kira 20 % dari penduduk Jabodetabek atau 50 % dari tahun lalu," terang Pandu.
Disinggung soal efektifitas PSBB yang dilaberlakukan baru-baru ini, Padu mengatakan hal itu masih belum berjalan efekti.
Ia memandang, PSBB yang diberlakukan pada minggu-minggu ini setidaknya masih bersifat edukatif.