Virus Corona
Usul Libatkan Ojol dalam Program Penanggulangan Virus Corona, Imam Prasodjo: Beri Tanggung Jawab
Sosiolog Imam Prasodjo mengusulkan agar ojek online (ojol) dapat dilibatkan dalam program penanggulangan pandemi Virus Corona.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Sosiolog Imam Prasodjo mengusulkan agar ojek online (ojol) dapat dilibatkan dalam program penanggulangan pandemi Virus Corona.
Pandemi Virus Corona yang tengah melanda sebagian besar wilayah Indonesia tak hanya berdampak pada kondisi kesehatan dan sosial warga.
Kini imbas dari pandemi tersebut juga mulai mengganggu berjalannya roda perekonomian masyarakat.
• Beda Kebijakan antara Kemenhub dan Kemenkes soal Ojol selama PSBB, Anies Baswedan Sudah Putuskan
Pembatasan sosial yang diterapkan oleh pemerintah pusat dan daerah mengharuskan masyarakat mengurangi aktivitasnya.
Terutama setelah beberapa daerah episentrum penyebaran Virus Corona mulai menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Penetapan PSBB tersebut juga memuat pelarangan sejumlah sektor untuk beroperasi sehingga beberapa kalangan masyarakat terpaksa kehilangan pendapatannya.
Dalam aturan PSBB yang diterbitkan Kementrian Kesehatan, disebutkan bahwa ojek daring sebagai alat transportasi publik, juga dilarang mengangkut penumpang.
Hal ini menimbulkan polemik di masyarakat, karena sebagian pengemudi ojol tersebut khawatir tidak akan mendapatkan penghasilan.
Karena sebagian besar dari mereka masih menggantungkan pendapatannya dari profesi tersebut.
Sementara itu, bila masih diizinkan mengangkut orang, dikhawatirkan adanya potensi penularan Virus Corona baik dari pengemudi ke penumpang maupun sebaliknya.
• Tak Sama dengan Aturan Anies, Kemenhub Izinkan Ojol Angkut Penumpang
Dilansir tayangan yang diunggah akun YouTube Indonesia Lawyers Club, pada Rabu (15/4/2020), Sosiolog Imam Prasodjo memberikan solusi mengenai dilema yang terjadi terkait ojek daring tersebut.
Ia mengusulkan agar ojol tersebut diberikan tanggung jawab lebih untuk terlibat dalam program pemerintah.
Pemerintah daerah terkait bisa memberdayakan mereka untuk mengantarkan barang ataupun turut serta melakukan pendataan.
"Saya sudah lama mengusulkan, bahwa ojol, misalnya, yang dalam aturan permenkes (peraturan menteri kesehatan) itu hanya boleh mengangkut barang, itu akan disibukkan kalau dia diberi tanggung jawab untuk ikut melakukan pendataan, dan juga untuk ikut mengantar barang-barang," ungkap Imam.
"Sehingga mereka tidak merasa resah karena tidak mendapatkan penumpang orang," sambungnya.
Imam menyebutkan bahwa kemungkinan saat ini permintaan pesanan untuk mengantar makanan pasti meningkat, karena kebanyakan orang harus mengisolasi diri di rumah.
"Tetapi sekarang ini secara logika saja, dengan orang itu tinggal di rumah, pasti pesanan untuk makanan, pasti meningkat," ujar Imam.
Namun pengemudi ojol tersebut bisa diberdayakan lagi lebih lanjut bila diadakan transformasi fungsi dari yang awalnya mengangkut penumpang menjadi perantara bantuan ke masyarakat.
"Pada saat yang sama, mereka akan jauh lebih sibuk lagi kalau seandainya ada transformasi fungsi," terang Imam.
"Yang tadinya mengangkut penumpang, sekarang mengangkut barang-barang bantuan," tandasnya.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-13:40
Jawa Barat akan Berdayakan Ojol dan Opang
Senada dengan yang disampaikan oleh Imam, Pemerintah Provinsi (pemprov) Jawa Barat sudah merencanakan untuk melibatkan ojek dalam program bantuan sosial bagi masyarakat.
Diketahui, pembatasan sosial yang dicanangkan di wilayah Jawa Barat mengakibatkan berkurangnya aktivitas warga.
Hal ini akan berdampak pada perekonomian warga karena sebagian dari mereka dapat kehilangan penghasilan hariannya.
Dilansir akun YouTube Talk Show tvOne, Selasa (7/4/2020), untuk membantu masyarakat yang terdampak perekonomiannya tersebut, Pemprov Jabar telah menyusun sejumlah program.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Emil, menyatakan pihaknya telah mempersiapkan bantuan sembako bagi warga tidak mampu.
Bantuan tersebut akan dikirimkan ke rumah masing-masing penerima dengan dikelola oleh PT Pos.
"Kemudian dikirim oleh PT Pos, karena punya management inventory yang luar biasa canggih," ujar Emil.

Emil menjelaskan bahwa orang yang menerima sembako tersebut nantinya akan difoto dan dilaporkan dalam sistem.
Untuk mengirimkan bantuan tersebut, PT Pos akan bekerjasama dengan pengemudi ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (opang).
Hal ini sekaligus juga membantu memberi penghasilan bagi pengemudi ojek yang mengalami penurunan pendapatan selama pembatasan sosial diberlakukan.
• Pemprov Jabar Kerjasama dengan Ojol dan Opang Salurkan Bantuan Sosial, Ridwan Kamil: Mulai 16 April
"PT Pos ini akan dibantu oleh ojek online dan ojek pangkalan, sehingga mereka juga mendapat kas. Setiap kita ngirim kita sisihkan sejumlah angka untuk ongkos pengiriman," kata Emil menerangkan.
"Jadi pedagang pasar kita hidupkan, dari ojol dan opang juga kita hidupkan, diberikan pada mereka yang membutuhkan," pungkasnya.
Sebelumnya, Emil sempat menjelaskan mengenai mekanisme pelaksanaan program bantuan sosial atau jaring pengaman sosial tersebut.
"Bantuan sosial atau jaring pengamanan sosial ini disesuaikan tiap daerah beda-beda. Kami bersepakat dengan DPRD, nilainya sekitar 500 ribu, sepertiganya tunai, duapertiganya adalah sembako," terang Emil.
Ia kemudian menjelaskan mengenai tata cara pendataan dan pemberian bantuan sosial tersebut kepada masyarakat yang terdampak agar dapat diterima secara tepat.
"Caranya adalah setelah didata oleh RT/ RW, setelah dikonfirmasi oleh kepala daerah tingkat dua atau kota/ kabupaten, maka kami mulai kirimkan per 16 April," kata Emil.
"Sembakonya ini kita beli dari pedagang pasar supaya kehidupan pedagang pasar tetap hidup, kalau kurang kita beli dari BULOG," imbuhnya.
Lihat tayangan selengkapnya mulai dari menit ke-03:00:
(TribunWow.com/Via)