Breaking News:

Virus Corona

Kekhawatiran Ahli pada Indonesia yang Bisa Jadi Pusat Penyebaran Virus Corona hingga Disebut 'Rugi'

Negara berpopulasi padat seperti India, Indonesia, dan Filipina berada dalam posisi "rugi" karena sulit menerapkan aturan menjaga jarak.

WARTA KOTA/NUR ICHSAN
NEKAT MUDIK - Warga nekat mudik menggunakan angkutan bus umum melalui Terminal.Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (1/4/2020). Himbauan pemerintah untuk tidak mudik sepertinya tak dihiraukan, padahal tindakan tersebut mengundang penyebaran wabah Covid-19 ke luar ibukota. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

Dari hasil penelitian tersebut, mitigasi dengan membatasi aktivitas warga melalui penutupan fasilitas publik hanya menurunkan mobilitas warga menjadi 50 persen.

Sementara jika langkah yang lebih ketat dengan cara supresi, seperti pemberlakuan denda, maka pergerakan warga turun hingga 10 persen.

Dengan strategi supresi, perkiraan angka kematian di Indonesia bisa ditekan sampai 120.000 jiwa.

Di Rumah saat Pandemi Corona, Sarwendah Tan Stres soal Pemasukan hingga Pengasuhan Anak-anak

Namun jika langkah ini tidak diambil maka angka kematian bisa mencapai 1,2 juta jiwa.

Profesor Rob melihat, peningkatan kasus baru-baru ini menunjukkan semua negara harus mengambil langkah agresif untuk "memadamkan titik api".

Ia menambahkan kesuksesan setiap negara dalam melawan virus corona bergantung sepenuhnya pada kekayaan negara, pemerintah dan sistem kesehatan.

"Saya rasa kita akan menghadapi era Covid-19 jauh lebih lama dari apa yang kita kira. Kita akan mengalami gelombang kedua, ketiga atau keempat - ini yang terjadi dengan Flu Spanyol," jelasnya.

Akankah episentrum Virus Corona kembali ke Asia?

Setelah jumlah kasus meningkat meski perlahan dalam tiga bulan terakhir, Jepang mengumumkan status darurat dan bersiap menghadapi lonjakan infeksi.

Di Singapura, pemerintah memperbanyak penanganan, seperti menutup sekolah, tempat kerja, dan melaran aktivitas yang dianggap tidak penting.

Profesor Teo Yik Ying dari Sekolah Kesehatan Publik Saw Swee Hock di National University of Singapore mendeskripsikan gelombang kedua kasus wabah virus corona sebagai proses kenaikan kasus cepat yang sangat mengkhawatirkan.

"Gelombang kedua Virus Corona sebenarnya berasal dari orang-orang Singapura dan penduduk tetap yang baru kembali dari negara di mana terjadi penularan antar-komunitas terjadi," kata Profesor Teo.

Ia mengatakan bahwa sistem kesehatan di Singapura dan Jepang harus siap menghadapi gelombang kedua.

Singapura menurutnya sudah mengantisipasi kenaikan jumlah infeksi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Negara di Asia Dikhawatirkan Jadi Pusat Gelombang Kedua Virus Corona"

Sumber: Kompas.com
Tags:
Virus CoronaIndonesiaIndiaAsia
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved