Virus Corona
Imam Prasodjo Ungkap Negara sempat Lengah Hadapi Corona: Kita Diberi Kelonggaran Tuhan Nonton Dulu
Sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo menilai bahwa pemerintah sempat lengah dalam persiapan menghadapi wabah Virus Corona.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
Imam menilai, sebenarnya Indonesia memiliki waktu untuk belajar.
• Gita Wirjawan Ragu Indonesia Aman dari Resesi, Singgung Amerika Serikat Terpuruk Gara-gara Corona
"Sebenarnya kita punya waktu untuk menyiapkan diri waktu itu, betapapun waktu kita tidak banyak," sambungnya.
Namun, negara justru lengah dan sempat meremehkan Virus Corona ini.
"Tapi kita diberi kelonggaran oleh Tuhan diminta nonton dulu deh apa yang terjadi di negara lain, nah tapi mohon maaf kalau kita jujur mengatakan."
"Kita sebagai bangsa itu pada awal-awal memang agak lengah dan mungkin agak underistimate terhadap bencana ini, dan bahkan ada yang mengatakan enggak mungkin akan datang karena di wilayah ini kan tropis jadi enggak mungkin agak terjadi," jelas Imam.
Lihat videonya sejak menit awal:
Sebut Banyak Perusahaan Belum Bantu Virus Corona
Pada kesempatan yang sama, Imam menilai perusahaan-perusahaan belum terlihat membantu permasalahan Virus Corona.
Mulanya, Imam memuji perangkat pemerintahan di lapisan bawah mau membantu penyebaran Virus Corona.

• Jokowi Rombak Anggaran Lawan Corona, Sri Mulyani Potong THR, PUPR Korbankan Rp 36,9 Triliun
Namun, tidak benar jika mengandalkan mereka.
"Saya terkesan sekali bahwa yang menjadi andalan hanya perangkat hanya seperti kecamatan, petugas kelurahan, RT, RW. Dan itu tidak keliru, tidak salah gitu."
"Tapi kalau hanya mengandalkan mereka, apalagi dari perangkat-perangkat kan ini tidak selalu bisa bekerja siang dan malam," kata Imam.
Sehingga, ia meminta agar pihak lain bisa digerakkan untuk membantu bukan hanya pemerintahan.
"Nah kita ingat di sini kita punya lembaga-lembaga apa yang namanya, yang selama ini sudah berpeluh di mana saja, punya pengalaman di tempat yang tersebar di kota ini, di wilayah untuk ikut membantu."