Virus Corona
Effendi Gazali Singgung Data Anies soal Ribuan Pemakaman dengan Protokol Corona: Yang Hoaks Siapa?
Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali menyinggung soal data korban Covid-19.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
Sehingga, ia merasa bingung mengingat data resmi dari pemerintah yang meninggal akibat Virus Corona baru sekitar 400-an orang.
• Tuduh WHO Bias Terhadap China, Donald Trump Hentikan Pendanaan di Tengah Pandemi Virus Corona
"Padahal Gubernur DKI Jakarta tadi menunjukkan pemulasaran sesuai dengan standar Covid itu adalah 1.100."
"Kalau bicara kita peradaban sosial berskala benar muncul pernyataan kita yang hoaks siapa, tanpa melemahkan semangat, kita tetap harus bersemangat, bangsa kita tetap harus menang."
"Jadi sampai muncul pertanyaan seperti itu," ujarnya.
Lihat videonya mulai menit ke-5:56:
Anies Ungkap Peningkatan Pemakaman di Jakarta
Pada kesempatan yang sama, Anies juga terang-terangan mengungkap peningkatan korban Virus Corona di wilayah Ibu Kota.
Dilansir TribunWow.com, Anies bahkan menyebut ada peningkatan signifikan kasus baru Virus Corona setiap minggunya.
Melihat kondisi tersebut, ia pun menyinggung peluang DKI Jakarta menyamai negara-negara lain yang tingkat kematiannya tinggi akibat Virus Corona.

• DPR Sarankan Pecat Andi Taufan Garuda dari Stafsus Jokowi setelah Surati Camat, Ini Sosoknya
• Jatim Belum PSBB meski Masuk 3 Besar Daerah Tertinggi Penyebaran Covid-19, Khofifah: Di Sini Ada PBB
Mulanya, Anies menyatakan wilayah DKI Jakarta mengalami peningkatan pemulasaran dan pemakaman menggunakan prosedur tetap (protap) Virus Corona.
"Satu setengah bulan ini kita melihat peningkatan pelayanan pemulasaran dan pelayanan pemakaman dengan menggunakan prosedur Covid-19," kata Anies.
"Yang angkanya setiap minggu meningkat."
Terkait hal itu, Anies lantas menyebutkan data peningkatan pemulasaran dan pemakaman di wilayah DKI Jakarta.
Berawal dari dua orang, Anies Baswedan menyebut pemulasaran dan pemakaman itu meningkat hingga lebih dari seribu.
"Tanggal 6 Maret (2020) itu pertama kali ada yang meninggal dengan protap Covid, jadi 8 Maret itu 1 kemudian 15 Maret 6, 22 Maret jadi 64," jelas Anies.