Virus Corona
Rampungkan RS Darurat Pulau Galang, Kabid Divisi PT Waskita Karya: Dilengkapi Dukungan Teknologi
PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah merampungkan pembangunan fasilitas dan observasi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Pulau Galang.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah merampungkan pembangunan fasilitas dan observasi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Pulau Galang, Batam Kepulauan Riau.
Rumah sakit tersebut dibangun sejak Senin (9/3/2020), dan telah selesai serta diresmikan pada Senin (6/4/2020).
Dilansir Kompas.com, Senin (13/4/2020), Senior Vice President Building Division Waskita Karya, Septiawan Andri, menyatakan bahwa 12 bangunan RS tersebut digarap perseroan.
• Jalani Observasi di RS Darurat Covid-19 Pulau Galang, 39 ABK KM Kelud Dinyatakan dalam Kondisi Baik
"Semua gedung yang dikerjakan sudah diisi perlengkapan (full furnished) termasuk dukungan teknologi di dalamnya seperti negatif pressure dan hepa filter di ruang isolasi, AC, jaringan telepon dan internet, MATV, sambungan listrik PLN dan genset, CCTV, sound system, fire alarm dan instalasi penunjang alat kesehatan lainnya dengan standar rumah sakit atau bangunan infeksius," kata Septiawan.
Pihaknya menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilakukan PT Waskita Karya antara lain pembuatan Gedung Screening (1 gedung), Pos Jaga (1 gedung), Gedung Isolasi ICU 20 beds (1 gedung), Gedung Observasi 100 beds (2 gedung, masing-masing 50 beds), dan Power House (1 gedung).
Kemudian, Asrama Pegawai 40 beds (1 gedung), Asrama Perawat 80 tempat tidur (2 gedung, masing-masing 40 tempat tidur), Asrama Perawat 30 tempat tidur (1 gedung), Asrama Dokter 8 tempat tidur (1 gedung), Central Gas Medic, Pos Pantau Helikopter dan STP.
Selain itu PT Waskita Karya juga menangani pekerjaan penataan kawasan yang meliputi lanskap di setiap gedung, drainase seluruh kawasan, saluran keliling bangunan, helipad (3 buah), dan jalan rigid seluruh kawasan.
Selanjutnya, pagar BRC seluruh kawasan, penerangan jalan dengan solar panel seluruh kawasan, sinage kawasan, lapangan olah raga, serta selasar antar gedung di seluruh kawasan.
Setelah diresmikan, rumah sakit tersebut saat ini telah digunakan untuk mengisolasi dan mengobservasi 39 anak buah kapal (ABK) dari KM Kelud.
39 awak kapal tersebut dikirim ke RS Darurat Covid-19 Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, sejak Minggu (12/4/2020).
Hal ini dilakukan setelah hasil dari rapid test yang dijalani para ABK tersebut menunjukkan hasil positif.
• Hasil Rapid Test Keluar, 39 ABK KM Kelud Langsung Dibawa ke RS Darurat Covid-19 Pulau Galang
Dilansir Tribunnews.com, Senin (13/4/2020), Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan) Laksamana Madya TNI Yudo Margono membenarkan hal tersebut.
Ia mengatakan bahwa 39 awak kapal tersebut telah dibawa ke ruang observasi dan isolasi sejak Minggu (12/4/2020) malam.
"Kemarin malam masuknya, itu anak buah kapal KM Kelud," ujar Yudo saat dikonfirmasi esok harinya.
Meski tanpa gejala, 39 awak kapal tersebut akan menjalani perawatan hingga dinyatakan telah negatif dari Covid-19.
"Itu sudah positif Covid-19, jadi ya dirawat sampai sembuh," kata Yudo.
Pembangunan Menggunakan Teknologi Modular
Sementara itu, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) juga terlibat dalam pembuatan Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Pulau Galang tersebut.
Dalam prosesnya, WEGE menggunakan teknologi modular, yakni membangun dengan memakai panel modular yang terdiri dari komponen buatan/rakitan pabrik (off site).
Penggunaan panel modular tersebut memiliki sistem aplikasi yang mudah sehingga bangunan dapat diselesaikan lebih cepat.

• Keunggulan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Pulau Galang, Yudo Margono: Dilengkapi Helipad dan Dermaga
Penggunaan panel modular ini juga menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan penduduk dunia akan hunian yang mengutamakan prinsip bangunan ramah lingkungan.
Melalui tayangan yang diunggah oleh WEGE dalam akun YouTube PT WIKA Gedung, diperlihatkan tahapan-tahapan pembangunan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Pulau Galang tersebut.
Dalam tayangan berdurasi 2:05 menit yang diunggah pada Rabu (25/3/2020) itu, terlihat gambaran perkembangan proses pembangunan fasilitas tersbeut dari yang awalnya masih berupa tanah lapang hingga menjadi sejumlah bangunan.
Tertulis dalam tayangan tersebut bahwa 372 unit modular telah dikirim melalui kapal dan pesawat Hercules milik TNI.
Pada gedung Pusat Karantina Corona, direncanakan akan dapat memuat lebih dari 240 pasien terkait Virus Corona.
Fasilitas karantina tersebut terdiri dari dua buah gedung berlantai dua yang tiap kamarnya menggunakan 4 unit modular.
Tiap kamar dilengkapi dengan lima tempat tidur dan dua kamar mandi. Pembangunan ruang-ruang tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan pengguna kursi roda (difable function).
Pembangunan fasilitas ini sudah dirancang secara lengkap dengan menyertakan ruang sterilisasi, akses evakuasi dan lain-lain.
Untuk pengelolaan limbah non cair, akan digunakan metode incinerator, yakni pembakaran sampah menggunakan alat yang dapat mengatur suhu sehingga sampah dapat terbakar habis.
Dilansir wartakotalive.com, Senin (23/3/2020), Direktur Human Capital Investasi Pengembangan WEGE, Nur Al Fata, mnegungkapkan bahwa rencananya dua gedung karantina yang tengah dibangun akan dilengkapi sejumlah fasilitas lengkap.
“Tiap gedung juga memiliki fasilitas seperti ruang sterilisasi dalam setiap koridor, ruang dokter, ruang perawat dan nurse station, ruang tindakan, ruang alat, ruang konsultasi, Gudang linen, ruang rapat dan ruang farmasi,” ujar Nur.
• Dijadwalkan Rampung pada 5 April 2020, RS Darurat Corona Pulau Galang Masih Butuh Relawan Kesehatan
Rumah sakit ini nantinya juga akan menyediakan alat-alat kelengkapan lainnya seperti genset 500 Kva, kabel feeder, panel distribusi, intercom, penangkal petir, pompa booster, dan sistem pengelolaan air kotor maupun air bersih.
Diketahui dalam fasilitas observasi tersebut akan disediakan seribu tempat tidur untuk menampung pasien terkait Virus Corona.
Tahap pembangunan pertama menyasar pengerjaan dua gedung bertingkat yang akan menampung 340 tempat tidur.
Dua gedung tersebut diprioritaskan diselesaikan untuk menampung 240 Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan 100 Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
340 tempat tidur tersebut disediakan untuk fasilitas observasi non ICU, sedangkan 20 tempat tidur lainnya akan disediakan untuk fasilitas ICU.
Adapun pembangunan tahap kedua akan membuat fasilitas kesehatan yang dapat menampung 640 tempat tidur.
Pembangunan tersebut juga dibagi menjadi tiga zonasi, yaitu Zona A, Zona B, dan Zona C.
Zona A (Renovasi Eks Sinam) meliputi gedung penunjang seperti mess petugas, dokter dan perawat, gedung sterilisasi, gedung farmasi, gedung gizi, laundry, gudang, dan power house.
Sementara Zona B meliputi fasilitas penampungan dan fasilitas pendukung seperti ruang isolasi, ruang observasi, laboratorium, ruang sterilisasi, GWT, Central Gas Medik, instalasi jenazah, landasan helicopter (helipad), dan zona utilitas.
Zona C merupakan zona pembangunan tahap berikutnya dengan memanfaatkan lahan cadangan.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
(TribunWow.com/Via)