Breaking News:

Terkini Daerah

Bambang Soesatyo Kecewa atas Bentrok TNI Vs Polri di Papua: Bagaimana Kedamaian Bisa Terwujud

Ketua MPR Bambang Soesatyo menyanyangkan atas adanya konflik yang terjadi antara TNI, dan Polri di Papua

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Instagram/@bambang.soesatyo
Ketua MPR Bambang Soesatyo (dua dari kanan). Bamsoet menyayangkan atas adanya konflik yang terjadi antara TNI, dan Polri di Papua. 

TRIBUNWOW.COM - Konflik berdarah baru saja terjadi antara TNI dengan Polri di Papua.

Bentrok dua aparat keamanan Indonesia tersebut menewaskan tiga anggota polisi, dan menyebabkan dua lainnya luka-luka karena tertembak.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyayangkan terjadinya konflik antara dua aparat yang harusnya menjaga keamanan Indonesia tersebut.

Insiden penembakan terhadap sejumlah anggota Polisi oleh oknum personel TNI terjadi di Kasonaweja ibu kota Mambaremo Raya Papua, Minggu (12/4/2020). Lima anggota Polisi tertembak, tiga di antaranya meregang nyawa. Foto pelepasan jenazah anggota Polri di RS Bhayangkara Kotaraja.
Insiden penembakan terhadap sejumlah anggota Polisi oleh oknum personel TNI terjadi di Kasonaweja ibu kota Mambaremo Raya Papua, Minggu (12/4/2020). Lima anggota Polisi tertembak, tiga di antaranya meregang nyawa. Foto pelepasan jenazah anggota Polri di RS Bhayangkara Kotaraja. (Kontributor Tribunnews.com/Banjir Ambarita)

Viral Ratusan Driver Ojol Hentikan Truk Pembawa Sembako di Surabaya, Ini Kronologi Kejadiannya

Dikutip dari Kompas.com, Senin (13/4/2020), pria yang akrab disapa Bamsoet itu menunjukkan kekecewaannya atas adanya oknum yang gampang tersulut emosi.

"Atas dalih apa pun, aparat yang seharusnya berperan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tidak dibenarkan larut dalam pertikaian," ujar Bambang dalam keterangan tertulis, Senin (13/4/2020).

Bambang berharap agar ke depannya pihak TNI, dan Polri bisa semakin mempererat hubungan mereka demi keamanan di Papua.

"Bagaimana kedamaian di masyarakat bisa terwujud jika antar-aparatnya saja masih bisa terprovokasi. Saya meminta semua pihak untuk bisa bersama menjaga stabilitas dan keamanan di Tanah Papua," kata dia.

Bambang juga menyampaikan apresiasinya atas langkah cepat pembentukan Satgas Gabungan TNI, dan Polri untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Sebelumnya, tim tersebut dibentuk oleh Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw dan Pangdam XVIII/Cendrawasih Mayjen Herman Asaribab untuk mengusut tuntas bentrok antara TNI, dan Polri.

Selain memberikan komentarnya atas TNI, dan Polri, Bambang juga menyuarakan kekhawatirannya.

Ia takut akan adanya pihak yang bisa mengambil kesempatan dari konflik antara TNI, dan Polri.

Pihak yang dimaksud adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang telah lama mengancam keamanan di tanah Papua.

"Jangan sampai ketegangan antara aparat keamanan, dimanfaatkan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, untuk menciptakan ketakutan di masyarakat," ujarnya.

Bambang kemudian kembali mengingatkan bahwa personel TNI, dan Polri telah disumpah dalam melaksanakan tugasnya sebagai penjaga keamanan di Indonesia.

Ia lalu berpesan kepada personel TNI, dan Polri agar tidak mudah terprovokasi oleh masalah apapun.

Politisi Golkar itu juga berharap agar masalah dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan terlebih dahulu.

"Sebagai insan yang dibekali senjata, sangat penting bagi para personel TNI dan Polri untuk senantiasa menguasai pengendalian diri agar jangan mudah terprovokasi," ujar Bambang.

"Jika ada masalah, selesaikan secara baik-baik dengan mengedepankan dialog kekeluargaan," kata Bambang," lanjutnya.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab saat menjenguk anggota Polisi yang ditembak di Mamveramo Raya, di RS Bhayangkara Kotaraja.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab saat menjenguk anggota Polisi yang ditembak di Mamveramo Raya, di RS Bhayangkara Kotaraja. (Kontributor Tribunnews.com/Banjir Ambarita)

Bermula Cekcok Sewa Ojek, Bentrok TNI Vs Polri di Papua Tewaskan 3 Anggota Polisi

Pasca bentrok tersebut, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw memberikan perintah agar seluruh senjata yang dibawa oleh anggotanya ditarik.

Langkah tersebut diambil untuk menghindari adanya aksi balas dendam atas kematian tiga anggota polisi.

"Semua yang memegang senjata kami tarik, dan kami amankan agar tidak ada aksi balasan," kata Paulus, di Base Ops Lanud Silas Papare, Minggu (12/4/2020).

Paulus mengatakan dirinya akan terus berkoordinasi dengan seluruh anggotanya terutama para perwira polisi, untuk menenangkan tensi antara TNI, dan Polri yang kini sedang memanas.

"Kami akan konsolidasi untuk menenangkan semua anggota kami, prajurit kami, terutama perwira di lapangan untuk bisa menenangankan semuanya dan tidak keluar dari komando,” kata dia.

Di sisi lain, dari pihak TNI, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab, siap memberikan sanksi yang tegas kepada anggotanya yang terbukti melanggar peraturan.

"Apa-apa yang sudah terjadi di lapangan karena ini miskomunikasi, tetapi bukan berarti selesai. Tindakan hukum tetap berjalan untuk kita menegakkan sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Herman, Minggu (12/4/2020).

Herman juga menyampaikan ucapan duka kepada keluarga anggota polisi yang tewas dalam bentrok tersebut.

"Saya mewakili seluruh prajurit di Kodam XVII/Cenderawasih ikut berdukacita bagi saudara-saudara kita yang sudah mendahului, dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, keikhlasan dan kesabaran," ucapnya.

Kronologi Bentrok TNI Vs Polri

Menurut narasumber yang enggan disebut namanya, konflik tersebut bermula saat Bripda Petrus Douw menyewa sebuah sepeda motor milik tukang ojek bernama Rahman Sakai, pada Jumat (10/4/2020).

“Peristiwa pemukulan anggota Polisi atas nama Bripkas Petris Douw oleh anggota TNI terjadi Jumat lalu,” ujar salah seorang sumber yang namanya enggan disebut saat dikonfirmasi terkait kejadian itu.

Narasumber itu bercerita kepada Tribunnews.com, antara Bripda Petrus, dan Rahman sepakat bahwa sewa motor dipatok tarif Rp 50.000 per jam.

Namun pihak Bripda Petrus menyalahi kesepakatan sewa menyewa ojek.

Total ia menggunakan motor tersebut selama tiga jam, namun hanya memberikan Rahman uang sebesar Rp 50.000.

Rahman pun tidak menerima uang dari Bripda Petrus lantaran tidak sesuai dengan kesepakatan.

Cekcok pun terjadi, antara Rahman, dan Bripda Petrus saling beradu argumen.

Seorang pengemudi ojek yang melihat Rahman, dan Bripda Petrus bertengkar, segera menghubungi anggota Satgas Yonif 755, dan melaporkan kejadian tersebut.

Setelah mendapat panggilan tersebut, sepuluh personil Satgas Yonif 755 langsung mencari Bripda Petrus, dan melakukan pengeroyokan.

Bripda Petrus kemudian pulang ke rumah, lalu menceritakan apa yang baru saja dialaminya kepada sejumlah anggota Polres Mamberamo Raya.

Peristiwa yang menimpa Bripda Petrus diketahui oleh Kapolres Mamberamo Raya AKBP Alexander Louw.

AKBP Alexander lalu mengunjungi rumah Bripda Petrus, Sabtu (11/4/2020).

Ketika berada di rumah Bripda Petrus, Ia juga menyampaikan kepada anggotanya yang lain agar tidak bertindak gegabah, dan melakukan hal-hal ekstrem.

Sebab dirinya mengatakan telah berkoordinasi dengan Dandim Kodim 1712 Sarmi, Pabung, Mamberamo Raya, Danpos 755 untuk merampungkan konflik tersebut.

 Moeldoko Sebut Pemda Harus Izin Pusat Lakukan PSBB, Bupati di Papua: Maaf Kami Lebih Hargai Nyawa

Tetapi amanat AKBP Alexander tidak digubris oleh beberapa anggotanya.

Di luar pengawasannya, 20 anggota Polres Mamberamo Raya berkumpul di Pelabuhan Burmeso pada Minggu (12/4/2020).

Kemudian belasan anggota Polisi tersebut mendatangi Pospam Satgas 755 untuk meminta pertanggung jawaban.

Namun anggota TNI yang sedang bertugas di Pos TNI Batalyon 755 tidak terima atas tuntutan bertanggung jawab yang diminta oleh beberapa anggota Polri tersebut.

Seorang anggota polisi juga diceritakan dihajar oleh anggota TNI.

Setelah itu ada anggota TNI yang bergegas mengambil senjata api, dan memberondongi sejumlah anggota Polisi yang mengunjungi pos mereka berjaga, yakni Pos TNI Batalyon 755, di Kasonaweja.

Kemudian akibat berondongan tembakan tersebut tiga anggota polisi tewas, dan dua lainnya dirawat karena luka tembak.(TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Bambang SoesatyoPapuaKelompok Kriminal Bersenjata (KKB)TNIPolri
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved