Virus Corona
Tenaga Medis Tewas karena Corona, Erlina Burhan Kritik Pemerintah soal APD: Harus Tanggung Jawab
Anggota Satuan Tugas (Satgas) dokter Erlina Burhan meminta pemerintah bertanggung jawab soal penyediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Anggota Satuan Tugas (Satgas) dokter Erlina Burhan meminta pemerintah bertanggung jawab soal penyediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis.
Dilansir TribunWow.com, Erlina Burhan menyebut banyak rumah sakit yang hingga kini kekurangan APD.
Menurut Erlina Burhan, kurangnya APD juga menjadi satu di antara penyebab banyaknya tenaga medis yang meninggal dunia selama wabah Virus Corona.
Hal itu disampaikan Erlina Burhan melalui tayangan YouTube Official iNews, Minggu (12/4/2020).

• Pesan Didi Kempot pada Sobat Ambyar di Konser Amal yang Sukses Raup Donasi Rp 5,3 Miliar dalam 3 Jam
• Hari Ketiga Penerapan PSBB di Jakarta, Briptu Satrya: Kesadaran Pengendara Ikuti Aturan Membaik
Pada kesempatan itu, Erlina mulanya menyoroti soal terlalu berbelitnya birokrasi untuk memenuhi APD bagi tenaga medis.
"Erlina menilai, pemerintah seharusnya tak mempersulit birokrasi terhadap pemenuhan APD bagi semua tenaga medis yang berjuang merawat pasien," kata Erlina.
"Itu bisa didistribusikan sambil memenuhi aturan administrasi atau lain-lain. Karena ini sangat mendesak, kita enggak bisa duga kapan ada pasien lagi."
Erlina menambahkan, pemerintah harus bertanggungjawab saat menunjuk rumah sakit sebagai tempat rujukan.
Ia lantas meminta pemerintah memenuhi stok APD yang sangat diperlukan tenaga medis selama merawat pasien Virus Corona.
"Apalagi sekarang Indonesia kan sudah community transmission, sudah penularan di komunitas," jelasnya.
"Jadi kalau pemerintah menunjuk rumah sakit sebagai rujukan Covid, maka harus bertanggungjawab juga menyediakan perlengkapannya termasuk APD."
• Keprihatinan Erlina Burhan soal Bayi PDP di Sultra yang Tewas akibat Tak Ditangani, RS Tak Punya APD
Terkait hal itu, Erlina kemudian menyinggung banyaknya tenaga medis yang menjadi korban Virus Corona.
"Kalau tidak disediakan kan kita tahu banyak petugas kesehatan yang jadi korban, bahkan ada sebagian meninggal," imbuhnya.
Tak hanya soal kurangnya stok, ia juga menyinggung adanya tenaga medis yang tak secara lengkap dan benar menggunakan APD saat menangani pasien Virus Corona.
Itu adalah salah satunya tidak lengkap APD di rumah sakit," ujar Erlina.
"Jadi harus ikut aturan lah ya, kan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sudah mengeluarkan aturan bagaimana sistem pemakaian APD ini."
Selain tenaga medis dan juga pasien, Erlina menyebut semua pengunjung rumah sakit perlu menggunakan masker untuk mencegah penularan Virus Corona.
"Pertama seluruh pasien saat ini diberlakukan seolah-olah Covid, ini terkait dengan masker contohnya," kata Erlina.
"Semua pasien, dalam hal ini anak dan termasuk pengunjung kalau ke rumah sakit harus pakai masker," tukasnya.
• Pemerintah Bebaskan PPN dan PPh untuk Penanggulangan Pandemi Corona, Ini Penjelasannya
Simak video berikut ini menit ke-4.33:
Tenaga Medis Meninggal karena Virus Corona
Di sisi lain, sebelumnya Wakil Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi mengatakan ada sekitar 20 dokter meninggal termasuk dokter yang masih berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
Lalu ada lima dokter gigi serta enam perawat meninggal karena terpapar Virus Corona.
"Saat ini data yang ter-record di kita yang memang terkonfimasi dia dengan PDP ataupun yang sudah terkonfirmasi hasil swab itu yang dokter ya itu sekitar 20 dengan 5 orang saat ini dokter gigi, dan infomasi yang kami dapatkan 6 perawat,"ujar Adib.
Sedangkan berdasarkan data dari situs medscape, Adib mengatakan sudah ada sekitar 100 dokter meninggal di luar Indonesia.
• Masker Kain Lebih Dianjurkan Pemerintah untuk Masyarakat dalam Cegah Corona, Ini Alasannya
Angka kematian tenaga medis di Italia tercatat yang paling banyak.
"Nah pada saat kemudian kita bicara saat ini dalam jangka satu bulan dibandingkan secara total data yang kita bandingkan medscape di seluruh dunia, total seluruh di dunia di luar yang ada di Indonesia itu ada sekitar 100 dokter yang meninggal dengan jumlah terbanyak dari Italia," jelas Adib.
Menurut analisa tim IDI, ada banyak faktor yang menyebabkan dokter-dokter tersebut meninggal.
"Tapi kalau kemudian kita coba menganalisa dan kita juga diskusikan di internal profesi ada berapa faktor juga yang mengakibatkan meninggalnya para tenaga kesehatan kami," lanjutnya.
• Ingatkan soal Pentingnya Physical Distancing, Istana: Harus Anggap Semua Potensial Menularkan
Adib mengatakan, selain faktor usia dan faktor penyakit bawaan ada pula faktor keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD).
"Memang selain faktor usia, faktor penyakit penyerta dan juga memang ada hal-hal lain yang kemudian mengakibatkan terjangkit atau tertular."
"Salah satunya juga faktor kekurangan APD di dalam pelayanan," tukasnya. (TribunWow.com)