Breaking News:

Erupsi Gunung Krakatau

Media Asing Soroti Dentuman Beriringan dengan Anak Krakatau Meletus, Sebut Erupsi Terkuat sejak 2018

Kabar mengenai meletusnya Gunung Anak Krakatau pada Jumat (10/4/2020) juga menjadi sorotan media asing.

Editor: Lailatun Niqmah
Instagram/@lapan_ri
Ini potret momen Gunung Anak Krakatau meletus, dan menyemburkan debu vulkanik yang menggumpal, Sabtu (11/4/2020) 

TRIBUNWOW.COM - Kabar mengenai meletusnya Gunung Anak Krakatau pada Jumat (10/4/2020) juga menjadi sorotan media asing.

Satu di antaranya media Inggris, Daily Mail, yang menyoroti suara dentuman yang muncul dan menghebohkan publik.

"Terdengar hingga 150 kilometer jauhnya di ibu kota Jakarta sekitar pukul 11 malam waktu setempat," tulis mereka.

Media tersebut juga menuliskan, Gunung Anak Krakatau tampak mengeluarkan kepulan asap setinggi 15 km ke udara.

Tangkapan layar pemberitaan Daily Mail tentang erupsi Gunung Anak Krakatau, Sabtu (11/4/2020).
Tangkapan layar pemberitaan Daily Mail tentang erupsi Gunung Anak Krakatau, Sabtu (11/4/2020). (dailymail.co.uk)

Warga Dusun Teluk Baru Masih Waspada dan Berjaga Pasca-letusan Gunung Anak Krakatau

"Citra satelit mendeteksi 'letusan magmatik besar' dengan kepulan asap setinggi 15 km (47.000 kaki) ke langit."

Daily Mail menyebut, letusan ini merupakan erupsi terkuat Gunung Anak Kratatau sejak 2018 lalu.

"Ini diyakini sebagai aktivitas terkuat sejak letusan pada Desember 2018."

"Gunung berapi itu kehilangan lebih dari dua pertiga ketinggiannya setelah ledakan yang memicu tsunami mematikan yang menewaskan 400 orang," tulis Daily Mail selanjutnya.

Media online yang diluncurkan pada 2003 itu kemudian mencantumkan kesaksian para warganet Indonesia, yang mengunggah foto letusan Gunung Anak Krakatau di Twitter.

Salah satu yang dicantumkan adalah dari akun @ayingmaung yang menulis, "Krakatau, We are fighting coronavirus. Please go to sleep (Krakatau, kami sedang melawan virus corona, tolong tidurlah lagi)."

Terkait suara dentuman keras yang hingga kini masih menjadi misteri, Daily Mail mencantumkan kesaksian dari seorang warganet perempuan yang tidak dicantumkan nama akunnya.

"I keep hearing noises here in Indonesia (Aku terus mendengar suara-suara di sini di Indonesia)," tulis warganet tersebut.

Tangkapan layar pemberitaan erupsi Gunung Anak Krakatau dari Sputnik News, Sabtu (11/4/2020).
Tangkapan layar pemberitaan erupsi Gunung Anak Krakatau dari Sputnik News, Sabtu (11/4/2020). (sputniknews.com)

Media Rusia Sputnik News turut menyoroti letusan Gunung Anak Krakatau semalam.

Beritanya juga menunjukkan ini letusan terbesar sejak Desember 2018 yang saat itu memicu tsunami.

Data yang dicantumkan Sputnik sedikit berbeda dengan Daily Mail.

Di Sputnik disebutkan kepulan asap setinggi 14 km, yang mereka lansir dari pemberitaan Newshub.

"Erupsi dari gunung api ternama, yang terletak di antara Pulau Jawa dan Sumatra di provinsi Lampung, dilaporkan dimulai pada 10.35 malam waktu setempat," tulis Sputnik berikutnya.

Kemudian dari kesaksian warganet, Sputnik mencantumkan tweet dari akun @yasellatuan yang menuliskan

"Krakatau tidak berhenti erupsi selama 2 jam beruntun."

Dokumentasi lain yang diunggah warganet juga dicantumkan oleh Sputnik, seperti video rekaman CCTV yang diunggah akun @nantibaliklagi.

Sebagai penutup berita, media yang didirikan di Moskwa pada 2014 ini menuliskan letusan terbesar Krakatau di era modern terjadi pada 1883.

"Ledakan besar itu mengeluarkan suara yang terdengar ratusan mil jauhnya, membentuk tsunami yang menjulang setinggi 42 meter di beberapa tempat."

"Dan menciptakan awan abu setinggi 80 km (260.000 kaki) yang menghitamkan langit di sekeliling Bumi selama beberapa tahun," tulisnya.

Suara Dentuman Disebut Tak Berkaitan dengan Krakatau

Erupsi Gunung Anak Krakatau di Lampung juga beriringan dengan adanya bunyi dentuman yang meresahkan warga Jakarta, tepatnya pada pukul 21.58 WIB, Jumat (10/4/2020).

Tidak hanya di sekitar Jakarta, namun bunyi dentuman yang beberapa kali terdengar itu juga terdengar di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Lantas, apakah suara dentuman itu ada kaitannya dengan gempa bumi akibat erupsi Gunung Anak Krakatau?

Menjawab hal itu Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono ST Dipl Seis MSc, dalam keterangan tertulisnya menyebutkan hal ini tidak ada kaitannya.

Kata Rahmat, sejak tadi malam hingga pagi hari ini pukul 06.00 WIB, hasil monitoring Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan tidak terjadi gempa tektonik yang kekuatannya signifikan atau cukup besar di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Provinsi Banten.

Meskipun ada aktivitas gempa kecil di Selat Sunda yang aktif saat erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi, yaitu pada pukul 22.59 WIB dengan magnitudo M 2,4.

Episenter gempa itu terletak pada koordinat 6,66 LS dan 105,14 BT tepatnya di laut pada jarak 70 km arah Selatan Baratdaya Gunung Anak Krakatau pada kedalaman 13 kilometer.

Anak Krakatau Erupsi hingga 2 Kali dalam Semalam, Warga Pesisir Pantai Mengungsi ke Tempat Tinggi

"Tetapi gempa ini kekuatannya tidak signifikan dan tidak dirasakan oleh masyarakat," kata Rahmat.

Berdasarkan data tersebut maka BMKG memastikan suara dentuman tersebut tidak bersumber dari aktivitas gempa tektonik.

Hingga saat ini, belum ada keterangan secara pasti dari mana sumber suara dentuman yang terdengar di Jakarta dan wilayah Jabodetabek lain yang meresahkan masyarakat tersebut.

Kata Lapan soal Dentuman Misterius

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia buka suara soal asal muasal dentuman tersebut.

Lewat akun unggahan akun Instagram @lapan_ri, Sabtu (11/4/2020), ia menjelaskan bahwa dentuman misterius yang terjadi di daerah Jakarta, dan sekitarnya kemungkinan bukan dari letusan Anak Krakatau.

Di sana dijelaskan waktu erupsi Anak Krakatau, dan waktu dentuman yang terjadi memiliki perbedaan yang jauh.

"Jadi suara dentuman yang terdengar di Jakarta-Depok yang diisukan terjadi sekitar pukul 2.00 dini hari tadi kemungkinan bukan dari suara letusan Gunung Anak Krakatau." tulis @lapan_ri.

Ini potret momen Gunung Anak Krakatau meletus, dan menyemburkan debu vulkanik yang menggumpal, Sabtu (11/4/2020)
Ini potret momen Gunung Anak Krakatau meletus, dan menyemburkan debu vulkanik yang menggumpal, Sabtu (11/4/2020) (Instagram/@lapan_ri)

Selain meluruskan soal isu dentuman aneh, @lapan_ri juga menyertakan informasi mengenai potret momen letusan Gunung Anak Krakatau.

Potret tersebut juga menangkap momen semburan abu vulkanik Anak Krakatau yang berhasil ditangkap lewat citra satelit cuaca (visible & infrared).

Pada video yang diunggah oleh @lapan_ri, di detik awal, nampak momen semburan debu vulkanik dipantau dari citra satelit visible.

Di sana terpantau gumpalan asap berwarna abu-abu muncul dalam jumlah yang besar, dan terbang ke arah barat.

Sedangkan di detik akhir, diperlihatkan semburan debu vulkanik saat dipantau melalui citra satelit infrared.

 

(Kompas.com/Aditya Jaya Iswara/Ellyvon Pranita/TribunWow.com/Anung Malik)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Kata Media Asing tentang Suara Dentuman Gunung Anak Krakatau Meletus", dan "BMKG: Dentuman di Jakarta Tak Berkaitan dengan Gunung Anak Krakatau"

Sumber: Kompas.com
Tags:
Erupsi Gunung KrakatauGunung Anak KrakatauDailymailBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved