Virus Corona
Kecewa Jenazah Tenaga Medis Ditolak Warga, PPNI Jelaskan Cara Bungkus Jasad Pasien Corona
Ketua DPW PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Jawa Tengah, Edy Wuryanto merasa kecewa soal penolakan jenazah tenaga medis Covid-19.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua DPW PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Jawa Tengah, Edy Wuryanto merasa kecewa soal penolakan jenazah tenaga medis Covid-19 di Ungaran, Jawa Tengah pada Kamis (9/4/2020).
Diketahui sebelumnya, penolakan jenazah tersebut terjadi di daerah TPU Sewakul, Ungaran, Semarang.
Hal itu disampaikan Edy Wuryanto di acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Sabtu (11/4/2020).
• Cerita Pasien Covid-19 yang Sembuh di Balikpapan, Dibantu Warga hingga Disambut Pakai Spanduk
"Ketika ada respons dari pihak warga yang kemudian akhirnya menolak, ini yang kami sayangkan," ungkap Edy.
Akibat kejadian tersebut, Edy mengaku sangat kecewa.
Apalagi tenaga medis termasuk perawat, merupakan garda terdepan dalam penanganan Virus Corona.
"Karena kita tahu teman-teman perawat ini kan sedang berjuang hidup mati, ingin menyelamatkan masyarakat yang terkena Virus Corona."
"Mereka ini dalam suasana pekerjaan yang penuh dengan kecemasan tinggi."
"Dia harus menyelematkan orang lain, dia harus menyelamatkan dirinya sendiri di saat APD kita yang memang sangat terbtas," ungkapnya.
Sehingga ia merasa maklum jika masalah ini viral di media sosial.
"Ini memukul mental semua perawat Indonesia yang akhirnya muncul respons berlebihan di media sosial," lanjutnya.
• Persatuan Perawat Merasa Disia-siakan terkait Penolakan Jenazah: Katanya Bising sampai Ketakutan
Menurutnya, penolakan tersebut membuat para perawat disia-siakan.
"Inilah respons spontan kami dari perawat karena seharusnya kami dihargai, diberi semangat, sedang membutuhkan pengakuan dari masyarakat yang dilayani, yang justru diterima penolakan yang menghinakan dan kami merasa disia-siakan."
"Ini yang kemudian teman-teman merasa bahwa ini tidak pantas, perlakuan yang diperoleh dari rakyat terhadap pejuang kemanusiaan yang menjaminkan hidupnya pada masyarakat," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Edy mengatakan dirinya sebenarnya sudah bertemu dengan Ketua RT dan RW setempat.
"Ya jadi saya sudah ketemu dengan Ketua RW dan RT ketakutan jenazah yang berlebihan atau stigma ini memang terjadi di masyarakat," lanjutnya.
Meski demikian, ia menilai bahwa menyadarkan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama.
"Ini tugas kita bersama jadi masyarakat sekarang harus dipahamkan bahwa standar protokol jenazah Covid-19 sebetulnya sudah dilakukan sedemikian rupa," sambungnya.
• Ganjar Pranowo Ngaku Hatinya Terluka soal Viral Jenazah Corona Kembali Ditolak: Saya Mohon Maaf
Edy menerangkan, jenazah pasien Covid-19 itu dibungkus beberapa lapis sehingga virusnya tak keluar.
"Mulai dari jenazahnya, kemudian dibungkus plastik, dibungkus kain kafan, plastik lagi baru pakai kantong jenazah, baru kemudian dipeti dan sudah dilakukan dekontaminasi."
"Ini aman tidak akan terjadi penularan dari jenazah ke orang hidup," terangnya.
Hal itulah yang tak dipahami masyarakat hingga terjadilah penolakan di banyak tempat.
Sehingga dengan masalah yang terjadi di Ungaran ini bisa menjadi pelajaran ke depannya.
"Tampaknya pemahaman ini tidak dimengerti sebagian warga yang akhirnya muncul stigma-stigma negatif terhadap jenazah Covid-19, ini lalu tereprentetatif di banyak tempat."
"Kami berharap, dari pelajaran ini jangan lagi ada penolakan jenazah Covid-19," ungkapnya.
• PDP Virus Corona di Samarinda Ngamuk, Ancam Perawat Pakai Pecahan Kaca saat Mau Diisolasi
Lihat videonya mulai menit ke-3:20:
Seberapa Kuat Plastik Bisa Cegah Penularan Covid-19 dari Orang Meninggal?
Jenazah Covid-19 dikabarkan masih bisa menularkan penyakit kepada orang lain.
Sehingga, biasanya jenazah akan dikuburkan dengan dibungkus plastik.
Lantas seberapa efektif plastik bisa mencegah Virus Covid-19 keluar?
• Pada Ganjar Pranowo, Ibu Hamil Muda Duga Terjangkit Corona karena Uang Kembalian dari Tukang Sayur
Hadir di acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV pada Jumat (3/4/2020), Dokter Kepala Poliklinik Kompas Gramedia, Hardja Widjaja mencoba memberi penjelasan.
Pertanyaan tersebut diajukan warganet di media sosial KompasTV untuk kemudian dibacakan dan diberikan penjelasannya oleh sang dokter.
"Selamat Pagi Dok? Jenazah positif Covid-19 kan setelah dimandikan, dimasukkan plastik, lalu dimasukkan ke tanah, kenapa harus masih di dalam plastik?"
"Jadi image orang awam masih bisa menyebarkan virus, tolong penjelasannya," tanya akun media sosial milik @nurulq_achmadnurdin.
Dokter Hardja mengatakan bahwa memang orang yang meninggal akibat Covid-19 masih bisa menularkan virusnya.
Pasalnya, virus tersebut belum diketahui sampai kapan bertahan di tubuh manusia.
"Jadi seperti kita ketahui yang sudah meninggal tidak selalu jadi meskipun kita tetap ada bahayanya."
"Karena kita belum tahu persis memang itu virus masih tetap hidup beberapa saat," ujar dokter Hardja.
Sehingga, sebisa mungkin jenazah tersebut harus ditutup rapat satu di antaranya dengan plastik.
• Pasien Positif Corona yang Berbohong saat Pemeriksaan Awal Sempat Dirawat di Bangsal Umum Sepekan
"Jadi kita tentu harus mengisolasi barangkali di antara virus ini yang bisa keluar, nah kita jadi harus menutup rapat-rapat sehingga tidak terjadi penularan," ujar dia.
Dokter Hardja membenarkan bahwa biasanya virus akan mati jika sudah terkubur dalam tanah.
Namun, karena Covid-19 ini tergolong baru maka harus lebih diwaspadai.
"Kita masih mewas-was. Sebenarnya praktis seperti itu, tapi kita masih was-was karena ini masih dalam ini kan virusnya jenisnya baru."
"Meskipun golongannya sama Corona ya, tapi kita tetap harus waspada barangkali apakah di dalam tanah sudah yakin bahwa dia itu aman," ungkap dokter.
• PDP Virus Corona di Samarinda Ngamuk, Ancam Perawat Pakai Pecahan Kaca saat Mau Diisolasi
Sehingga, jenazah perlu dibungkus plastik agar virus itu sulit keluar.
Selain itu setidaknya bisa menahan hingga virusnya mati.
"Jadi kita untuk menjaga itu jaga keamanan kita bungkus plastik dan tetap seperti itu, dan mempertahankan paling enggak beberapa saat hingga dia betul-betul mati," katanya.
Meski demikian, dokter membenarkan kata-kata presenter bahwa penolakan jenazah Covid-19 itu seharusnya tidak dilakukan.
Lihat videonya sejak menit awal:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)