Breaking News:

Virus Corona

Hadapi Pandemi Virus Corona, Indonesia Datangkan 18 Alat Tes PCR dan 2 Ekstraktor RNA dari Swiss

Untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi penderita Virus Corona, pemerintah Indonesia telah mendatangkan sejumlah alat uji Covid-19.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Youtube KompasTV
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menjelaskan mengenai alat uji yang telah didatangkan pemerintah tersebut. 

TRIBUNWOW.COM - Untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi penderita Virus Corona, pemerintah Indonesia telah mendatangkan sejumlah alat uji Covid-19.

Kementerian BUMN Indonesia telah mendatangkan 18 alat PCR dan 2 mesin ekstraktor RNA otomatis dari Swiss.

Alat-alat tersebut nantinya akan didistribusikan ke sejumlah provinsi lain di Indonesia seperti, Jawa, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.

500 Ribu Alat Rapid Test Didistribusikan ke Seluruh Provinsi, Doni Monardo Sebut Tak Semua Efektif

Perketat Pengawasan PSBB di Jakarta, Polda Metro Jaya Siapkan 20 Check Poin, Khususnya di Perbatasan

Dilansir KompasTV, Kamis (9/4/2020), Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menjelaskan mengenai alat uji yang telah didatangkan pemerintah tersebut.

"Menyiapkan ada 18 buah untuk detektor PCR, ini adalah kapasitasnya mencapai 500 tes per hari," ujar Arya.

Dengan disediakannya 18 alat uji PCR tersebut, diharapkan Indonesia bisa mendapatkan hasil tes hingga 10 ribu perharinya.

"Maka dengan alat ini kalau sudah terinstal semua, maka alat tersebut akan bisa (mengetes spesimen) satu harinya mencapai 9000-10.000 per hari," imbuhnya.

Alat ini harus dipasang dalam ruangan bertekanan negatif, dalam penggunaannya, petugas juga harus mendapat pelatihan khusus.

Selain kedua jenis alat tersebut, Indonesia juga mendapatkan bantuan alat uji tes dari Korea Selatan.

Indonesia menjadi satu dari 3 negara yang menjadi prioritas penerima bantuan alat PCR kit atau reagen tes Virus Corona untuk 50.000 spesimen.

Tes Deteksi Virus Corona Pakai PCR Lebih Lama, Begini Penjelasan Ahli

Saat penyerahan bantuan tersebut, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-Beom, menyatakan Indonesia dan Korea Selatan merupakan mitra sejati.

Sehingga Korea Selatan bersedia membantu Indonesia yang saat ini kesulitan menghadapi wabah Virus Corona.

"Ini merupakan simbol kemitraan strategis khusus. Indonesia dan Korea adalah teman sejati dan sehati. Teman sejati adalah teman yang tetap disamping kita saat suka dan duka," ujar Kim Chang-Beom.

Dibanding alat rapid test atau tes cepat, deteksi virus corona dengan tes swab dan metode PCR adalah standar diagnosis terbaik yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia atau WHO.

Tingkat akurasi tes cepat atau rapid test dengan sampel darah yang menguji keberadaan antibodi terhadap virus di dalam tubuh tidak setinggi akurasi dengan metode PCR.

Kabar Baik, Pemerintah Korea Selatan Berikan Bantuan 300 Alat Medis dan Alat Tes PCR untuk Indonesia

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

Perbandingan 'Rapid Test' dan Tes PCR

Dikutip dari tvOneNews, Kamis (9/4/2020), Juru Bicara Tim Dokter Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan, Jakarta, dr. Erlina Burhan mengungkapkan mengenai keefektivan langkah pemerintah dalam menanggulangi Covid-19, dengan melaksanakan rapid test.

"Kita lihat dulu rapid test-nya ini serology atau yang antigen," ujar Erlina.

Ia menyebutkan rapid test serology kurang efektif karena dapat menghasilkan false negative atau mengeluarkan hasil negatif padahal sebenarnya positif.

Anies Baswedan: Jumlah Korban Positif Tak Cerminkan Masalah, tapi Kemampuan Tes yang Terbatas

"Karena kalau rapid test yang dasarnya adalah serology, yang periksa darah, itu baru positif kalau ada antibodi, dan antibodi ini baru ada kalau sudah ada gejala," jelas Erlina.

"Nah, jadi kalau di awal-awal kita memakai rapid test yang serology atau antibodi ini, maka akan false negative," sambungnya.

Erlina menyarankan agar pada fase awal pemeriksaan, pemerintah menggunakan rapid test antigen.

Rapid test antigen tersebut mendeteksi virus yang ada di spesimen cairan tenggorokan pasien, sehingga lebih efektif.

Namun ia mengatakan tes paling efektif adalah Tes PCR yang juga dilakukan dengan menguji spesimen cairan tenggorokan pasien.

Tes ini lebih akurat mendeteksi Virus Corona, namun membutuhkan beberapa waktu untuk mengetahui hasilnya.

Juru Bicara Tim Dokter Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan, Jakarta, dr. Erlina Burhan, mengungkapkan efektifitas rapid test.
Juru Bicara Tim Dokter Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan, Jakarta, dr. Erlina Burhan, mengungkapkan efektivitas rapid test. (YouTube tvonenews)

"Butuh waktu sampai satu hari, dan itu sifatnya harus di lab. Sementara rapid test ini dapat dilakukan di setiap faskes (fasilitas kesehatan)," kata Erlina.

Erlina menyebutkan pemerintah bisa menggunakan kedua jenis rapid test, namun ia mewanti-wanti untuk lebih memperhatikan masyarakat yang akan dites.

Apabila belum muncul gejala, jangan dilakukan tes secara serology, namun dengan tes antigen.

Sehingga keakuratan dari tes tersebut bisa dipertanggungjwabkan dan masyarakat yang telah dites mengetahui kondisi tubuh sebenarnya.

Ditakutkan apabila muncul adanya false negative, padahal virus tersebut sudah ada di tubuh, orang yang menyangka dirinya sehat itu akan berinteraksi dengan orang lain sehingga virus makin menyebar.

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

(TribunWow.com/Noviana Primaresti)

Tags:
Virus CoronaCovid-19tes PCRSwiss
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved