Virus Corona
Ini Alasan Pemkot Bandung Pilih TPU Cikadut sebagai Lokasi Pemakaman Khusus Jenazah Virus Corona
Kepala UPT Pemakaman Wilayah III Dinas Penataan Ruang Bandung, Sumpena membeberkan lokasi pemakaman khusus jenazah yang meninggal akibat Virus Corona.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kepala UPT Pemakaman Wilayah III Dinas Penataan Ruang Bandung, Sumpena membeberkan lokasi pemakaman khusus jenazah yang meninggal akibat Virus Corona.
Hal tersebut diketahui melalui kanal YouTube KOMPASTV pada Senin (6/4/2020).
Pemerintah Kota Bandung kini menetapkan tempat pemakaman umum (TPU) Cikadut Kota Bandung sebagai lokasi pemakaman jenazah Virus Corona.

• Presiden Jokowi Setuju, Bantuan Langsung Tunai akan Diberikan pada Masyarakat Terdampak Virus Corona
Sumpena pun menjelaskan bahwa TPU Cikadut memiliki lokasi yang strategis dan lahan yang luas.
Selain itu, pemerintah Kota Bandung tak mempunyai pilihan lain.
Pasalnya, beberapa TPU lain menolak menerima jenazah akibat Virus Corona.
Sumpena juga tek memungkiri bahwa TPU Cikadut awalnya juga melakukan penolakan.
Penolakan tersebut ternyata berasal dari warga sekitar pemakaman yang enggan menerima jenazah Virus Corona.
"Pemerintah Kota Bandung itu udah secepatnya mengalokasikan tempat untuk Covid-19 itu di TPU Cikadut," kata Sumpena.
"Dengan dasarnya apa, di TPU lain menolak gitu, aalnya TPU Cikadut juga menolak," imbuhnya.
• Pasien Positif Virus Corona di Sulawesi Utara Capai 8 Orang, Tambah 3 Kasus Baru, Berikut Rinciannya
Pemilihan TPU Cikadut juga tak lepas bantuan hadir dari TNI, Polri, Dinas Kesehatan, Lurah dan juga Camat yang membujuk warga daerah TPU Cikadut.
Akhirnya TPU Cikadut bisa menjadi kawasan pemakanan khusus jenazah yang meninggal akibat Virus Corona.
"Akhirnya jajaran pemerintah Kota Bandung, baik TNI maupun Polri, SKPD Dinas juga terlibat," ujar Sumpena.
"Terutama dalam menyelesaikan kontak dengan masyarakat itu, akhirnya masyarkat meyetujui juga," imbuhnya.
"Akhirnya di tentukan di TPU Cikadut sekitar bulan Maret," jelasnya.
Lihat videonya dari awal
• Ajak Keluarga dan Karyawan Rapid Test Virus Corona, Maia Estianty: Berangkat Baca Doa, Deg-degan
VIDEO Penampakan dari Udara Prosesi Pemakaman Pasien Virus Corona
Sebuah video dari KOMPASTV pada Senin (6/4/2020), menunjukkan pantauan udara prosesi pemakaman jenazah pasien Virus Corona.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah memperluas area TPU Pondok Ranggon untuk pasien Virus Corona yang meninggal dunia.
Dalam video tersebut terlihat, mobil jenazah mendatangi pemakaman.
Batu nisan di pemakaman tersebut tampak berjejer rapi.
Beberapa liang lahat sudah disiapkan oleh penggali kubur.
Tak ada keluarga yang mengantar, hanya ada para petugas khusus dan beberapa penggali kubur.
Sesampainya mobil jenazah itu, turunlah lima orang petugas.
Tak lupa, petugas tersebut menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
Setelah itu, diturunkanlah peti jenazah korban keganasan Virus Corona.
Satu liang lahat siap terisi, prosesi pemakaman siap dimulai.

• Jokowi Ungkap 10 Besar Negara dengan Kasus Virus Corona Tertinggi: Ini Perlu Disampaikan ke Publik
Para petugas tampak berhati-hati dalam melakukan prosesi pemakaman.
Diturunkanlah perlahan peti jenazah ke lubang yang berukuran kurang lebih 1x2 meter itu.
Setelah liang lahat terisi, para penggali kubur lantas menutupinya dengan tanah.
Sementara itu diketahui, kasus Virus Corona di Indonesia tercatat sebanyak 2.491 Kasus.
Dengan rincian, 192 dipastikan sembuh dan 209 dinyatakan meninggal dunia.

Cerita Kajari Bantul yang Sembuh dari Corona
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Bantul, Zuhadi mengungkapkan gejala yang dialaminya sebelum dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, sebelum dinyatakan sembuh, Zuhadi mengaku sempat merasakan gejala mirip malaria dan tifus.
Namun, Zuhadi mengaku sempat dijenguk oleh banyak rekan saat dirawat di rumah sakit.
Hal itu disampaikan Zuhadi melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Minggu (5/4/2020).
Pada kesempatan itu, Zuhadi menceritakan kronologi sebelum dirinya dinyatakan positif terkena Virus Corona.
Ia mengaku sempat merasa kurang enak badan selama beberapa hari.
"Pada hari Selasa saya sudah merasakan badan tidak enak, saya coba di rumah istirahat kemudian Rabu ternyata semakin tidak enak, kepala semakin pusing, panas semakin tinggi," jelas Zuhadi.
Khawatir dengan kesehatannya, Zuhadi lantas memeriksakan diri ke rumah sakit.
Namun, ia hanya diberi obat penurun demam dan diperbolehkan untuk pulang.
"Saya coba ke dokter di rumah sakit kemudian diberi paracetamol dan disuruh pulang," kata Zuhadi.
Merasa kesehatannya tak kunjung membaik, ia lantas kembali ke rumah sakit.

• Jokowi Tegaskan Tak akan Beri Remisi Koruptor, Kemenkumham Batalkan Usulan Yasonna Laoly
Namun, yang dirasakannya kala itu mirip dengan gejal penyakit malaria dan tifus.
"Tiga hari kemudian panas belum turun juga, kepala makin pusing akhirnya saya ke salah satu rumah sakit di area Bantul," ucap Zuhadi.
"Kemudian saya dirawat, dan saat itu mungkin gejalanya seperti malaria tipes."
Akhirnya dirawat di rumah sakit, Zuhadi mengaku banyak rekannya yang menjenguk.
Namun, kala itu dirinya belum ditetapkan positif terinfeksi Virus Corona.
"Kemudian saya dirawat beberapa hari, karena belum ada gejala seperti yang dikataan Covid-19 ini, banyak teman-teman waktu itu yang ada di media sosial menjenguk saya," ujar Zuhadi.
"Karena memang tidak diketahui penyakitnya seperti apa."
Beberapa hari dirawat di rumah sakit, Zuhadi justru merasa kesehatannya senakin memburuk.
Ia bahkan merasakan sesak napas hebat kala itu hingga akhirnya dinyatakan positif terkena Virus Corona.
"Beberapa hari kemudian saya diizinkan ke luar, kaget ternyata dada semakin sesak, napasnya semakin pendek. Akhirnya saya ke rumah sakit lagi dan saat itu hari Senin tanggal 16 saya diisolasi sebagai PDP," kata dia.
"Kemudian Kamis malam saya diberitahu oleh direktur rumah sakit bahwa hasil swab yang dilakukan, saya dinyatakan positif. Jadi saya itu pasien 01 positif Covid-19 di Kabupaten Bantul," tukasnya. (TribunWow.com/Khistian TR/Jayanti)