Virus Corona
Solusi Sandiaga Uno Pulihkan Ekonomi Pasca Wabah Corona: Kita Jangan Ngomong Ekonomi Dulu
Sandiaga Uno menjelaskan apa saja langkah yang akan ia lakukan untuk memulihkan ekonomi Indonesia setelah wabah Virus Corona berakhir
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
Setelah mengurus sektor rumah tangga, Sandiaga menjelaskan bahwa kunci pulihnya Indonesia adalah sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Kedua menurut saya yang paling perlu dipulihkan adalah sektor UMKM, tanpa UMKM Indonesia enggak akan bangkit," tegas Sandiaga.
Sandiaga mengatakan perusahaan-perusahaan besar justru akan menjadi prioritas terakhir, setelah mengurus sektor rumah tangga, dan UMKM.
"Oleh karena itu segala hal yang berkaitan dengan UMKM, baik itu akses pasar, akses terhadap bahan baku, akses terhadap permodalan, SDM mereka,
Mereka yang sempat merumahkan diberikan insentif untuk melakukan perekrutan karyawan baru," terangnya.
"Itu yang harus menjadi prioritas kita, baru setelah itu kita menyentuh korporasi dan investasi."
"Itu yang menjadi fokus saya," ujar Sandiaga.
• Aiman Tangkap 2 Kegundahan Anies saat Bahas Masalah Virus Corona: Ada Sesuatu yang Tertahan di Sini
6 Bansos Jokowi di Tengah Wabah Covid-19
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan terkait bantuan sosial bagi masyarakat terdampak Covid-19.
Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi di Istana Bogor pada Selasa (31/3/2020).
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan enam hal utama terkait bantuan sosial (bansos).
Pada anggaran perlindungan sosial, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah akan memperbanyak keluarga penerima manfaat.
"Misalnya, komponen ibu hamil naik dari Rp 2,4 juta menjadi Rp 3 juta per tahun, komponen anak usia dini, Rp 3 juta per tahun, komponen disabilitas Rp 2,4 juta per tahun. Dan kebijakan ini efektif mulai April 2020,” ungkap Jokowi seperti dikutip dari laman setkab.go.id.

Kedua, penerima kartu sembako juga diperbanyak hingga 20 juta jiwa penerima yang mulanya hanya 15,2 juta jiwa.
Selain itu nilainya juga naik menjadi 30 persen.
Mulanya Rp 150 ribu menjadi Rp 200 ribu selama sembilan bulan.
Ketiga, anggaran kartu prakerja menjadi Rp 20 triliun yang mulanya hanya Rp 10 triliun.