Virus Corona
Penjelasan Ridwan Kamil soal Perbedaan Data Kasus Positif Virus Corona dengan Pemerintah Pusat
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berikan klarifikasi terkait adanya perbedaan data Virus Corona antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan klarifikasi terkait adanya perbedaan data Virus Corona antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, khususnya untuk wilayah Jabar.
Dilansir TribunWow.com, Ridwan Kamil mengatakan sebenarnya data Covid-19 antara pemerintah daerah dan pusat tidak ada perbedaan.
Menurut Ridwan Kamil, masalah perbedaan data hanyalah karena faktor waktu.

• Disebut Tak Transparan soal Virus Corona, Achmad Yurianto: Terserah, Saya Bicara Basis pada Data
Dirinya kemudian menjelaskan proses penginputan data Covid-19 dari pemerintah pusat ke daerah.
Ridwan Kami mengatakan data konfirmasi positif Virus Corona yang dirilis oleh pemerintah pada setiap harinya lalu baru dikirimkan ke pemerintah daerah.
Dengan begitu, update di pemerintah daerah, khususnya wilayah Jawa Barat yang bisa diakses melalui Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar) yaitu sehari setelahnya.
"Terkait data tidak ada perbedaan, jadi biasanya sore itu diumumkan oleh pemerintah pusat, datanya dikirim ke daerah, sehingga kami pikobar baru bisa update H+1," ujar Ridwan Kamil.
Selain itu, Ridwan Kamil juga mengingatkan bahwa konfirmasi positif dari rapid test berbeda dengan konfirmasi positif pemeriksaan swab.
Dikatakan oleh Ridwan Kamil, rapid test merupakan tahap awal dari pemeriksaan Covid-19, sebelum kemudian dilakukan pengetesan swab.
"Nah h+1 untuk yang confirm positif, bedakan antara confirm positif yang menggunakan swab dengan berita terkait rapid test," jelasnya.
"Memang rapid test kita di atas 800-an, yang sudah diswab tes kita laporkan ke pusat, pusat mengumumkan di hari H-nya, dikirim data-data keseluruhannya kembali ke daerah, maka pikobar baru H+1," sambungnya.
"Jadi tidak ada perbedaan, semua sama-sama hanya masalah waktu jeda saja dalam meng-update," pungkasnya.
• Achmad Yurianto Jelaskan soal Adanya Perbedaan Data Virus Corona antara Pemerintah Pusat dan Daerah
Simak videonya:
Disebut Tak Transparan soal Virus Corona, Achmad Yurianto: Terserah
Dalam penanganan Virus Corona, pemerintah pusat dinilai oleh banyak pihak tidak transparan, khususnya terkait data kasus pasien positif Covid-19.
Dilansir TribunWow.com, misalnya saja terjadi adanya perbedaan atau ketidaksinkronan data Virus Corona antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Menanggapi hal itu, juru bicara pemerintah penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengaku tidak terlalu memikirkan penilaian tersebut.
Yurianto mengatakan dirinya hanya akan menyampaikan fakta berdasarkan data yang telah didapat.
Oleh karenanya, dirinya menegaskan tidak akan membicarakan suatu hal yang tidak ada datanya.
Hal tersebut disampaikan Yurianto dalam acara Prime Talk yang tayang di kanal Youtube metrotvnews, Senin (6/4/2020).
• 10 Ribu WNI Terjebak di Zona Merah Virus Corona New York, Amerika, KJRI akan Salurkan Bantuan
"Ya terserah saja, tetapi saya akan berbicara basis pada data," ujar Yurianto.
"Saya tentunya tidak akan membicarakan sesuatu yang menurut saya tidak tahu, atau data yang saya tidak miliki," imbuhnya.
Sebelumnya, Yurianto memastikan data positif Virus Corona yang dirilis oleh pemerintah pusat merupakan hasil dari pemeriksaan swab, bukan hasil rapid test.
Sedangkan data positif dari rapid test, menurut Yurianto hanyalah merupakan tes awal sebelum dilakukan pemeriksaan kedua, yaitu tes swab dengan metode VCR.
Maka dari itu, dirinya tidak akan merilis hasil rapid test sebelum dilakukan tes swab.

Yurianto juga menegaskan bahwa data positif Virus Corona didapat dari hasil tes swab yang dilakukan oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh pemerintah pusat melalui Litbangkes.
Hal itu dikatakan Yurianto dalam acara Prime Talk yang tayang di kanal Youtube metrotvnews, Senin (6/4/2020).
"Data yang kami miliki adalah data yang kami dapat dari laboratorium yang kami tunjuk," ujar Yurianto.
"Dan laboratorium itu adalah laboratorium yang sudah ditentukan oleh Litbangkes," jelasnya.
• Cara Klaim Token Listrik Gratis selama 3 Bulan dari PLN, Login di Laman PLN atau via WhatsApp
Yurianto kemudian menanyakan dari mana data positif Covid-19 hasil tes swab pada setiap daerah.
Menurutnya, jika bersumber dari laboratorium yang sama, secara otomatis datanya tentu tidak akan mengalami perbedaan.
Maka dari itu ketika ada perbedaan data, menurut Yurianto berarti ada dua kemungkinan yang menjadi penyebabnya.
Kemungkinan pertama adalah ada laboratorium di suatu daerah yang belum terdaftar di pemerintah pusat.
Atau kemungkinan kedua adalah adanya perbedaan waktu dalam pencatatan atau pengiriman data.
"Saya tanyakan data positif VCR daerah itu sumbernya dari mana?," kata Yurianto.
"Oleh karena itu kalau ada perbedaan apakah ada laboratorium yang digunakan dan kemudian belum terdaftar di kita, atau perbedaan itu karena perbedaan pencatatan waktu," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-13.12:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)