Breaking News:

Virus Corona

10 Ribu WNI Terjebak di Zona Merah Virus Corona New York, Amerika, KJRI akan Salurkan Bantuan

Terdapat sekitar 10 ribu warga negara Indonesia (WNI) yang masih terjebak pandemi Virus Corona di Amerika Serikat. KJRI siap salurkan bantuan.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
Youtube/tvOneNews
Konsultan Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York, Arif Saiman dalam cara Kabar Utama yang tayang di Youtube tvOneNews, Senin (6/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Terdapat sekitar 10 ribu warga negara Indonesia (WNI) yang masih terjebak pandemi Virus Corona di Amerika Serikat.

Bahkan puluhan ribu WNI tersebut berada pada zona merah di negara bagian New York.

Seperti yang diketahui, Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kasus Virus Corona terbanyak di dunia.

Selain itu, Kota New York sendiri menjadi wilayah dengan jumlah kasus dan kematian terbanyak di Amerika Serikat.

Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York, Arif Saiman mengaku tidak akan tinggal diam untuk mengatasi WNI yang terjebak di New York Amerika
Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York, Arif Saiman mengaku tidak akan tinggal diam untuk mengatasi WNI yang terjebak di New York Amerika (Youtube/tvOneNews)

Update Virus Corona di Indonesia, Tambah 247 Kasus Total 2.738, Berikut Peta Persebarannya

Dilansir TribunWow.com dalam acara Kabar Utama yang tayang di Youtube tvOneNews, Senin (6/4/2020), Konsultan Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York, Arif Saiman mengaku tidak akan tinggal diam.

Arif Saiman mengatakan terus mengawasi para WNI yang masih terjebak di wilayah kerja KJRI New York.

Dirinya mengaku sudah memberikan imbauan untuk menjaga kesehatan dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah setempat.

Tidak hanya itu, menurutnya, KJRI New York melalui program KJRI New York Peduli juga telah menyiapkan bantuan untuk disalurkan kepada WNI yang membutuhkan.

"Selain menyampaikan imbauan-imbauan kepada warga masyarakat Indonesia yang berada di wilayah kerja KJRI New York, melalui program KJRI New York peduli, juga menyalurkan bantuan kepada warga masyarakat Indonesia yang ada di wilayah kerja KJRI New York," ujar Arif Saiman.

Menurutnya, WNI yang menjadi prioritas untuk mendapatkan bantuan adalah para lansia ataupun mereka yang sudah menjalani isolasi.

Menghadapi situasi seperti ini, Arif Saiman menyarankan kepada WNI yang masih berada di New York untuk tetap tenang dengan menjaga diri di rumahnya masing-masing.

Termasuk juga mengikuti aturan pemerintah untuk bekerja dari rumah.

Presiden Jokowi Setuju, Bantuan Langsung Tunai akan Diberikan pada Masyarakat Terdampak Virus Corona

"Khususnya warga masyarakat Indonesia yang dinilai memiliki risiko tinggi terpapar Covid-19, seperti warga masyarakat Indonesia yang berusia lanjut atau lansia, atau warga masyarakat Indonesia yang saat ini menjalani self quarantine," jelasnya.

"Di tengah pemberlakuan peraturan stay at home, warga masyarakat Indonesia yang ada di wilayah Kerja KJRI New York, pada umumnya juga melakukan aktivitas mereka di rumahnya masing-masing," pungkasnya.

Simak videonya:

Imam Prasodjo Sebut Tak Cukup Gratiskan Listrik

Sosiolog Imam B. Prasodjo menanggapi baik kebijakan pemerintah dalam menggratiskan biaya listrik untuk pengguna 450 VA dan subsidi 50 persen untuk pengguna 900 VA.

Dilansir TribunWow.com, kebijakan tersebut dinilai sedikit bisa mendorong masyarakat untuk tetap berada di rumah dalam upaya physical distancing.

Meski begitu, kebijakan menggratiskan dan memberi subsidi listrik dirasa masih kurang untuk dapat memaksa masyarakat tetap berada di rumah.

Sosiolog Imam B. Prasodjo sebut menggratiskan listrik tidak cukup untuk memaksa masyarakat tidak keluar rumah, tetapi harus ada bantuan kebutuhan pokok.
Sosiolog Imam B. Prasodjo sebut menggratiskan listrik tidak cukup untuk memaksa masyarakat tidak keluar rumah, tetapi harus ada bantuan kebutuhan pokok. (Youtube/Talk Show tvOne)

 

 Kabar Duka, Pakar Seksologi Naek L Tobing Meninggal Dunia karena Virus Corona

Imam Prasodjo mengatakan pemerintah harus memberikan jaminan berupa kebutuhan pokok untuk melangsungkan kehidupan sehari-harinya.

Hal itu disampaikan Imam Prasodjo dalam acara 'Apa Kabar Indonesia Malam' dalam tayangan Youtube Talk Show tvOne, Senin (6/4/2020).

"Kemarin Presiden kan mengatakan akan menggratiskan rumah-rumah yang listriknya 450 VA," ujar Imam Prasodjo.

"Dengan dibebaskan listrik itu akan mengurangi, tetapi bagaimana dengan sehari-harinya," sambungnya.

"Oleh karena itu harus ada upaya penggelontoran, misalnya sembako, itu segera," jelasnya.

Namun jika nantinya pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut diminta untuk tidak memberikannya dalam bentuk uang, melainkan dalam bentuk sembako.

Dengan begitu maka masyarakat tidak perlu membelajakan uang tersebut dan bisa tetap berada di rumah.

Andai langkah tersebut dilakukan, dirinya yakin para pekerja informal khususnya, seperti para ojek online bisa dengan tenang untuk tidak tetap bekerja.

 Jokowi Ungkap 10 Besar Negara dengan Kasus Virus Corona Tertinggi: Ini Perlu Disampaikan ke Publik

Imam Prasodjo berharap pemerintah benar-benar mempertimbangkan hal itu, terlebih jika kebijakan pembatasan sosial berskala besar diterapkan.

"Dan jangan dikasih BLT, karena kalau dikasih uang, mereka akan pergi ke pasar, lagi-lagi berkerumun," kata Imam Prasodjo.

"Jadi lebih baik itu diantar, kebetulan ojek online, sekarang ini juga membutuhkan pekerjaan karena begitu dia keluar rumah, selain berbahaya membonceng penumpang tetapi juga penumpangnya turun derastis."

"Oleh karena itu pemerintah harus cepat melakukan upaya ini, apalagi kalau misalnya PSBB mau dilakukan," pungkasnya.

 Pantauan Udara Prosesi Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19, Dilakukan Petugas Tanpa Kehadiran Keluarga

Simak videonya mulai 2.26:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Virus CoronaCovid-19New YorkAmerika SerikatKJRIWarga Negara Indonesia (WNI)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved