Breaking News:

Virus Corona

Sejumlah Warga Ngaku Temukan Obat Virus Corona, Kadinkes Kalbar Harisson: Menimbulkan Kegalauan

Harisson menekankan, Virus Corona atau Covid-19 adalah self limiting disease, yang artinya pasien dapat sembuh dengan sendirinya asal.

Editor: Lailatun Niqmah
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Virus Corona | Covid-19 

TRIBUNWOW.COM - Di media sosial, sejumlah orang mengaku berhasil menemukan obat untuk menyembuhkan Virus Corona.

Hal tersebut lantas mendapat reaksi dari Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson.

Dikutip dari Kompas.com, Harrison meminta warga tak asal klaim menemukan obat Covid-19.

Usul Yasonna Laoly soal Bebaskan Napi Korupsi Ditolak Jokowi, Kemenkumham: Harus Senada

Terlebih apabila hanya menyebut buktinya bisa mengobati beberapa orang dalam pemantauan (ODP).

Harrison mengatakan, status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saja belum tentu terkonfirmasi positif Covid-19, apalagi Orang Dalam Pemantauan.

"Tidak boleh kita mengklaim telah menemukan obat corona hanya dengan bukti yang katanya sudah bisa mengobati beberapa orang ODP," kata Harisson kepada wartawan, Senin (6/4/2020).

Dalam ilmu kedokteran, kata dia, pembuktian suatu zat mempunyai efek terapi tertentu penelitiannya akan sangat panjang, mulai dari penelitian secara invitro maupun invivo.

Selanjutnya, zat tersebut akan diuji coba dulu terhadap hewan yang telah ditulari dengan virus atau bakteri tertentu, sampai percobaan ke tahap akhir yaitu pada manusia yang menjadi relawan baik yang tidak terinfeksi, maupun yang terinfeksi virus atau bakteri yang sedang diteliti.

Dalam penelitian pun akan ada metode pembandingan atau komparasi, misalnya antara efek atau pengaruh pada orang yang diberikan obat dan efek pada orang yang terinfeksi tapi tak diberikan zat yang sedang diteliti.

"Perbandingan ini akan membuktikan apakah benar obat itu dapat memberikan efek terapi atau malah orang yang tidak diberi obat yang sedang ditelitipun ternyata bisa sembuh," ujar Harisson.

Harisson menekankan, Virus Corona atau Covid-19 adalah self limiting disease, yang artinya pasien dapat sembuh dengan sendirinya asal daya tahan tubuhnya kuat.

"Penelitian ini akan sangat panjang, termasuk harus diteliti dalam dosis berapa obat tersebut tidak mempunyai efek, dalam dosis berapa obat tersebut mempunyai efek terapi dan dalam dosis berapa obat tersebut justru meracuni," ungkapnya.

Harisson mengaku, akan mendukung peneliti dan ilmuwan di Kalbar untuk melakukan penelitian terhadap Virus Corona.

Namun, harus menggunakan metode penelitian secara ilmiah, agar hasil memang benar-benar sudah teruji.

"Jangan buru-buru melempar ke masyarakat hasil yang belum terbukti secara ilmiah. Hal itu hanya akan menimbulkan kegalauan," pungkasnya.

Sebelumnya, Fahrul Lutfi, mantan asisten apoteker asal Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mengklaim temuannya 10 tahun lalu, Formav-D yang digunakan untuk mengobati Demam Berdarah Dengue (DBD) teruji efektif mengobati Covid-19.

Daftar Rincian 1.151 Pasien Positif Corona di Jakarta, Tersebar di 202 Kelurahan, Jaksel Terbanyak

Lutfi menceritakan, sepulang dari Bali pada 27 Februari 2020 lalu, dia mengalami demam dan batuk yang mengeluarkan dahak hitam.

"Setelah mengkonsumsi Formav-D saya sembuh," kata Lutfi.

Selain itu, dia mengatakan, telah mencobakan Formav-D kepada lima warga yang berinteraksi dengan pasien positif Covid-19 dan kemudian 5 orang itu dinyatakan tak terinfeksi.

Dia menjelaskan, Covid-19 merupakan virus yang memiliki dinding sel protein. Untuk menghadapinya, diperlukan obat yang dapat menghancurkan dinding sel tersebut.

Hal itu dapat dilakukan Formav-D yang pada dasarnya memiliki kandungan enzim.

Seperti virus DBD, HIV atau virus apapun baik yang menyerang kulit, pencernaan, sistem kekebalan tubuh dan yang terbaru ini Covid-19 ini.

"Sudah saya buktikan ternyata efektif,” tutup Lutfi.

Warga Koja Olah Biji Salak Jadi Minuman yang Diklaim Bisa Sembuhkan Gejala Mirip Corona

Di Kecamatan Koja, Jakarta Utara, seorang pria bernama Iing Sholihin alias Gus Ing, membuat minuman berbahan dasar biji salak yang diklaimnya bisa menyembuhkan gejala Covid-19.

Gus Ing, yang juga adalah pengurus Bank Sampah Kecamatan Koja, menceritakan bahwa minuman tersebut ia buat bekerjasama dengan rekan sesama pengurus yang bernama Muhammad Roni.

Mulanya, di awal Maret 2020, ketika kasus Covid-19 mulai merebak di Indonesia, Gus Ing mengaku sangat prihatin dan berniat membantu pasien positif virus tersebut.

Gus Ing lalu sempat berdoa selama empat hari lamanya agar diberikan pencerahan dari Tuhan terkait niatnya membantu menyembuhkan Virus Corona.

Kemudian, pada suatu hari di bulan Maret ini, Gus Ing mengaku mendapatkan petunjuk dari doanya bahwa biji salak dapat menyembuhkan Virus Corona.

"Diberilah petunjuk yaitu biji salak. Pertama kali kami kebingunan membuat biji salak itu, karena biji salak itu keras," kata Gus Ing di tempat pengolahan biji salak, Jalan Mindi, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/4/2020) sore.

Setelah mendapatkan petunjuk tersebut, Gus Ing sempat kebingungan bagaimana mengolah biji salak agar bisa dikonsumsi masyarakat.

Akhirnya, ia berunding dengan rekannya, Roni, dan memutuskan mengolah biji salak menjadi bubuk yang bisa diseduh untuk diminum.

"Dalam petunjuk itu dibikin bubuk biji salak. Akhirnya kami berunding bagaimana untuk memproduksi biji salak ini," ucap Gus Ing.

Singkat cerita, Gus Ing dan Roni pun memulai pengolahan biji salak. Biji salak yang telah dikumpulkan dijemur terlebih dahulu selama beberapa hari.

Kemudian, biji salak yang sudah kering diiris-iris hingga berukuran kecil untuk selanjutnya dimasak.

Teknik pemasakannya menggunakan metode sangrai, di mana biji salak dimasukkan ke dalam penggorengan lalu dimasak dengan api kecil.

Biji salak yang sudah menghitam kemudian dikeluarkan dari penggorengan dan dipindahkan ke dalam blender.

Lalu, biji salak pun diblender hingga halus dan menjadi bubuk. 1 kilogram biji salak bisa diolah menjadi bubuk seberat 2 ons.

Masker Kain Lebih Dianjurkan Pemerintah untuk Masyarakat dalam Cegah Corona, Ini Alasannya

Gus Ing mengklaim, bubuk biji salak ini berkhasiat baik jantung, untuk pencernaan, hipertensi, dan lainnya.

Cara mengonsumsinya pun hanya dengan menyeduh bubuk biji salak dengan air panas. Gus Ing menyarankan agar meminum olahan biji salak tanpa gula atau apapun.

Ia juga mengatakan, hasil olahan biji salak ini sudah diujicoba kepada rekan dan warga yang mengalami gejala klinis mirip Covid-19. Bahkan, Gus Ing juga mengatakan bahwa minuman biji salak ini sudah diberikan kepada salah satu orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19.

"Ada beberapa orang kami ujicoba, tiga hari mereka merasa sehat, jadi sudah tidak konsumsi lagi," kata Gus Ing.

"(Yang meminum) itu baru gejala, iya (ODP)," imbuhnya.

Ditambahkan Gus Ing, hasil olahan biji salak ini sudah dikirimkan ke BPOM untuk diuji laboratorium.

Ke depan, ia berharap minuman dari biji salak ini bisa disebarluaskan.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kadinkes Kalbar Minta Masyarakat Jangan Asal Klaim Temukan Obat Covid-19", dan di Tribun-Video.com dengan judul Warga Koja Olah Biji Salak Jadi Minuman yang Diklaim Bisa Sembuhkan Gejala Mirip Covid-19

Sumber: Kompas.com
Tags:
Virus CoronaKalimantan BaratODP (Orang dalam Pemantauan)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved