Breaking News:

Virus Corona

Cerita Kajari Bantul yang Sembuh dari Corona, Alami Gejala Mirip Malaria hingga Sesak Napas Hebat

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Bantul, Zuhadi mengunngkapkan gejala yang dialaminya sebelum dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
YouTube Talk Show tvOne
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Bantul, Zuhadi dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Minggu (5/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Bantul, Zuhadi mengungkapkan gejala yang dialaminya sebelum dinyatakan positif terinfeksi Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, sebelum dinyatakan sembuh, Zuhadi mengaku sempat merasakan gejala mirip malaria dan tifus.

Namun, Zuhadi mengaku sempat dijenguk oleh banyak rekan saat dirawat di rumah sakit.

Hal itu disampaikan Zuhadi melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Minggu (5/4/2020).

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Bantul, Zuhadi dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Minggu (5/4/2020).
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Bantul, Zuhadi dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Minggu (5/4/2020). (YouTube Talk Show tvOne)

Pegawai Puskesmas Turi Lamongan Positif Virus Corona, Layanan Kesehatan Langsung Dihentikan

ICW Soroti Wacana Yasonna: Mengapa dalam Situasi seperti Ini Kasihan pada Koruptor di Atas 60 Tahun?

Pada kesempatan itu, Zuhadi menceritakan kronologi sebelum dirinya dinyatakan positif terkena Virus Corona.

Ia mengaku sempat merasa kurang enak badan selama beberapa hari.

"Pada hari Selasa saya sudah merasakan badan tidak enak, saya coba di rumah istirahat kemudian Rabu ternyata semakin tidak enak, kepala semakin pusing, panas semakin tinggi," jelas Zuhadi.

Khawatir dengan kesehatannya, Zuhadi lantas memeriksakan diri ke rumah sakit.

Namun, ia hanya diberi obat penurun demam dan diperbolehkan untuk pulang.

"Saya coba ke dokter di rumah sakit kemudian diberi paracetamol dan disuruh pulang," kata Zuhadi.

Merasa kesehatannya tak kunjung membaik, ia lantas kembali ke rumah sakit.

Jokowi Tegaskan Tak akan Beri Remisi Koruptor, Kemenkumham Batalkan Usulan Yasonna Laoly

Namun, yang dirasakannya kala itu mirip dengan gejal penyakit malaria dan tifus.

"Tiga hari kemudian panas belum turun juga, kepala makin pusing akhirnya saya ke salah satu rumah sakit di area Bantul," ucap Zuhadi.

"Kemudian saya dirawat, dan saat itu mungkin gejalanya seperti malaria tipes."

Akhirnya dirawat di rumah sakit, Zuhadi mengaku banyak rekannya yang menjenguk.

Namun, kala itu dirinya belum ditetapkan positif terinfeksi Virus Corona.

"Kemudian saya dirawat beberapa hari, karena belum ada gejala seperti yang dikataan Covid-19 ini, banyak teman-teman waktu itu yang ada di media sosial menjenguk saya," ujar Zuhadi.

"Karena memang tidak diketahui penyakitnya seperti apa."

Beberapa hari dirawat di rumah sakit, Zuhadi justru merasa kesehatannya senakin memburuk.

Ia bahkan merasakan sesak napas hebat kala itu hingga akhirnya dinyatakan positif terkena Virus Corona.

"Beberapa hari kemudian saya diizinkan ke luar, kaget ternyata dada semakin sesak, napasnya semakin pendek. Akhirnya saya ke rumah sakit lagi dan saat itu hari Senin tanggal 16 saya diisolasi sebagai PDP," kata dia.

"Kemudian Kamis malam saya diberitahu oleh direktur rumah sakit bahwa hasil swab yang dilakukan, saya dinyatakan positif. Jadi saya itu pasien 01 positif Covid-19 di Kabupaten Bantul," tukasnya.

Achmad Yurianto Paparkan Ukuran Berhasil Isolasi dan Bebas Corona, Mulai Gejala Awal hingga Sembuh

Simak video berikut ini menit ke-2.03:

 

Puluhan Tenaga Medis Tewas

Virus Corona bisa menyerang siapa saja termasuk para tenaga medis.

Sebagai garda terdepan, para tenaga medis itu meninggal setelah menangani masalah Virus Corona.

Hingga Senin (6/4/2020), tercatat ada puluhan tenaga medis yang meninggal setelah menangani Virus Corona.

Bantu Tenaga Medis dalam Tangani Pasien Corona, 3 Bocah di Makassar Sumbang Uang Hasil Celengan

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Official iNews pada Senin (6/4/2020), angka kematian tenaga medis di Indonesia cukup tinggi.

Wakil Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi mengatakan ada sekitar 20 dokter meninggal termasuk dokter yang masih berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan).

Lalu ada lima dokter gigi serta enam perawat meninggal karena terpapar Virus Corona.

"Saat ini data yang ter-record di kita yang memang terkonfimasi dia dengan PDP ataupun yang sudah terkonfirmasi hasil swab itu yang dokter ya itu sekitar 20 dengan 5 orang saat ini dokter gigi, dan infomasi yang kami dapatkan 6 perawat,"ujar Adib.

Sedangkan berdasarkan data dari situs medscape, Adib mengatakan sudah ada sekitar 100 dokter meninggal di luar Indonesia.

Masker Kain Lebih Dianjurkan Pemerintah untuk Masyarakat dalam Cegah Corona, Ini Alasannya

Angka kematian tenaga medis di Italia tercatat yang paling banyak.

"Nah pada saat kemudian kita bicara saat ini dalam jangka satu bulan dibandingkan secara total data yang kita bandingkan medscape di seluruh dunia, total seluruh di dunia di luar yang ada di Indonesia itu ada sekitar 100 dokter yang meninggal dengan jumlah terbanyak dari Italia," jelas Adib.

Menurut analisa tim IDI, ada banyak faktor yang menyebabkan dokter-dokter tersebut meninggal.

"Tapi kalau kemudian kita coba menganalisa dan kita juga diskusikan di internal profesi ada berapa faktor juga yang mengakibatkan meninggalnya para tenaga kesehatan kami," lanjutnya.

Ingatkan soal Pentingnya Physical Distancing, Istana: Harus Anggap Semua Potensial Menularkan

Adib mengatakan, selain faktor usia dan faktor penyakit bawaan ada pula faktor keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD).

"Memang selain faktor usia, faktor penyakit penyerta dan juga memang ada hal-hal lain yang kemudian mengakibatkan terjangkit atau tertular."

"Salah satunya juga faktor kekurangan APD di dalam pelayanan," tukasnya. (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Mariah Gipty)

Tags:
Virus CoronaBantulMalaria
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved