Breaking News:

Virus Corona

Mulai Batuk, Demam, dan Rasakan Gejala Covid-19, Haruskah Segera ke Dokter?

Mengingat tingginya tingkat penyebaran Virus Corona, masyarakat harus tetap waspada dan memperhatikan kesehatan.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Virus Corona | Covid-19 

TRIBUNWOW.COM - Mengingat tingginya tingkat penyebaran Virus Corona, masyarakat harus tetap waspada dan memperhatikan kesehatan.

Pasalnya tidak semua gejala Virus Corona (Covid-19) segera tampak pada masa awal inkubasi.

Gejala penyakit yang disebabkan virus ini mirip dengan flu atau influenza pada umumnya.

Calon penumpang menunggu jadwal penerbangan di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (27/3/2020). Data PT Angkasa Pura II, sejak Minggu (22/3/2020) jumlah penumpang dan penerbangan di bandara terus mengalami penurunan karena adanya imbauan pemerintah untuk melakukan 'social distancing' dan karantina wilayah terkait mewabahnya virus COVID-19 di Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon penumpang menunggu jadwal penerbangan di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (27/3/2020). Data PT Angkasa Pura II, sejak Minggu (22/3/2020) jumlah penumpang dan penerbangan di bandara terus mengalami penurunan karena adanya imbauan pemerintah untuk melakukan 'social distancing' dan karantina wilayah terkait mewabahnya virus COVID-19 di Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

 Jenis Makanan yang Mengandung Vitamin untuk Jaga Daya Tahan Tubuh sebagai Upaya Cegah Corona

Meskipun bersikap waspada, ada baiknya Anda tahu kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter saat mendapati gejala muncul di tubuh Anda.

Berikut TribunWow.com merangkum informasi yang dilansir dari The Guardian.

1. Apa saja gejala Virus Corona?

Gejala yang paling umum dari Covid-19 adalah demam, kelelahan, dan batuk kering.

Beberapa pasien juga menderita pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, atau diare.

Pada beberapa kasus didapati juga pasien kehilangan indra perasa dan penciuman.

Sekitar 80 persen pasien Virus Corona mengalami gejala ringan, seperti flu biasa dan sembuh tanpa perlu perawatan khusus.

Hanya sejumlah satu dari enam orang yang terjangkit virus ini yang menderita gejala serius, seperti yang banyak ditemui pada lansia atau orang dengan penyakit tertentu.

Misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, penyakit saluran pernapasan.

2. Apa gejala yang perlu saya waspadai?

Meskipun mirip dengan gejala flu, ada dua kondisi kesehatan yang harus membuat Anda waspada.

Yang pertama, demam tinggi yang dapat dirasakan saat Anda menyentuh bagian dada atau punggung.

Kedua, batuk terus-menerus.

Perlu diperhatikan antibiotik tidak dapat melawan Virus Corona.

Obat-obatan yang biasa digunakan untuk flu juga tidak dapat membantu menyembuhkan.

Penyembuhan bergantung pada sistem kekebalan tubuh.

 Update Virus Corona di Dunia, Rabu 1 April 2020: Capai 854608 Kasus, AS Masih Tertinggi

3. Jika saya mengalami gejala-gejala tersebut, perlukah periksa ke dokter?

Tidak perlu.

Apabila Anda mendapati gejala-gejala tersebut, Anda perlu beristirahat dan mengisolasi diri di rumah setidaknya selama 7 hari.

Jika Anda tinggal serumah dengan orang lain, anggota keluarga Anda harus mengisolasi diri di rumah setidaknya selama 14 hari.

Hal itu bertujuan menghindari penularan Virus Corona ke orang lain di luar rumah.

Imbauan ini berlaku untuk siapapun, meskipun tidak ada riwayat bepergian ke luar negeri akhir-akhir ini.

4. Virus Corona mirip dengan flu. Kenapa saya harus khawatir?

Belum ada penelitian lebih lanjut tentang jenis virus baru yang berawal dari Wuhan, China ini.

Sejauh ini data menunjukkan tingkat kematian akibat Virus Corona mencapai 1-3 persen, tergantung kondisi kesehatan awal pasien.

Tingkat kematian akibat flu biasa kurang dari 1 persen.

Sementara itu, kematian akibat virus SARS mencapai lebih dari 10 persen.

Selain itu, hal yang membuat Virus Corona lebih berbahaya adalah belum ada vaksin atau pengobatan yang ditemukan.

Ditambah lagi tingkat penularannya sangat tinggi.

Maka dari itu penting bagi Anda tetap menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan secara rutin.

Jaga Daya Tahan Tubuh Cegah Corona dengan Berjemur, Ini Durasi dan Waktu Terbaik Menurut Dokter

Jenis-jenis Masker

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan Sp.P(K),M.Sc, pH.D menjelaskan mengenai jenis-jenis masker yang dapat dipakai di tengah pandemi Virus Corona.

Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah konferensi pers yang dilaksanakan pada Rabu (1/4/2020) pukul 09.30 WIB, di kantor Graha Badan Penaggulangan Bencana (BNPB), Jakarta.

Seperti yang dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu (1/4/2020), Erlina memberikan penjelasan pada masyarakat mengenai 4 jenis masker yang bisa digunakan untuk mencegah penyebaran Virus Corona.

 Jaga Daya Tahan Tubuh Cegah Corona dengan Berjemur, Ini Durasi dan Waktu Terbaik Menurut Dokter

Dalam konferensi pers bertajuk "Protokol Pemakaian Masker" tersebut, Erlina menjelaskan tentang masker kain yang diajurkan digunakan untuk masyarakat yang sehat.

"Masker kain ini bisa dipakai oleh masyarakat yang sehat, digunakan di tempat umum dan fasilitas lainnya tapi tetap menjaga jarak 1 sampai 2 meter, karena masker kain ini tidak bisa memproteksi masuknya semua partikel," ujar Erlina.

"Dan ini tidak disarankan bagi tenaga medis, karena 40-90 persen partikel dapat menembus masker,"imbuhnya.

Dokter yang berpengalaman menangani pasien terinfeksi Virus Corona tersebut kemudian menyinggung mengenai jenis masker selanjutnya yang umum terdapat di masyarakat, yaitu masker bedah.

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan Sp.P(K),M.Sc, pH.D -, menjelaskan mengenai jenis-jenis masker yang dapat dipakai di tengah pandemi Virus Corona, Rabu (1/4/2020).
Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan Sp.P(K),M.Sc, pH.D -, menjelaskan mengenai jenis-jenis masker yang dapat dipakai di tengah pandemi Virus Corona, Rabu (1/4/2020). (YouTube BNPB Indonesia)

"Berikutnya masker bedah, masker bedah ini bisa dipakai oleh masyarakat, tapi bilamana ada gejala flu atau influenza. Atau pada masyarakat yang batuk, bersin, hidung berair, demam dan nyeri tenggorok," jelas Erlina.

Masker jenis ini juga disebutkan dapat dipakai oleh tenaga medis yang bertugas di fasilitas layanan kesehatan.

Erlina kemudian menyinggung mengenai masker jenis terakhir yang merupakan masker N-95 yang dipakai bila berinteraksi langsung dengan pasien yang terinfeksi.

"Kemudian ada masker berikutnya yang disebut Masker N-95. Ini adalah masker yang dipakai oleh tenaga medis yang harus kontak langsung dan erat, dekat dengan pasien-pasien yang infeksius, atau tingkat infeksinya sangat tinggi," terang Erlina.

Masker jenis ini tidak dianjurkan dipakai masyarakat umum, untuk menjaga ketersediaan bagi petugas medis yang merawat pasien terinfeksi Covid-19.

Adapun yang masker jenis terakhir adalah face respirator, yang bisa digunakan untuk menangkal partikel yang menyebar melalui udara (airborne).

"Kemudian yang terakhir adalah face respirator, ini untuk para pekerja yang memiliki resiko tinggi terpapar gas-gas yang berbahaya," kata dokter spesialis tersebut.

"Ini biasanya dipakai di industri." sambungnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Noviana)

Tags:
Virus CoronaCovid-19Batuk
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved