Virus Corona
Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Gubernur DIY Sri Sultan Minta Jokowi Buka Data Daerah Zona Merah
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwana X meminta Presiden Jokowi untuk bisa membuka persebaran Virus Corona di Indonesia
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubawana X meminta Presiden Jokowi untuk bisa membuka persebaran Virus Corona di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Sri Sultan berharap Jokowi dapat membuka daerah mana yang masuk dalam kategori zona merah Covid-19.
Menurut Sri Sultan dalam tayangan Youtube KompasTV, Selasa (31/3/2020), hal itu bertujuan supaya lebih mudah dalam mengantisipasi persebaran Virus Corona.

• Skenario Terburuk Virus Corona di Indonesia: Jutaan Orang Terinfeksi Covid-19 pada Pertengahan Mei
Seperti yang diketahui, Sri Sultan sejauh ini belum memberlakukan karantina wilayah untuk Yogyakarta.
Hanya saja tetap ada imbauan-imbauan untuk memembatasi aktivitas sosial dengan penerapan social distancing.
Maka dari itu, penting baginya dan juga seluruh masyarakat Indonesia, tidak hanya Yogyakarta untuk mengetahui daerah-daerah yang masuk dalam zona bahaya.
Menurutnya, para pendatang di Yogyakarta yang berasal dari daerah zona merah tentu akan mendapatkan perhatian lebih.
Dan sebaliknya, bagi masyarakat bisa menjadi pertimbangan keinginan untuk pergi ke suatu daerah yang ternyata masuk zona merah.
"Yang penting saya menyampaikan bahwa Presiden, kota mana, wilayah mana yang (zona) merah," ujar Sri Sultan.
"Supaya kami ini masyarakat yang mau pergi, maupun yang akan datang itu dari awal sudah bisa kita antisipasi, kalau dia dari wilayah merah," jelasnya.
"Kita tahunya kan hanya Jakarta dan sekitarnya, tapi tidak mau pemerintah menjawab itu mana saja," pungkasnya.
Sementara itu jika melihat dari peta persebaran setiap provinsi, DKI Jakarta menjadi daerah dengan tingkat penyebaran tertinggi kasus Virus Corona.
Sedangkan di bawahnya ada Banten dan Jawa Barat.
Namun untuk data setiap kota tidak dijelaskan.
Simak videonya:
• Ganjar Pranowo Akui Masih Ada Warga Ngeyel Mudik di Tengah Corona: Diusir Lagi Kan Enggak Bisa
• Kabar Baik, 2 Pasien Covid-19 di Solo Dinyatakan Sembuh, Hadi Rudyatmo Sebut Masih akan Bertambah
Pesan Kepada kepala Daerah, Ganjar Pranowo: Bukan Saling Jaga KTP
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta setiap kepala daerah untuk tidak hanya memikirkan daerahnya masing-masing saja.
Dilansir TribunWow.com, Ganjar Pranowo meminta setiap kepala daerah bisa saling membantu untuk menangani pandemi Virus Corona, terutama untuk daerah sekitar mereka.
Ganjar kemudian menyebut Pemda DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan DIY bisa dalam satu koordinasi untuk mencegahan Virus Corona.

• Karantina Wilayah Jadi Opsi Tekan Penyebaran Virus Corona, Apa Bedanya dengan Lockdown?
"Saya kemarin sudah diskusi dengan Pak Ridwan Kamil, gugus tugas kami sudah bicara dengan sekda Pemda DKI, Pemda Jawa Barat, Pemda DIY, Pemda Jatim yang ada di sekitar kami," ujar Ganjar.
"Hampir semua prinsipnya menyetujui, kita saling menjaga wilayahnya, bukan saling menjaga KTP-nya, bukan sukunya, bukan asalnya."
Ganjar mengatakan persebaran Covid-19 ini sangat cepat, maka perlu adanya pencegahan yang cepat juga.
Maka dari itu, dirinya meminta setiap daerah yang sudah masuk dalam kategori zona merah, perlu adanya penanganan lebih supaya tidak menyebar ke daerah lain.
Seperti misalnya Kota Bogor ataupun DKI Jakarta yang sudah harus mendapatkan perhatian lebih.
Namun, jika setiap daerah ada yang merasa keberatan dengan masalah anggaran, menurut Ganjar, daerah lain di sekitar bisa melakukan iuran untuk membantu.
• Ramai Warga Semprot Tubuh dengan Disinfektan, Erlina Burhan Beri Kecaman: Itu Bukan untuk Manusia
Karena jika tidak segera ditindaklanjuti, justru virus tersebut bisa menyebar lebih luas ke daerah lain.
"Kalau zona merah itu cluster-nya umpama penularan pertama di Jawa Tengah dari Bogor, Bogor kunci, kita bantu, problem-nya yang ada di Bogor apa, DKI banyak, DKI kunci," kata Ganjar.
"Kemudian model isolasinya silakan diatur, nanti jaring pengaman sosial disiapkan, petugas mencatat dengan baik, kemudian budgetnya disiapkan, apakah dari pusat sharing dengan pemda," sambungnya.
"'Oh kami keberatan kalau seperti itu', ya kami iuran, kita iuran bareng-bareng terus kita selesaikan, maka kita NKRI banget," tutupnya.
Simak videonya mulai menit ke-6.05:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)