Virus Corona
Tito Karniavan Sebut Langkah Karantina Harus Diperhitungkan, Ungkap Dampak yang Bisa Ditimbulkan
Tito Karnavian meminta pemerintah daerah berkoordinasi terlebih dahulu dengan pemerintah pusat sebelum memutuskan untuk mengambil kebijakan karantina
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjelaskan tentang langkah karantina untuk menekan penyebaran wabah Virus Corona (Covid-19).
Ia menjelaskan langkah tersebut harus diambil dengan perhitungan matang.
Apabila tidak diambil dengan perhitungan yang detil, ekonomi daerah lain, hingga negara dapat terancam.

• Ketua Relawan Covid-19 Minta Donatur Mandiri Berkoordinasi dengan BNPB: Tepat dan Tidak Mubazir
Dikutip dari YouTube Kompastv, Senin (30/3/2020), pertama Tito menjelaskan soal faktor-faktor yang perlu diperhitungkan mengapa karantina perlu dilakukan.
Mulai dari tingkat ancaman wabah, hingga efektivitas melakukan karantina.
"Pembatasan-pembatasan ini juga harus mempertimbangkan beberapa hal, mulai dari masalah tingkat epidemologinya, penyebarannya separah apa, tingkat bahayanya, kemudian efektivitasnya, apakah efektif atau tidak," ujar Tito.
Selanjutnya, Tito masuk membahas risiko dampak yang dihasilkan seusai karantina diberlakukan.
"Berikutnya lagi adalah kepastian sumber daya, dan juga teknis prosedur bagaimana untuk melakukan pembatasan tersebut, dan tentunya juga mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial budaya, dan keamanan," tambahnya.
Mantan Kapolri tersebut mewanti-wanti agar kesejahteraan masyarakat diperhitungkan betul, sebelum karantina diberlakukan.
"Pembatasan-pembatasan harus disertai dengan antisipasi, dan kesiapan sebelumnya, untuk memberikan bantuan kepada masyarakat, social safety net," ujar Tito.
"Masyarakat cukup logistik, itu yang paling utama," lanjutnya.
Tito ingin agar pemerintah daerah bisa menjamin kehidupan warga yang akan kehilangan mata pencahariannya selama karantina berlangsung.
"Kemudian yang kedua adalah dampak ekonomi, dampak ekonomi kalau ada pembatasan, maka dapat terjadi adanya restoran yang tutup, adanya pengemudi yang pendapatannya berkurang, dan lain-lain," katanya.
"Ini perlu diantisipasi agar mereka tidak kekurangan, dan cukup."
Ancam Keamanan dan Ekonomi Indonesia
Tito menjelaskan apabila kehidupan ekonomi masyarakat tak terpenuhi, keamanan warga akan semakin terancam.
"Sekali lagi, kalau seandainya mereka kekurangan, dan tidak cukup, terutama untuk logistik, maka yang terjadi adalah dampak gangguan keamanan," ucapnya.
• Pemkot Tegal Siapkan Rp 27 Miliar untuk Local Lockdown 4 Bulan, Ini Penjelasan Dedy Yon Supriyono
Selain berdampak terhadap keamanan, Tito mengatakan apabila suatu wilayah memutuskan untuk melakukan karantina, dampak kerugiannya bisa saja dirasakan di daerah lain, bahkan hingga skala nasional.
"Dan kemudian rekan-rekan sekalian, kita juga harus menghitung dampak ekonomi, kita tahu bahwa negara kita memiliki satu sistem ekonomi, daerah-daerah adalah sub sistem dari sistem ekonomi nasional," kata Tito.
"Bisa saja pembatasan itu membuat ekonomi daerah itu, atau daerah lain menjadi terganggu, atau nasional terganggu," sambungnya.
Terakhir, Tito meminta agar pemerintah daerah betul-betul berkoordinasi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melakukan karantina wilayah.
"Konsultasi perlu dilakukan kepada pemerintahan pusat, dalam hal ini gugus tugas yang nantinya akan membahasnya lintas kementerian," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, hingga Senin (30/3/2020), terhitung sudah ada 1.414 kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Juru bicara pemerintah penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyampaikan korban meninggal telah mencapai angka 122 orang, sedangkan 75 pasien telah dinyatakan sembuh.
Lihat videonya mulai menit ke-3.00:
Bogor Desak Jakarta Lakukan Lockdown
Bupati Bogor Ade Yasin, dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim sepakat untuk mendesak agar Jakarta segera melakukan lockdown wilayah.
Mereka mengatakan apabila Jakarta tidak segera melakukan lockdown, maka penanganan Virus Corona (Covid-19) tidak akan bisa maksimal.
Jakarta sebagai pusat penyebaran Covid-19, menurut Ade, dan Dedie harus segera berinisiatif menutup wilayahnya terlebih dahulu.
Dikutip dari YouTube metrotvnews, Minggu (29/3/2020), Ade mengatakan apabila Jakarta telah mulai melakukan lockdown, maka Bogor pasti akan mengikuti langkah ibu kota.
"Justru epicentrumnya kan ada di Jakarta, jadi ketika Jakarta duluan di-lockdown, kami mungkin menyesuaikan nantinya," kata Ade.
Ia menambahkan, apabila Jakarta tidak memulai, upaya Bogor dalam menekan penyebaran Covid-19 tidak akan bisa maksimal.
"Tapi kalau kami harus lockdown duluan, sementara Jakarta tidak, orang akan terus berbondong-bondong ke sana," ujar Ade.
"Kita dorong dulu epicentrumnya untuk melakukan lockdown, setelah itu baru kita berpikir, dan mengatur strategi untuk melakukan hal yang sama, walaupun mungkin tidak seperti Jakarta."
"Tapi minimal kita menjaga pintu-pintu masuk yang mempunyai potensi yang besar untuk wabah ini masuk ke Kabupaten Bogor, maupun ke Kota Bogor," lanjutnya.
Satu suara dengan Bupati Bogor, Wakil Wali Kota Bogor Dedie pun menginginkan Jakarta agar cepat memberlakukan status lockdown.

"Tidak ada artinya kalau kemudian DKI tidak melakukan pembatasan-pembatasan yang dibutuhkan, kemudian Kota Bogor, dan Kabupaten Bogor melakukan lockdown," kata Dedie.
"Kita sepakat epicentrumnya dulu diberesin, Kota Bogor, dan Kabupaten Bogor akan menyesuaikan."
Dedie menjelaskan keputusan lockdown juga harus diambil berdasarkan beberapa pertimbangan seperti logistik, dan distribusi bahan baku kepada masyarakat.
"Jadi artinya semua langkah ini harus satu berpadu semuanya, harus betul-betul kita koordinasikan dengan baik, karena ada beberapa hal yang harus kita pertimbangkan," tandasnya.
Rekayasa Lalu Lintas Karantina Wilayah
Bersiap melakukan lockdown di Bogor, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan ia telah mempersiapkan rencana rekayasa lalu lintas karantina wilayah yang mulai diberlakukan pada Senin (30/3/2020).
Sembari melakukan rencana tesebut, Dedie juga terus mengimbau kepada seluruh warga Bogor agar tetap melakukan physical distancing.
• Kota Tegal Berlakukan Lockdown Mulai Hari Ini, Sejumlah Akses Masuk Utama Ditutup dengan Beton
Keputusan lockdown Bogor akan diambil setelah Jakarta mulai memberlakukannya terlebih dahulu.
"Saya harap warga jangan panik. Pemkot sudah menyiapkan segala keperluan, termasuk pasokan untuk kebutuhan logistik dan yang lain," ucap Dedie, dikutip dari Kompas.com, Senin (30/3/2020).
Dedie menjelaskan ada dua skema rekaya lalu lintas yang telah dipersiapkan untuk situasi karantina wilayah.
Pertama adalah karantina wilayah terbatas di pusat kota.
Pada skema yang pertama, penyekatan arus lalu lintas dilakukan pada lima simpang yang menuju arah pusat kota, yaitu simpang Baranangsiang, simpang Empang, simpang Jembatan Merah, simpang Air Mancur, dan simpang Pangrango.
Sedangkan skema kedua, Bogor akan memberlakukan karantina seluruh wilayah, yakni penutupan sembilan titik lalu lintas.
Simpang Baranangsiang, simpang Empang, simpang Gunung Batu, simpang RSUD, simpang Air Mancur, simpang tol Bogor Outer Ring Road (BORR), simpang Marwan, simpang Ekalokasari, dan putaran balik Polsek Bogor Timur. (TribunWow.com/Anung)