Breaking News:

Virus Corona

Tanggapi Kabar Keinginan Prabowo untuk Lockdown, Said Didu: Sudah Mulai Muncul Akal Sehat

Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu tanggapi kabar menyebut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ingin diberlakukan lockdown untuk Virus Corona.

YouTube KompasTV
Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu dalam kanal YouTube Kompas TV, Senin (16/3/2020). Said Didu tanggapi kabar menyebut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ingin diberlakukan lockdown untuk Virus Corona. 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu memberikan tanggapan terkait kabar yang menyebut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menginginkan diberlakukannya lockdown.

Hal itu terjadi ketika Said Didu diwawancari oleh Konsultan Politik dan Media, Hersubeno Arief yang tayang di Youtubenya MSD, Sabtu (28/3/2020).

Dilansir TribunWow.com, bermula ketika Hersubeno Arief menyebut Prabowo Subianto sebenarnya menginginkan adanya lockdown dalam situasi pandemi Virus Corona di Indonesia.

Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu memberikan tanggapan terkait kabar menyebut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang menginginkan diberlakukannya lockdown.
Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu memberikan tanggapan terkait kabar menyebut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang menginginkan diberlakukannya lockdown. (Youtube/MSD)

 

Tangani Virus Corona, Ridwan Kamil Potong Gaji 4 Bulan Seluruh Jajarannya dan Para ASN Jawa Barat

Keinginan Prabowo tersebut disampaikan oleh ajudannya, yakni Dhani Wirianata beberapa hari yang lalu dalam akun Instagram pribadinya @dhaniwirianata, Sabtu (21/3/2020).

Sementara itu, seperti yang diketahui, dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut tidak akan dan belum memikirkan terkait rencana lockdown.

Hal itu membuat Hersubeno Arief menyebut adanya ketidakkekompakan dalam Kabinet Indonesia Maju.

Dirinya juga sedikit menyingung perbedaan pernyataan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Dikatakannya, Sri Mulyani meminta pemerintah mempertimbangkan pembangunan Ibu Kota Baru di tengah pandemi Virus Corona yang tentu berdampak pada laju ekonomi.

Sedangkan di sisi lain, Luhut tetap ngotot pemindahan tersebut tetap berlangsung.

"Perbedaan statement dari Sri Mulyani kemudian Luhut, apalagi ditambah bocoran perbicangan Pak Prabowo dengan ajudannya yang bahwa sebenarnya yang paling tepat adalah lockdown," tanya Hersubeno Arief.

"Ini kan menujukan sebenarnya manajemen di kabinet sudah acakadut," sebutnya.

Sebut Ada 14 Ribu Lebih Pemudik dari Jabodetabek, Jokowi Minta Kepala Daerah Tingkatkan Pengawasan

Menanggapi hal itu, Said Didu justru menilai hal tersebut positif.

Said Didu mengatakan dengan banyaknya para menteri yang memiliki pendapatnya masing-masing maka bisa dikatakan sudah memakai akal sehatnya.

Menurutnya, para menteri sudah tidak lagi hanya sebatas yes men kepada keputusan presiden.

"Saya membacanya kebalik, bahwa sudah memulai muncul akal sehat di kabinet," ujar Said Didu.

"Sehingga sudah ada yang menyuarakan kebenaran, tidak yes men lagi semua," imbuhnya.

Simak videonya mulai menit ke- 5.06

14 Ribu Lebih Pemudik dari Jabodetabek, Jokowi Beri Pesan kepada Kepala Daerah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan terjadi adanya percepatan arus mudik dari daerah Jakarta Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Percepatan arus mudik tersebut tidak terlepas dari diberlakukannya tanggap darurat bencana Covid-19, khususnya di Jakarta.

Ditambah lagi dengan rencana akan adanya karantina wilayah.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, 20 Maret 2020
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, 20 Maret 2020 (youtube sekretariat presiden)

 Pembangunan Ibu Kota Baru Tetap Jalan di Tengah Virus Corona, Said Didu: Luhut Hanya Pikirkan Legacy

Dilansir TribunWow.com dari tayangan Youtube KompasTV, Senin (30/3/2020), Jokowi menyebut sudah ada lebih dari 14 ribu pemudik dari Jabodetabek.

Data 14 ribu pemudik tersebut hanya terhitung dari yang menggunakan armada bus, belum lagi yang memakai alat transportasi lain, termasuk kendaraan pribadi.

Berdasarkan data yang diperoleh oleh Jokowi, tujuan utama dari pemudik yaitu rata-rata ke Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, serta Jawa Timur.

"Sejak penetapan tanggap darurat di DKI jakarta telah terjadi percepatan arus mudik, terutama dari para pekerja informal di Jabodetabek menuju provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, serta Jawa Timur," ujar Jokowi.

"Dan selama 8 hari terakhir tercatat ada 876 armada bus antar provinsi yang membawa 14 ribu penumpang dari Jabodetabek," jelasnya.

"Ini belum dihitung pemudik yang menggunakan transportasi lainnya, misalnya kereta api maupun kapal dan angkutan udara, serta menggunakan kendaraan pribadi," imbuhnya.

Jokowi kemudian menilai, para pemudik memang sengaja mempercepat rencana pulang kampungnya.

Menurutnya, ada alasan kuat yang membuat para perantau memutuskan untuk mudik lebih cepat, yaitu khususnya bagi pekerja informal atau wirausaha.

"Saya lihat bahwa arus mudik dipercepat, bukan karena faktor budaya tapi karena memang terpaksa."

 Soal Wacana Karantina Wilayah karena Corona, Ngabalin Bahas Kewajiban Penuhi Kebutuhan Warga Miskin

Maka dari itu, Jokowi meminta kepada setiap kepala daerah, baik gubernur ataupun bupati untuk meningkatkan pengawasan kepada para pendatang di daerahnya masing-masing.

Hal itu tentunya bertujuan untuk mencegah penyebaran Virus Corona.

Karena seperti yang diketahui, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat risiko penyebaran Virus Corona tertinggi di Indonesia.

"Untuk warga yang sudah terlanjur mudik, saya minta pada para gubernur, bupati dan wali kota meningkatkan pengawasannya di wilayah masing-masing," pungkasnya.

Simak videonya:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Prabowo SubiantoSaid DiduVirus CoronaCovid-19Lockdown
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved