Virus Corona
Dokter Tirta Sempat Didiagnosa Suspek Virus Corona, Ini Penyakit Paru-paru yang Ternyata Dideritanya
Influencer Kesehatan, dokter Tirta Mandira Hudhi baru saja menjalani rapid test Covid-19.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Influencer Kesehatan, Dokter Tirta Mandira Hudhi baru saja menjalani rapid test Covid-19.
Melalui akun resmi Twitternya @tirta_hudhi pada Senin (30/3/2020), Dokter Tirta menunjukkan bahwa hasil tesnya negatif terjangkit Covid-19.
Dokter Tirta mengatakan dirinya dinyatakan suspek PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) dan Bronkitis Kronis.
• Ridwan Kamil Ungkap Hasil Rapid Test Corona di Jabar: Di Luar Dugaan, Paling Besar di Kota Sukabumi
Ia menilai bahwa penyakitnya itu terjadi karena sering merokok.
Akibatnya, Dokter Tirta merasa sedih dengan keadaan tersebut.
Pasalnya, meski tidak menular namun penyakitnya lebih sulit disembuhkan dibanding Covid-19.
"Jujur aje, ABIS Diperiksa, faktanya lebih ngecewain, paru paru gue kotor banget karena rokok. Gue suspect Copd (PPOK) dan bronkitis kronis. Padahal ni penyakit usia tua. Ini akibat rokokan banyak. Kalo PPOK sulit sembuh. Enggak nular tapi sulit sembuh," cuit Dokter Tirta.
Menderita penyakit tersebut, Dokter Tirta kini memutuskan ingin menjadi garda terdepan langkah berhenti merokok.
Ia bahkan ingin segera rapat dengan staf Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto untuk mengkampanyekan stop merokok, apalagi di tengah pandemi Virus Corona.
• Geisz Chalifah Ungkap Anies Tak Pernah Bercanda soal Corona: Dia Sudah Kehilangan Humor Bahas Itu
"Gue crita ke staff menkes, akhirnya gue putuskan, jadi garda edukasi stop rokok. Bsk gue rapat ama mereka. Stop rokok ya guys, apalagi selama covid, rokokan meningkatkan potensi ke infeksi," jelasnya.

Selain itu, dokter yang juga merupakan pengusaha ini sempat menunjukkan hasil rapid testnya
Ia sempat didiagnosa suspek Covid-19.
Dari hasil test yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Kartika Pulomas, dokter Tirta negatif Covid-19.

Dokter Tirta menunjukkan pula hasil rontgen paru-parunya.
Ia mengatakan bahwa paru-parunya kebanyakan udara disertai diagframa menurun.
• Di Tengah Wabah Virus Corona, 5 Makanan Ini Dapat Menjaga Kesehatan Paru-paru
Dengan tegas, dokter Tirta kini memutuskan akan bergabung dalam satuan tugas edukasi stop rokok bersama Kementerian Kesehatan.
"Tampak paru-paru gue kebanyakan udara, dan diafragma menurun, dx :GEJALA PPOK / bronkitis kronis akibat rokok. Makanya batuk-batuk."
"28 tahun kena gejala ginian. Oke gue call staf Menkes, Bu kirana namanya. Langsung jadi satgas edukasi stop rokok," tegasnya.

Merasa menyesal selama ini telah merokok, dokter Tirta lantas dengan tegas meminta pengikutnya untuk menerapkan hidup sehat seperti rajin mencuci tangan dan tidak merokok.
"Gue akhirnya jadi percontohan atas kebodohan gue sendiri. Dan gue ga mau lu semua kaya gue. So hidup sehat, stop rokok, cuci tangan yg bersih. Jangan kaya gue. 28 tahun, paru-paru gejala ppok. Stop rokok !!!!," imbau dia.

Rokok Bisa Turunkan Daya Tahan Saluran Pernapasan
Angka infeksi pasien Virus Corona di Indonesia terus meningkat.
Terkait itu, anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Fariz Nurwidya, mengimbau masyarakat untuk tidak merokok.
Hal tersebut disampaikan dr. Fariz Nurwidya saat menjadi narasumber di acara Realita TV yang tayang pada Selasa (17/3/2020).
• Dinyatakan Positif Corona, Aktris Andrea Dian Minta Jangan Anggap Remeh: Tenaga Kesehatan Terbatas
Fariz mulanya mengatakan bahwa masyarakat kini harus menerapkan pola hidup sehat dan bersih.
"Ya kan ada pedoman hidup bersih dan sehat (PHBS), itu harus dipahami gerakan masyarakat sehat," kata Fariz.
Satu di antara menjalankan PHBS adalah tidak merokok.
Adanya pandemik Covid-19 menjadi momentum yang tepat bagi perokok untuk berhenti.
"Itu hal-hal yang dasar, sekarang saja kita masih belum selesai dengan merokok, di tengah pandemi seperti ini masih banyak orang yang merokok."
"Jadi ini momentum sebetulnya untuk masyarakat, tidak ada alasan yang lebih baik dibandingkan hari ini untuk berhenti merokok, jadi kita sudah semua posisinya," kata Fariz.
Saat ditanya mengenai merokok justru dapat menangkal Virus Corona, Fariz langsung membantahnya.
• Andrea Dian Positif Corona: Kami Semua Butuh Pertolongan, Butuh Peralatan Layak, Sistem yang Jelas
Pasalnya, merokok itu bisa menurunkan daya tahan saluran pernafasan.
"Sama sekali tidak, karena jelas asap rokok menurunkan daya tahan di saluran nafas, kalau daya tahan saluran nafasnya turun infeksinya gampang terjadi, gampang masuk," jelasnya.
Selain hindari rokok, Fariz juga meminta masyarakat untuk beristirahat yang cukup.
Cuci tangan juga diharuskan dengan enam langkah sesuai anjuran WHO (World Health Organization).
"Kemudian kita harus istirahat cukup, cuci tangan dengan air mengalir 40 sampai 60 detik atau dengan handraft yang 20 sampai 30 detik, langkah-langkahnya harus jelas, enam langkah itu," lanjutnya.
Kemudian, dia juga meminta agar masyarakat jangan berlebihan soal herbal atau empon-empon bisa menyembuhkan Virus Corona.
• Candi Borobudur Disemprot Cairan Khusus untuk Mencegah Virus Corona
Pasalnya, jika berlebihan maka itu bisa merusak liver dan ginjal.
Faris justru menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi mikronutrient dan vitamin yang teruji klinis mengobati infeksi.
"Kita sebaiknya tidak terlalu genit soal herbal karena kalau kita tidak tahu isinya, maka kandungan herbal yang tidak jelas itu bisa membebani liver dan ginjal dalam waktu lama."
"Saya tidak menganjurkan empon-empon, mending kita fokus pada mikronutrient atau dan vitamin yang nyata-nyata sudah memberikan perlindungan terhadap infeksi virus melalui uji klinis," ujar Fariz.
Lantas, Fariz mengungkapkan dosis Vitamin C yang dibutuhkan untuk menangkal Virus Corona.
"Misal Vitamin C itu sangat dibutuhkan untuk melawan virus ya walaupun angka kecukupan gizi untuk saat-saat biasa itu 60 mg, tapi saya yakin bukti memperlihatkan butuh di atas 60 mg untuk bisa melawan," lanjutnya.
Saat ditanya kini banyak orang yang mengosumsi herbal karena Virus Corona, Fariz menilai kurang efektif.
• Ikatan Dokter Indonesia Izinkan Buka Data Lokasi Pasien Positif Terjangkit Corona, Ini Tujuannya
"Itu kan manfaatnya ada untuk saluran cerna, untuk mengurangi masuk angin, tapi kalau kita mau menerapkan yang lebih luas, kan kapasitas emak-emak untuk membuat ramuan kan enggak sama."
"Dan kita tidak memiliki bukti ilmiah gitu, kita bilang efektif atau tidak," ungkapnya.
Fariz kembali menganjurkan mikronutrient dan vitamin yang bisa larut dengan air agar tak merusak liver dan ginjal.
"Jadi saya anjurkan yang larut air."
"Karena kalau dia kelebihan dia bisa dibuang urine, kalau yang tidak jelas itu bisa diakumulasi, menambah beban liver, menambah beban ginjal, jangan sampai kita gara-gara genit sama herbal akhirnya jadi sirosis, sakit liver," jelasnya.
Lantas, Fariz mengungkap apa saja yang bisa mengurangi risiko Virus Corona.
"Ya intinya mikronutrient yang ada sifat antioksidannya misalnya zink, persediaaan di masyarakat mungkin tablet 20 mg itu yang paling murah."
"Kemudian vitamin D3, jadi kalau virus itu melawan virus itu proteksinya," katanya.
• Dinyatakan Negatif Virus Corona, Emil Dardak: Menjaga Diri Sendiri juga Ikut Menjaga Orang Lain
Pada kesempatan itu, Fariz menegaskan dirinya tak memberikan resep untuk 100 persen mencegah.
Namun, setidaknya bisa mengurangi risiko terjangkit Covid-19.
"Kita bicara menurunkan risiko yan bukan mencegah 100 persen tidak ada di dalam dunia medis itu tidak ada penjaminan itu tidak ada."
"Risiko itu akan turun jika Vitamin D3 nya 1000 internasional unit," ucap dia.
Selain Vitamin C dan Vitamin D3, Omega 3 juga disebutnya bisa mengurangi terjangkit Virus Corona.
"Kemudian usahakan multivitamin yang ada seleniumnya ya kemudian Omega 3, biasanya seperti itu yang umumnya," pungkasnya
Lihat videonya mulai menit 13:40:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)