Breaking News:

Virus Corona

Tegaskan Lockdown Tak akan Dilakukan, Ali Ngabalin Singgung Karantina Wilayah: Enggak Bisa Bercanda

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin menegaskan pemerintah tak akan menerapkan kebijakan lockdown meskipun korban Virus Corona semakin bertambah

YouTube Talk Show tvOne
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (28/3/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menegaskan pemerintah tak akan menerapkan kebijakan lockdown meskipun korban Virus Corona semakin bertambah.

Dilansir TribunWow.com, Ali Ngabalin menyebut pemerintah akan menerapkan karantina wilayah yang disebutnya sangat berbeda dengan lockdown.

Karena itu, ia menyatakan pemerintah tak mau bercanda dalam mengambil kebijakan penanganan Virus Corona.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (29/3/2020).
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (29/3/2020). (YouTube Talk Show tvOne)

5 Penelitian yang Jadi Kabar Baik di Tengah Wabah Virus Corona, Vaksin hingga Sistem Kekebalan Tubuh

Kondisi Terkini Suspect Corona di Solo yang Sempat Rewang Tetangga, Kini Dinyatakan Sembuh

Pernyataan tersebut disampaikan Ali Ngabalin melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (28/3/2020).

"Saya pastikan dulu ya bahwa untuk lockdown itu tidak ada dalam pikiran, bahkan pemerintah tidak mengambil kebijakan melakukannya," ucap Ali Ngabalin.

Menurutnya, di dalam undang-undang hanya terdapat istilah karantina wilayah yang memiliki konsep yang sama dengan social distancing.

Tak hanya itu, menurut dia karantina wilayah juga memiliki tujuan yang serupa, yakni menekan persebaran wabah Virus Corona.

"Karena Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 itu menjelaskan tentang karantina kewilayahan, itu kan sama dengan social distancing," ucap Ali Ngabalin.

"Untuk membatasi pergerakan manusia, makanya tadi pelabuhan, mobil untuk mendistribusikan barang konsumsi itu menjadi bagian yang tak terhalang ketika kabupatan, kota, provinsi ketika mengajukan itu pada pemerintah."

Berdasarkan hal tersebut, Ali Ngabalin menyatakan pemerintah enggan sembarangan mengambil kebijakan penanganan Virus Corona.

Kondisi Terkini Suspect Corona di Solo yang Sempat Rewang Tetangga, Kini Dinyatakan Sembuh

"Jangan lupa, di Pasal 55 itu kan daerah beserta instansi-instansi terkait yang lain ikut serta," ujar Ali Ngabalin.

"Karena itu dalam mengambil dalam kebijakan dan keputusan negara itu enggak bisa orang bercanda."

Karenanya, ia mengimbau setiap kepala daerah untuk kembali mengkaji data korban Virus Corona secara baik dan benar.

Tak hanya itu, Ali Ngabalin juga mengimbau setiap pihak untuk tak mengusulkan lockdown hanya karena emosi belaka.

"Harus pasti, datanya jelas, kemudian perkembangan di lapangannya jelas," kata Ali Ngabalin.

"Karena orang tidak boleh mengambil situasi emosional."

90 Warga Dikarantina setelah Tengok Pasien yang Ternyata Positif Corona, Langsung Local Lockdown

Simak video berikut ini menit ke-4.52:

Solusi Kurangi Angka Kematian Pasien Corona

Pada kesempatan lain, Influencer  dr Tirta Mandiri Hudhi mengatakan karantina wilayah adalah hal yang harus dilakukan demi mencegah meluasnya persebaran Virus Corona (Covid-19).

Dikutip dari YouTube Kompastv, Jumat (27/3/2020), awalnya presenter SAPA INDONESIA MALAM menanyakan pendapat dr Tirta terkait angka kematian pasien Covid-19.

 Banyak Perantau yang Kembali ke Kampung Halaman, Sri Sultan HB X: Coba Tinggal Sementara 2 Minggu

dr Tirta menjelaskan bahwa jumlah pasien Covid-19 yang semakin membengkak adalah penyebab utama naiknya angka kematian pasien Covid-19.

"Ketidakcukupan tempat pelayanan, membludak," kata dr Tirta.

"Jadi sekarang itu adalah rujukannya cukup, tapi banyak pasien yang ketolak, karena banyak orang yang datang ke sini kondisinya sudah memburuk," sambungnya.

dr Tirta mengusulkan sebuah solusi untuk mengurangi angka kematian pasien Covid-19.

Ia menjelaskan hal yang harus dihentikan adalah tingkat persebaran Covid-19.

"Saran saya untuk mencegah mortality rate (tingkat kematian) semakin tinggi, itu kita harus mengendalikan infection rate-nya (tingkat persebaran virus -red), karena garda di depan sudah down ini," ujar pria lulusan Universitas Gadjah Mada tersebut.

dr Tirta menyinggung korban meninggal tenaga medis juga harus dianggap sebagai sesuatu yang darurat.

"Itu 80an (pasien meninggal Covid-19), sepuluh persen di antaranya adalah tenaga medis, itu hal yang paling harus jadi krusial," katanya.

 90 Warga Dikarantina setelah Tengok Pasien yang Ternyata Positif Corona, Langsung Local Lockdown

Kemudian dr Tirta menjelaskan satu-satunya jalan mengatasi Covid-19 adalah karantina wilayah yang menjadi pusat persebaran virus, yakni Jakarta.

"Mau enggak mau tutup Jakarta," tegasnya.

dr Tirta mengatakan hal tersebut harus diambil, meskipun akan ada suara kontra, dan penolakan dari publik.

"Kalau nanti ada yang tanya, berarti nanti transportasi gimana? Mau dilanjutin apa enggak, ini tetap hancur," tandasnya.

Diskusi dengan Anies Baswedan

Pada segmen sebelumnya, dr Tirta mengakui ia telah bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan berdiskusi soal solusi penanganan masalah Covid-19.

Saat bertemu dengan Anies, Tirta mengatkan kondisi perekonomian di Indonesia sudah terlanjur turun, maka mau tidak mau harus segera berani mengambil suatu kebijakan tegas, meskipun tetap akan ada pengorbanan yang harus diambil.

"Saya kemarin sudah ketemu Pak Anies juga, saya sudah sarankan kalau bisa banget, ini sama-sama buruk, mau kita enggak karantina wilayah, atau pun karantina wilayah, ekonomi itu sudah turun," ujar Tirta.

 Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Imbau Jangan Pulang Kampung: Saya Tahu Anda Bosan dan Sakit

Pria pemilik bisnis perawatan sepatu tersebut juga menceritakan, bagaimana rekannya sesama pengusaha mengalami penurunan omset yang drastis, karena adanya Covid-19.

"Jadi saran saya kalau bisa, yang mau ke Jakarta itu ditolak, yang keluar Jakarta ditolak," tegas dr Tirta.

Tirta mengatakan ada tiga tempat yang masih diperbolehkan untuk dibuka, apabila karantina telah diberlakukan.

"Di rumah saja tetap dilanjutkan, yang nongkrong bubarin semua, mal tutup, hanya tiga hal menurut saya yang boleh buka," katanya.

Ketiga tempat tersebut adalah, pasar, SPBU, dan instansi publik seperti kantor polisi, rumah sakit, dan markas TNI. (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Anung Aulia)

Baca juga artikel ini di Tribunnews.com dengan judul Tegaskan Lockdown Tak akan Dilakukan, Ali Ngabalin Singgung Karantina Wilayah: Enggak Bisa Bercanda

Tags:
Ali NgabalinVirus CoronaLocal LockdownLockdownCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved