Virus Corona
Fachrul Razi Buka Suara soal Mudik dan Bahaya Corona, Minta Warga Berpikir Pakai Akal Sehat
Menteri Agama Fachrul Razi mengimbau masyarakat agar tidak mudik dahulu demi menekan penyebaran Virus Corona
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah, telah mengeluarkan imbauan, dan seruan kepada masyarakat agar tidak mudik di tengah wabah Virus Corona (Covid-19).
Imbauan tersebut terus digaungkan pemerintah agar penyebaran Covid-19 tidak semakin besar.
Menteri Agama Fachrul Razi turut meminta masyarakat untuk mempertimbangkan manfaat, dan kerugian apabila memutuskan untuk tetap mudik di tengah wabah Covid-19.

• Makin Keras Larang Warganya Mudik, Ini Pesan Lengkap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Dikutip dari unggahan akun instagram resmi @fachrulrazi__official, Sabtu (28/3/2020), Fachrul mengatakan dalam beragama juga diperlukan menggunakan akal sehat.
"Setiap agama mengajarkan kita bukan hanya meningkatkan iman, dan takwa, tapi di dalamnya juga menggunakan akal sehat," kata Fachrul.
Ia lanjut memberikan sebuah contoh apa yang akan terjadi jika seseorang memaksa mudik, padahal dirinya berasal dari wilayah pusat penyebaran Covid-19.
"Akal sehatnya begini, kita berada di sebuah kota, katakan lah Kota Jakarta yang sudah banyak terpapar oleh Covid-19," jelas Fachrul.
Purnawirawan Jenderal TNI tersebut menjelaskan, meskipun seseorang merasa sehat, belum tentu dirinya tidak terjangkit Covid-19.
Masih besar kemungkinan orang tersebut menjadi carrier atau pembawa virus yang akan membahayakan orang-orang sekitarnya.
• Solusi Dokter Tirta Kurangi Angka Kematian Pasien Corona: Mau Enggak Mau Tutup Jakarta
"Mungkin kita tidak kena, karena kita mempunyai kekebalan tubuh yang lebih baik, atau kondisi badan kita lagi sehat," ujar Fachrul.
"Tapi kalau kita pulang ke kampung, maka benih-benih virus yang ada di kita, yang tidak membuat kita sakit itu, kita bawa ke kampung, di kampung akan menularkan teman-teman di sana, mungkin ibu kita, ayah kita, saudara kita, dan lain sebagainya."
"Sehingga kalau kita mudik ke kampung, kita sama saja dengan membawa penyakit untuk ibu, bapak, dan saudara-saudara, tetangga di sana," sambungnya.

Berdasarkan skenario terburuk tersebut, Fachrul meminta masyarakat betul-betul paham akan kerugian yang timbul, apabila memutuskan untuk mudik.
"Jadi kalau seandainya niat kita memberikan manfaat, yang ada justru memberikan mudarat, menyebabkan orang semua menjadi sakit," ujar Fachrul.
"Oleh sebab itu saya kembangkan sebuah tagline, kalau sayang orangtua, sayang saudara di kampung, jangan mudik," tandasnya.
• Cegah Penyebaran Virus Corona, Ridwan Kamil Keluarkan Maklumat Larangan Mudik: Nekat akan Jadi ODP
Bupati Wonogiri Yakin Imbauan Tak Bisa Cegah Pemudik
Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengomentari terkait imbauan pemerintah untuk melarang mudik demi menekan penyebaran Virus Corona (Covid-19).
Joko mengatakan imbauan tidak akan bisa berdampak apapun, ia mengatakan selama tidak ada tindakan tegas, jumlah pemudik akan tetap banyak seperti biasanya.
Pernyataannya berdasarkan data yang ia kumpulkan dari lapangan, tentang jumlah warga yang keluar masuk dari Wonogiri.

Dikutip dari YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (28/3/2020), awalnya Joko menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan imbauan secara masif terkait bahaya Covid-19.
Kemudian ia menjelaskan upayanya tersebut tidak begitu berpengaruh kepada warga Wonogiri.
Ia menunjukkan data mobilitas warga keluar, dan masuk Wonogiri yang telah mencapai angka puluhan ribu.
"Fakta riil di lapangan, sekarang masih ada 21 ribu warga masyarakat kami yang datang dari perantauan," kata Joko.
Joko bahkan mengatakan data mobilitas warga Wonogiri justru semakin meningkat.
"Dari data kami, dari waktu ke waktu trennya semakin meningkat."
"Dan yang lebih memprihatinkan satu kondisi yang harus jadi perhatian kita bersama, warga kami yang berangkat ke Jakarta sudah menyentuh di angka 16 ribu," lanjutnya.
• Sebut Corona Menyebar Cepat, Ganjar Pranowo Imbau: Kalau Cinta Keluarga, Tolong Jangan Pulang
Mudik Sebagian dari Kultur
Joko menjelaskan bahwa mudik adalah hal yang telah menjadi budaya, maka dari itu akan sulit dilarang hanya dengan imbauan yang sifatnya tidak bisa memaksa.
"Bicara mudik, ini menjadi sebagian dari kultur, tidak bisa diselesaikan dengan sesuatu yang bersifat imbauan, sesuatu yang bersifat permohonan," katanya.

• Dokter Tirta Cerita Beban Rumah Sakit: Ini Kita Lihat Semua RS Tutup, Semua Layanannya demi Covid-19
Menurutnya langkah yang harus diambil adalah harus kebijakan tegas.
"Maka harus ada satu langkah-langkah yang lebih terstruktur, langkah-langkah yang lebih terintegrasi, antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten," papa Joko.
Joko mengatakan langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melarang sementara para pengusaha transportasi bus untuk beroperasi.
"Langkah yang lebih konstruktif tentu imbauan kepada seluruh pengusaha, armada-armada bus diberi imbauan agar jangan beroperasional, per tanggal berapa ditentukan," ujarnya.
Apabila hanya dikurangi jumlah armada bus, Joko yakin jumlah pemudik akan tetap banyak seperti biasa.
"Kalau dengan kita meminimalisir armada yang beroperasional, sudah barang tentu lonjakan pemudik akan bisa diantisipasi," kata Joko.
"Kalau polanya masih sifatnya imbauan, saya meyakini tidak akan bisa efektif," sambungnya.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
(TribunWow.com/Anung)