Virus Corona
Sosiolog Imam Prasodjo Prediksi Rumah Sakit Bakal Kewalahan jika Corona Tak Berkurang sampai Ramadan
Sosiolog Imam Prasodjo mengaku waswas lantaran banyak orang Indonesia yang masih menyepelekan bahaya virus corona yang saat ini tengah mewabah.
Editor: Atri Wahyu Mukti
"Saya tuh ketar-ketir terhadap saudara-saudara kita yang sebangsa, yang menganggap enteng terhadap apa yang terjadi," kata Imam.
"Apalagi nanti jika puasa, kita harus ada persiapan bagaimana memberi kesadaran ibadah," sambungnya.
Sebagai pemeluk agama Islam, Imam mengaku dirinya juga pasti akan sulit untuk tidak melakukan ibadah salat tarawih berjemaah di masjid.
"Saya sebagai orang muslim tentu tarawih berjamaah, itu satu hal yang sulit sekali untuk tidak dilakukan, karena sudah terbiasa," kata Imam.
Namun Imam menyadari jika para muslim tetap nekat untuk melakukan ibadah yang berkerumun, maka korban Corona akan semakin banyak dan rumah sakit semakin kewalahan.
"Tetapi kalau masih dilakukan juga, risikonya (besar). Orang sekarang (pasien) sudah 800-an lebih," kata Imam.
"Dan ini bayangkan kalau itu terekskalasi dalam jumlah yang jauh lebih besar, yang akan kolaps adalah rumah sakitnya," sambungnya.
• Video Detik-detik Pasien PDP Corona di Maluku Tergeletak di Pinggir Jalan, Kabur Lewat Jendela RS
Belum lagi jika masyarakat Indonesia dari kota besar nekat mudik ke kampung halaman.
Bisa jadi mereka sudah terpapar Corona atau terpapar dalam perjalanan sehingga menularkan kepada seluruh saudaranya di kampung.
"Apalagi nanti mudik. Kebayang enggak kalau misal masyarakat kita tidak terlalu peduli bahwa ini adalah sesuatu yang berbahaya," ujar Imam.
"Dan kemudian mudik dalam situasi yang mungkin terpapar dalam perjalanan dan menulari seluruh saudara," imbuhnya.

Membayangkan kemungkinan buruk akibat kenekatan orang Indonesia membuat Imam stres.
"Itu membuat saya stres. Bukan karena virusnya saja, tapi ini perilaku kita," aku Imam.
Imam awalnya sempat pesimis akan ada banyak muslim yang menentang imbauan salat Jumat diganti salat duhur dirumah.
Namun ia mengaku senang ketika perlahan sudah banyak masyarakat yang sadar untuk tidak lagi salat Jumat di masjid.
Ia berharap kesadaran ini juga akan bertahan saat bulan puasa nanti.