Virus Corona
Minta Tanggung Jawab Pemerintah, Haris Azhar Bahas Korban Lansia Virus Corona: Makin Tua Makin Renta
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar menyoroti jumlah lansia yang tewas akibat Virus Corona.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar menyoroti jumlah lansia yang tewas akibat Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Haris Azhar pun menyinggung tanggung jawab pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat selama Virus Corona menyerang.
Termasuk jika pemerintah akhirnya terpaksa menerapkan lockdown karena jumlah korban Virus Corona semakin meningkat.

• Kabar Baik di Tengah Virus Virus Corona, Jokowi Keluarkan Kebijakan untuk Bantu Rakyat, Apa Saja?
Pernyataan tersebut disampaikannya melalui tayangan 'Indonesia Lawyers Club' yang diunggah kanal YouTube Talk Show tvOne, Jumat (27/3/2020).
"Jadi saya mau bilang bahwa gunakan undang-undang tersebut, yang tanda tangan Pak Joko Widodo," ujar Haris.
"Bukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bukan Megawati, bukan Abdurrahman Wahid, bukan Soeharto, bukan Soekarno."
"Yang bikin undang-undang itu namanya Joko Widodo," imbuhnya.
Haris bahkan menduga, pemerintah memiliki alasan tertentu belum juga melakukan lockdown meski korban Virus Corona terus meningkat.
Ia menilai, pemerintah tak siap memenuhi kebutuhan masyarakat selama lockdown.
"Saya melihat pemerintah pusat enggak mau lockdown karena pemerintah pusat mau menghindar dari tanggung jawab untuk ngurusin warganya yang minta," ucap Haris,
"Kalau dua minggu disuruh diem di rumah, kirimin berasnya."
• Alur Perawatan Pasien Covid-19 di RS Darurat Corona, Mulai dari Pasien Datang hingga Perawatan
Terkait hal itu, ia pun menyinggung nasib warga yang perekonomiannya buruk jika lockdown dilakukan.
"Ibu ini enggak minta kopinya dibeli, umurnya 70 tahun. Harusnya sudah menikmati hidup, dan ada banyak manula seperti ini," ucapnya.
"Dalam konteks Virus Corona, pak dokter harus kasih penjelasan, makin tua makin renta pak," ujarnya.
Pada kesempatan itu, sebelumnya ia juga menyoroti peran pemerintah mengurusi kebutuhan warga di tengah wabah Virus Corona.
"Kita punya negara, di dalam negara ada pemerintah tugasnya ngurusin kita," ucap Haris.
"Bahwa orang berdebat devinisi pemerintah apa, kualitasnya seperti apa, hari ini enggak ada ruang untuk berdebat."
Dalam kondisi saat ini, Haris menilai perdebatan tak akan menyelesaikan wabah Virus Corona.
"Waktu kita berdebat virus bekerja," ujar Haris.
Karena itu, ia mengimbau Jokowi untuk secara tegas memberlakukan undang-undang pemberlakuan lockdown demi melawan Virus Corona.
Simak video berikut ini menit ke-9.47:
Curhatan Perawat Hadapi Corona
Pada kesempatan itu, sebelumnya perawat Rumah Sakit (RS) Bethesda Yogyakarta, Muji Raharjo mengungkap kondisi rekan seprofesinya yang kini tengah berjuang menyembuhkan pasien Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Muji Raharjo menyebut para perawat terpaksa harus memakai alat pelindung diri (APD) saat menangani pasien.
Bahkan, sepulang dari RS, Muji mengaku dirinya harus mandi besar hingga benar-benar yakin tubuhnya bersih dari Virus Corona.
• Najwa Tahan Tangis Dengar Pesan Anak dari Guru Besar UI Meninggal karena Corona: Jangan Tambah Beban
Pada kesempatan itu, mulanya Muji mengeluhkan soal lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasil tes kesehatan pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona.
"Hasil lab yang diperiksakan ini juga lama hasilnya, jadi kami kemudian pasti melakukan pemakaian APD yang lengkap pada pasien-pasien yang memang dicurigai sebagai PDP," ujar Muji.
"Jadi kami harus yakin kami memakai APD yang lengkap saat merawat pasien."
Lantas, Muji menyoroti fasilitas yang disediakan rumah sakit untuk menangani pasien Virus Corona.
Ia menjelaskan, perawat harus tetap memakai ADP lengkap meski pasien yang dirawat belum dinyatakan positif Virus Corona.
"Betul, jadi apalagi rumah sakit kami yang awalnya memang belum didesain sebagai ruang isolasi," ujarnya.
"Jadi kami tetap bagaimana lagi, kami harus tetap memakainya walaupun seperti mandi sauna."
• Update Virus Corona di Jakarta: 48 Pasien Meninggal, 495 Orang Positif per Kamis 26 Maret 2020
Menurut Muji, hal itu dilakukan para perawat sebagai upaya melindungi diri dari paparan virus dengan nama lain Covid-19 itu.
Tak hanya itu, ia dan perawat lainnya juga harus rajin cuci tangan.
"Jadi kami ya demi keamanan, kami harus tetap memakainya," jelas dia.
"Betul, jadi kami harus sering cuci tangan pakai sabun."
Bahkan, Muji mengaku dirinya harus mandi besar sepulang dari rumah sakit.
"Kami pastikan kalau pulang harus mandi besar, dari keramas, mandi pakai sabun, semuanya supaya kami aman," imbuhnya. (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)