Virus Corona
Lockdown Malaysia Diperpanjang, TKI Terancam Kelaparan: Kami Hanya Makan Mi dan Nasi
Pemerintah Malaysia memperpanjang lockdown atau karantina wilayah sampai tanggal 14 April 2020.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Malaysia memperpanjang lockdown atau karantina wilayah sampai tanggal 14 April 2020.
Perintah Kawalan Pergerakan atau semacam karantina wilayah yang diberlakukan di Malaysia sebagai upaya mencegah penyebaran Virus Corona.
Kebijakan ini mengakibatkan ratusan ribu tenaga kerja asal Indonesia (TKI) menganggur dan sebagian di antara mereka mengaku khawatir bakal kelaparan.
Di antara para tenaga kerja yang mengatakan khawatir termasuk Lilis, yang selama enam tahun terakhir menjadi tulang punggung keluarganya di Indonesia.
Perempuan berusia 30 tahun itu biasa bekerja untuk majikan yang punya usaha kedai di kawasan Taman Tenaga, Cheras, Selangor.
Dua pekan terakhir, ia diliburkan karena pemerintah Malaysia memberlakukan lockdown.

• Tegal Local Lockdown, Penumpang Bus dari Jakarta Turun di Pinggir Jalan Tol untuk Masuk Kota
"Rata-rata kami di sini di Taman Tenaga, Cheras ini bekerja di kedai makan atau restoran. Jadi kami di sini semua hanya berharap pada gaji sehari-hari."
"Sedangkan imbas dari lockdown ini, kita terpaksa harus cuti atau tinggal di rumah mengikuti arahan pemerintah Malaysia," keluh Lilis melalui sambungan telepon pada Jumat (27/3/2020) malam.
Dengan mengikuti arahan pemerintah Malaysia, maka Lilis tak lagi berpenghasilan padahal ia perlu membeli makan dan membayar sewa kamar.
Ia khawatir ancaman kelaparan semakin dekat sebab masa karantina diperpanjang.
"Dalam kondisi ini, kami makan nasi, mi, kadang dengan telur tapi tidak pernah empat sehat lima sempurna,," kata Lilis.
Lilis tidak sendiri. Nurwahid biasanya bekerja sebagai petugas kebersihan di Negara Bagian Selangor, tetapi sudah dua minggu ini ia menganggur dan juga akan tetap menganggur selama setidaknya dua minggu berikutnya.
Selama ini sekitar 50% dari pendapatannya per bulan ia kirim ke Indonesia untuk menafkahi istri beserta dua orang anak mereka dan juga orangtuanya.
Kini tidak hanya kiriman rutin ke keluarga di Indonesia yang terhenti, tetapi Nurwahid harus berhemat.
"Kadang jarang makan nasi. Yang sering masak Indomie sama nasi. Itu juga yang dilakukan oleh kawan-kawan serumah sewaan ini."