Virus Corona
Ucapkan Protes, Haris Azhar Minta Jokowi dan Anies Baswedan Tak Cuma Beri Imbauan soal Virus Corona
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar meminta tanggung jawab pemerintah atas dampak Virus Corona yang dirasakan masyarakat Indonesia.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar, meminta tanggung jawab pemerintah atas dampak Virus Corona yang dirasakan masyarakat Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Haris Azhar menganggap pemerintah tak cukup hanya memberi imbauan pada masyarakat.
Terkait hal itu, ia mengaku akan memprotes Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jika hanya memberikan imbauan untuk warga.
Bahkan, Haris menyampaikan kritikan tersebut di depan Juru Bicara Presiden, Fadjorel Rachman.

• Tanggapi Status Lockdown Kota Tegal akibat Virus Corona, Ganjar Pranowo: Niatnya Pak Wali Kota Baik
• BREAKING NEWS - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Umumkan Positif Virus Corona Covid-19
Melalui tayangan 'Indonesia Lawyers Club' yang diunggah kanal YouTube Talk Show tvOne, Jumat (27/3/2020), Haris Azhar mulanya menyinggung korban Virus Corona yang sebagian besar terdiri dari para lansia.
"Saya bukan orang kedoteran, tapi saya baca data," ucap Haris.
"Angka di atas 60,70 bahkan 80 tahun itu angka kematiannya lebih dari 20 persen."
Menurut Haris, pemerintah harus menunjukkan tanggung jawab dengan mengeluarkan tindakan tegas penanganan Virus Corona.
Bukan hanya sekedar memberi imbauan pada seluruh masyarakat.
"Nah di situ lah negara harusnya tanggung jawab, berbeda dengan pekerja medis yang bikin hastag 'Anda diam di rumah, kami bekerja'," ujar Haris.
"Jangan negara mengimbau."
• Tanggapi Status Lockdown Kota Tegal akibat Virus Corona, Ganjar Pranowo: Niatnya Pak Wali Kota Baik
Lantas, Haris bahkan secara blak-blakan akan memprotes Jokowi dan pemimpin daerah yang hanya memberikan imbaun pada warganya.
Ia menilai, imbauan tersebut hanya akan membuang-buang anggaran untuk hal yang tidak penting.
"Saya protes sama Presiden Joko Widodo, saya protes Gubernur Anies Baswedan, saya protes sama semua pimpinan daerah atau sektoral yang hanya mengimbau," kata Haris.
"Dan uang imbauan itu ujungnya bayar buzzer, beli spanduk, nyetak spanduk, enggak nolong. Lebih baik duitnya dipakai untuk pekerja medis, iya kan?," tanyanya.
Lebih lanjut, ia mengimbau pemerintah meminta bantuan internasional jika tak sanggup menangani wabah Virus Corona.
Haris lantas membandingkan sikap pemerintah saat menanggapi Omnibuslaw dengan wabah Virus Corona yang sudah menelan puluhan nyawa warga.
"Panggil WHO, minta WHO datang, 'Ini negeri besar, bantu kami', datangkan internasional kalau enggak bisa," ucap dia.
"Waktu ngomongin investasi Omnibuslaw mau bayangin investasi dari luar, giliran ngomong soal kesehatan kok pelit banget mau kerja sama internasional."
• PDP Virus Corona di Purwokerto yang Meninggal Dunia Selasa 24 Maret Lalu Dinyatakan Positif Covid-19
Simak video berikut ini menit ke-11.00:
Curhatan Perawat Hadapi Corona
Pada kesempatan lain, sebelumnya perawat Rumah Sakit (RS) Bethesda Yogyakarta, Muji Raharjo mengungkap kondisi rekan seprofesinya yang kini tengah berjuang menyembuhkan pasien Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Muji Raharjo menyebut para perawat terpaksa harus memakai alat pelindung diri (APD) saat menangani pasien.
Bahkan, sepulang dari RS, Muji mengaku dirinya harus mandi besar hingga benar-benar yakin tubuhnya bersih dari Virus Corona.
• Najwa Tahan Tangis Dengar Pesan Anak dari Guru Besar UI Meninggal karena Corona: Jangan Tambah Beban
Pada kesempatan itu, mulanya Muji mengeluhkan soal lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasil tes kesehatan pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona.
"Hasil lab yang diperiksakan ini juga lama hasilnya, jadi kami kemudian pasti melakukan pemakaian APD yang lengkap pada pasien-pasien yang memang dicurigai sebagai PDP," ujar Muji dalam tayangan Mata Najwa, Rabu (25/3/2020).
"Jadi kami harus yakin kami memakai APD yang lengkap saat merawat pasien."
Lantas, Muji menyoroti fasilitas yang disediakan rumah sakit untuk menangani pasien Virus Corona.
Ia menjelaskan, perawat harus tetap memakai ADP lengkap meski pasien yang dirawat belum dinyatakan positif Virus Corona.
"Betul, jadi apalagi rumah sakit kami yang awalnya memang belum didesain sebagai ruang isolasi," ujarnya.
"Jadi kami tetap bagaimana lagi, kami harus tetap memakainya walaupun seperti mandi sauna."
• Update Virus Corona di Jakarta: 48 Pasien Meninggal, 495 Orang Positif per Kamis 26 Maret 2020
Menurut Muji, hal itu dilakukan para perawat sebagai upaya melindungi diri dari paparan virus dengan nama lain Covid-19 itu.
Tak hanya itu, ia dan perawat lainnya juga harus rajin cuci tangan.
"Jadi kami ya demi keamanan, kami harus tetap memakainya," jelas dia.
"Betul, jadi kami harus sering cuci tangan pakai sabun."
Bahkan, Muji mengaku dirinya harus mandi besar sepulang dari rumah sakit.
"Kami pastikan kalau pulang harus mandi besar, dari keramas, mandi pakai sabun, semuanya supaya kami aman," imbuhnya. (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)