Breaking News:

Virus Corona

Seberapa Efektif Masker Kain dan Hand Sanitizer Tangkal Virus Corona? Begini Penjelasan Dokter Tirta

Lantas, seberapa efektif barang-barang tersebut masker kain dan membuat hand sanitizer sendiri.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube Indonesia Lawyers Club
Influencer sekaligus relawan kemanusiaan, Dokter Tirta Mandiri Hudhi dalam saluran YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (24/3/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Wabah Virus Corona membuat banyak orang khawatir.

Akibatnya masker dan hand sanitizer langka di pasaran karena dibutuhkan dalan mencegah Virus Corona.

Kelangkaan masker dan hand sanitizer membuat orang tak jarang terpaksa mengenakan masker kain dan membuat hand sanitizer sendiri.

Cinta Laura Beri Pandangan soal Social Distancing: Bukan Berarti Harus Menyendiri di Rumah

Lantas, seberapa efektif barang-barang tersebut?

Hadir di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (24/3/2020), influencer sekaligus dokter, Tirta Mandiri Hudhi memberi penjelasan terkait masker kain.

Dokter Tirta mengakui bahwa pertanyaan tersebut sering muncul di tengah wabah seperti ini.

"Ini pertanyaan yang sering muncul di semua dokter di Indonesia, 'Kalau memang masker jarang ditemukan, bisa enggak dok saya pakai masker kain dan hand sanitizer buatan sendiri?'," ujar dokter Tirta.

Menurutnya, sabun adalah barang paling efektif untuk membersihkan tangan dari bakteri dan virus.

"Bapak-bapak, ibu-ibu dan sekalian terhormat yang paling bermanfaat itu adalah sabun cuci tangan," kata dia.

"Itu sudah direkomendasikan oleh WHO (World Health Organization), IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan teman-teman."

"Kalau memang tidak ada hand sanitizer, cucilah tangan pakai sabun," ungkapnya.

1 PDP yang Meninggal Dunia di RST dr Soedjono Kota Magelang Sabtu Lalu Dinyatakan Positif Corona

Ia melanjutkan, sabun yang bisa dipakai bukan hanya sabun cuci tangan.

"Sabun apa? Sabun kalau memang sabun ya sabun, jangan sabun colek juga, tetapi sabun cuci tangan, sabun cuci piring, sabun mandi enggak masalah," lanjutnya.

Dokter kelahiran Surakarta itu menyarankan untuk mencuci tangan dengan langkah yang telah dicontohkan WHO.

"Karena dengan cuci tangan melalui enam langkah yang sudah diajari melalui tutorial oleh WHO, IDI, bahkan Kemenkes, yang enam langkah selama 20 detik, kalau memang yang 20 detik itu kelamaan sambil nyanyi balonku ada lima itu yang biasa saya ajarkan ke temen-temen."

"Itu bisa membunuh nyaris 90 persen bakteri dan virus di tangan," kata dia.

Sehingga, ia meminta agar masyarakat tak perlu susah-susah membuat hand sanitizer sendiri.

Apalagi, membuat hand sanitizer sendiri juga berisiko.

"Jadi jangan susah-susah pakai alkohol 90 persen dicampur dengan lidah buaya, wah kalau salah-salah tangannya melonyok pak," imbaunya.

Anies Baswedan Gratiskan Hotel Bintang 4 Ini untuk Bantu Tim Medis Perangi Corona: Kerja Besar

Terkait penggunaan masker, dokter Tirta menjelaskan bahwa masker, khususnya surgical masker itu seharusnya dikenakan orang yang sakit.

Selain itu bisa digunakan oleh orang yang berisiko seperti tenaga medis.

"Untuk efektifitas masker, seperti yang sudah dijelaskan dr Erlina dan dijelaskan oleh dr Ronal, dijelaskan oleh Prof semua menjelaskan, bahwa masker, surgical mask hanya untuk orang sakit dan berisiko," lanjutnya.

Dokter Tirta menambahkan, alangkah lebih baik jika orang yang sehat memilih untuk di dalam rumah.

"Jadi kalau temen-temen masih dalam keadaan sehat walafiat di rumah saja," ucap Dokter Tirta.

Sementara itu, masker kain bukan untuk menghalangi virus melainkan hanya mengalangi debu yang masuk.

"Kalau pake masker kain itu mencegah debu, itu kalau enggak salah surgical mask lima mikron," pungkasnya.

Cerita Plt Bupati Sidoarjo Ikut Makamkan Pasien Covid-19: Saya Paham Kekhawatiran yang Dirasakan

Lihat videonya mulai menit ke-14:00:

Apa Makan Daging Hewan di Tengah Wabah Corona Berbahaya?

Covid-19 diketahui merupakan virus yang berasal dari hewan.

Akibatnya sebagian masyarakat panik mengonsumsi makanan-makanan hewani, seperti daging ayam hingga sapi.

Hadir di acara Apa Kabar Indonesia Malam tv One pada Minggu (22/3/2020), Guru Besar FKM Universitas Indonesia (UI), Prof. dr. Hasbullah Tharbrany mencoba memberi penjelasan.

 Anaknya Sumbang APD di RSPI Sulianti Saroso, Hotman Paris: Pedagang Jangan Terlalu Naik Harga!

Mulanya, Prof Tharbrany meminta masyarakat tetap menerapkan social distancing dan bisa menjaga daya tahan tubuh.

Pasalnya, daya tahan tubuh sangat baik untuk melawan Virus Corona.

"Yang terbaik masyarakat pahami jangan membebani tenaga yang sedikit dengan cuek, jagalah jarak, jagalah kondisi badan agar tetap fit gitu sehingga kalaupun virus numpang masuk bisa dikalahkan tentara dalam badan kita."

"Karena di setiap badan kita itu ada tentara yang bisa mengusir musuh-musuh seperti virus ini," ujar Prof Thabrany.

Lalu, ia mengatakan bahwa bahan yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah Vitamin C, E dan Protein.

"Tapi kalau badan kita kurang amunisi ya tentara di badan tidak bisa mengalahkan ya karena itu amunisinya yang baik adalah gizi yang baik, protein yang cukup, vitamin C, vitamin E yang cukup."

"Vitamin C, vitamin E bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh," lanjutnya.

 Gejala Baru Virus Corona yang Tak Kasat Mata, Ini Pengakuan Pasien Positif di Tiga Negara

Selain vitamin, protein juga penting untuk ketahanan tubuh baik yang berasal dari hewan.

"Tentu protein penting, ya karena itu amunisi yang paling penting. (Hewani dan nabati) sama saja, jadi enggak perlu yang mahal-mahal beli steak, telur saja cukup," ujar Prof Thabrany.

Lantas, presenter mengonfirmasi ke Prof Thabrany bahwa memakan daging di tengah pandemik Virus Corona tidak membahayakan.

"Ini mungkin juga mengonfirmasi karena banyak juga berita yang beredar ketakutan di masyarakat karena ini awalnya mendengar virus ini datang dari hewan, kelelawar yang dimakan atau dimasak di China jadi ada yang takut makan daging ayam, daging merah?," tanya presenter.

Prof Thabrany menjawab bahwa virus di dalam daging itu bisa mati jika sudah direbus selama 10 menit.

"Virus ini kalau direbus, kalaupun dia ada daging, direbus 10 menit mati, jadi enggak apa-apa," tegas Prof Thabrany.

 Jengkel Warganya Sepelekan Corona, Wali Kota Tasikmalaya Berorasi Keliling: Bukan Masalah Pencitraan

Sehingga, ia menyayangkan masyarakat yang sering hanya percaya pada media sosial.

"Jadi ini yang bikin susah kita, terlalu banyak hoaks. Maka saya menganjurkan masyarakat enggak usah denger dari sosial media," ucap dia.

Lantas, Prof Thabrany meminta agar masyarakat mendengar kata pemerintah dan tokoh agama yang sudah jelas kredibilitasnya.

"Dengerlah dari kata pemerintah dan tokoh agama, tokoh agama seperti MUI (Majelis Ulama Indonesia), Dewan Gereja, itu sudah memahami betul apa yang sudah dilakukan, ikuti mereka sudah, itu yang penting," pungkasnya. 

Lihat videonya menit ke-3:00:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Pencegahan Virus CoronaAntisipasi Virus CoronaTirta Mandiri
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved