Virus Corona
Harif Fadhillah Ungkap Tindakan Miris Perawat Lindungi Diri dari Corona, sampai Gantian Pakai Masker
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Harif Fadhillah mengungkap hal memprihatinkan yang dialami para perawat yang menangani pasien Corona.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Harif Fadhillah mengungkap hal memprihatinkan yang dialami para perawat yang menangani pasien Corona.
Dilansir TribunWow.com, Harif Fadhillah menyatakan banyak perawat yang hingga kini masih kekurangan alat pelindung diri (APD).
Bahkan, menurutnya para perawat sampai menggunakan masker bergantian karena stok yang sangat langka.
Hal itu terang-terangan disampaikan Harif Fadhillah melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (25/3/2020).

• Kedua Orang Tua Tewas karena Corona, Evi Menangis Ungkap Penyesalan: Enggak Bisa Lihat Terakhir Kali
• Update Virus Corona di Jakarta: 48 Pasien Meninggal, 495 Orang Positif per Kamis 26 Maret 2020
Mulanya, Harif mengimbau pemerintah untuk memenuhi kebutuhan APD bagi para tenaga medis.
Termasuk, untuk para tenaga medis yang betugas di rumah sakit swasta.
"Sebaiknya pemerintah mengecek sampai tidaknya APD ini, karena sampai saat ini kami masih mendapatkan keluhan APD yang belum mereka dapatkan," ujar Harif.
"Karena mungkin fokus pemerintah adalah pada rumah sakit pemerintah, TNI, Polri."
Harif menambahkan, banyak petugas medis rumah sakit swasta yang hingga kini masih kekurangan APD.
"Tetapi rumah sakit swasta yang sempat merawat Covid belum sempat mendapatkannya," ucapnya.
Tak hanya itu, ia juga mengungkap hal miris yang dilakukan para perawat demi melindungi diri dari paparan Virus Corona.
• Menahan Tangis, Putri Dokter Pasien Corona Ceritakan Kondisi sang Ayah: Papa Telepon Minta Tolong
Harif menyebut, para perawat sampai bergantian memakai masker karena stok yang sangat minim.
"Dan sangat miris juga hari ini kami mendapatkan berita bahwa ada masker N95 itu dipakai bergantian," ujar Harif.
Meskipun bermaksud melindungi diri, hal yang dilakukan para perawat itu disebutnya justru akan membahayakan keselamatan.
"Itu karena sama sekali mereka sangat kekurangan, itu kan berbahaya juga," ucap Harif.
"Iya betul sekali, itu di rumah sakit swasta."
Lebih lanjut, Harif menjelaskan perbedaan stok APD di rumah sakit pemerintah dengan swasta.
Ia menyatakan, banyak petugas medis di rumah sakit swasta yang bahkan sampai melakukan sejumlah modifikasi untuk melindungi diri dari Corona.
"Ya kalau di rumah sakit rujukan saya kira saat ini stoknya masih cukup, dan memang diperlukan banyak sekali setiap hari karena memang harus lengkap masuk ke ruang isolasi," kata Harif.
"Tapi di rumah sakit yang lain ini yang menjadi macam-macam variasi bentuk modifikasinya. Dan kami rasa ini sangat-sangat tidak baik, sangat berbahaya untuk perawat, dan sangat tidak aman."
• Seberapa Efektif Masker Kain dan Hand Sanitizer Tangkal Virus Corona? Begini Penjelasan Dokter Tirta
Simak video berikut ini menit ke-3.20:
Curahan Hati Anak Dokter yang Tewas akibat Corona
Pada kesempatan itu, dokter Leonita Triwachyuni, putri almarhum Bambang Sutrisna lantas mengungkap kondisi sang ayah sebelum diduga meninggal dunia karena Corona.
Leonita menyebut sang ayah sempat meneleponnya dan meminta tolong saat dirawat di ruang isolasi.
Bahkan, menurut Leonita, Bambang merasakan sesak napas hingga kedinginan saat dirawat di ruang isolasi.
• Cegah Virus Corona, PN Jakut Gelar Sidang secara Online, Pakai Aplikasi Khusus untuk Kasus Perdata
Dalam acara tersebut, sebelumnya Leonita menceritakan gejala yang dirasakan mediang ayahnya.
"Jadi hari Minggu pagi itu papa kan sesaknya makin berat, batuk terus," kata Leonita.
Kala itu, Leonita yang kini sedang menempuh pendidikan dokter spesialis itu tengah berjaga di rumah sakit.
Ia mengaku sempat diminta mengantarkan sang ayah ke rumah sakit.
"Lalu papa telepon, yang telepon sebenarnya kakak, karena papa udah enggak bisa telepon kan untuk bicara saja sudah sulit," kata Leonita.
"Jadi kakak telepon 'Lin kamu enggak pulang? Papi sakit nih minta dianterin'."
Karena dirinya tengah bekerja, saat itu sang ayah diantar oleh suami Leonita ke rumah sakit.
• Ungkap Kekecewaan seusai Orangtua Meninggal akibat Corona, Anak Korban: Hasil Swab Test Lama Banget
Leonita menyatakan, almarhum langsung dibawa ke ruang isolasi untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
"Tadinya papa masih enggak mau ke rumah sakit, nah terus akhirnya kita bujuk akhirnya yang anterin suami aku," kata Leonita.
"Terus dianter tanggal 22 (Maret 2020) pagi kemudian dirawat di ruang isolasi."
Sejak saat itu, ia mengaku tak lagi mendapat kabar dari sang ayah.
Hingga pada suatu hari, sang ayah meneleponnya untuk meminta tolong.
Sambil menahan tangis, Leonita menceritakan ayahnya merasakan sesak dan kedinginan saat dirawat di ruang isolasi.
"Di situ kita enggak dapat kabar apapun mengenai papa," kata dia.

"Dari sore sampai malam papa telepon terus, papa selalu bilang 'Noni tolong papi noni, papi sesek, papi kedinginan'," sambungnya menangis.
Meskipun begitu, Leonita memaklumi jika saat di ruang isolasi tak ada satu orang pun yang bisa menemani sang ayah.
• Ulang Tahun di Tengah Wabah Corona, 4 Selebriti Ini Gelar Syukuran secara Sederhana di Rumah
"Mungkin saya paham diisolasi emang enggak ada orang, diisolasi itu sistemnya satu orang satu ruangan, enggak ada namanya perawat jaga di situ," ujar Leonita.
"Dokter dan perawat mungkin hanya mengawasi dari cctv dan perawat, jadi memang agak susah minta tolong."
Saat itu, Leonita mengaku tahu betul sang ayah merasakan sakit yang luar biasa hingga menelepon minta tolong beberapa kali.
Menurut dia, Bambang bukanlah seseorang yang rewel.
"Papa itu bukan orang yang rewel gitu, ketika dia bilang 'Noni tolong' gitu saya sudah tahu itu pasti bahaya," ucapnya.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Harif Fadhillah Ungkap Tindakan Miris Perawat Lindungi Diri dari Corona, sampai Gantian Pakai Masker