Virus Corona
Viral Plastik Pembungkus Jenazah PDP Corona Dibuka Keluarga, Jubir Covid-19: Kita Tak Bisa Apa-apa
Juru Bciara Covid-19 Kolaka, Muhammad Haris buka suara terkait viral plastik pembungkus jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona yang dibuka
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Juru Bciara Covid-19 Kolaka, Muhammad Haris buka suara terkait viral plastik pembungkus jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona yang dibuka oleh pihak keluarga di rumah.
Diketahui, video detik-detik keluarga membuka bungkusan jenazah tersebut viral di media sosial.
Tak hanya membukanya, pihak keluarga juga melakukan prosesi pemakaman seperti jenazah pada umumnya, dan tanpa melibatkan pihak medis.
• Gaji Dibayar Hanya 50 Persen, Ribuan Karyawan Pabrik di Magetan Unjuk Rasa di Tengah Virus Corona
• Kisah Tenaga Medis Diusir Tetangga dari Indekos karena Rawat Pasien Covid-19 di RSUP Persahabatan
Padahal jenazah pasien PDP di Kolaka ini telah dibungkus plastik sesuai prosedur penanganan PDP virus corona.
Dilansir dari Kompas tv, pasien PDP itu meninggal di Rumah Sakit Bahteramas, Sulawesi Tenggara.
Kejadian itu diketahui terjadi pada Senin (23/3/2020).
"Jadi pasiesnnya ini telah meninggal di RS Provinsi di Sultra, jadi info ini kami terima setelah pasien dalam perjalanan pulang," ujar Aris.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sebetulnya pasien PDP itu akan diperlakukan sebagaimana prosedur yang ada.
"Sudah dibungkus dan ini dilakukan penanganan mayat sebagaimana PDP, tapi keluarga menolak sehingga keluarga mengangkat ke mobil pribadi dan dibawa ke kolaka," jelasnya.
Aris pun menjelaskan bahwa prosesi pemakaman paien PDP itu dilakukan tanpa melibatkan pihaknya.
Menurutnya, pihaknya telah menyipakan langkah preventif dalam penanganan pasien PDP ini.
Namun, saat itu suasana rumah duka sudah dipenuhi pelayat sehingga pihaknya tak dapat berbuat banyak.
"Massa berkerumun, kami sebetulnya rencana awalnya akan lakukan beberapa tindakan preventif, tapi melihat kenyataan bahwa kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga terpaksa kita lihat agak jauh dari luar," ujar dia.
"Semua prosesi itu begitu cepat dilakukan dari memandikan dan dibawa ke pemakaman, jadi tidak melibatkan sama sekali."
"Jadi pihak keluarga membuka plasitk itu dan melakukan prosesi pengurusan mayat seperti biasa jadi tidak ada prosedur yang dilakukan," terangnya.
Setelahnya, pihaknya mengumpulkan data siapa saja yang telah terlibat kontak dengan pasien PDP itu.
"Seluruh yang sempat kontak dengan mayat ini kami data dengan baik, untuk selanjutnya kami akan lakukan tindakan, seperti tetap akan menganjurkan untuk isolasi mandiri dulu kemudian sambil kita nunggu perkembangnya."
"Langkah awal bahwa keluarga yang kontak langsung segera kami akan isolasi," ucap Aris.
Mengenai hasil tes swab pasien PDP tersebut, Aris pun berharap segera keluar.
• Update ODP Virus Corona di Riau, Tambah Jadi 2.438 Orang per 24 Maret 2020, Bengkalis Terbanyak
• Tata Cara dan Info Lokasi Rapid Test Virus Corona Covid-19 di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Depok
"Kami masih menunggu biasanya sih yang lain sekitar 4 hari tetapi kami juga tetap menunggu kemungkinan antrean labkes pusat, kami berharap secepatnya," kata Aris.
Terpisah, Dirut RSUD Bahteramas Sultra, Syarif Subijakto Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) RSUD Bahteramas Sultra, dokter Sjarif Subijakto mengatakan, pasien itu dirawat sejak tiga hari lalu di ruangan isolasi.
Seperti diwartakan Kompas.com. pada Senin (23/3/2020), rencananya petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi Sultra baru akan melakukan uji swab, tapi pasien itu sudah meninggal dunia.
Sjarif mengatakan, pasien ini mengalami gangguan bronkitis pneumonia berat dan merupakan rujukan dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sultra.
"Meninggal karena faktor penyakitnya bisa, bronko pneumonia. Gejalanya sesak napas, pakai, oksigen."
"Sudah ditangani dokter penyakit dalam, diobati, cuma kondisinya tidak terlalu bagus sejak semalam," kata Sjarif dikonfirmasi, Senin (23/3/2020).
Sjarif juga mengungkapkan bahwa korban pernah bepergian ke Arab Saudi untuk menjalankan ibadah umrah dan pulang ke Indonesia pertengahan Februari 2020.
Selanjutnya, pasien masuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sultra dan pada 18 Maret dirujuk di RSUD Bahteramas.
Meski sudah meninggal, tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra tetap mengambil sampel liur tenggorok (swab) untuk diuji di laboratorium rujukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Makassar, Sulawesi Selatan.
Hasil laboratorium itu nantinya akan memastikan apakah korban terinfeksi virus corona atau tidak.
"Standar Covid-19, sebelum positif kita lakukan," ujarnya.
• Ciri-ciri Gejala Awal Hantavirus yang Hebohkan Warga di Tengah Virus Corona: Demam hingga Nyeri Otot
• Ungkap Kekecewaan di ILC, Dokter Tirta: Kebijakan Kesehatan Tak Sesuai, yang Disalahkan Presiden
(TribunBogor/Mohamad Afkar S)
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kronologi Jenazah Pasien PDP Dimakamkan Keluarga, Jubir Covid-19 : Terpaksa Kita Lihat dari Luar