Virus Corona
Sempat Sembuh dari Virus Corona, Pria di Jepang Kembali Terinfeksi Covid-19, Ini Penjelasan Ahli
Apakah Virus Corona bisa menyerang orang yang sudah sembuh? Begini penjelasan ahli.
Editor: Ananda Putri Octaviani
"Penjelasan saya, di antara beberapa yang mungkin, secara umum Virus Corona ini memang membuat orang mengembangkan kekebalan, tapi respons kekebalan itu tampaknya tidak terlalu kuat".
"Maka ketika respons kekebalan melonggar, virus yang masih ada di beberapa saluran tubuh muncul kembali," paparnya.
Untuk lebih paham teori Enjuanes ini - salah seorang ahli virus yang paling banyak meneliti tentang Covid-19 di Spanyol - perlu diperkirakan bahwa virus itu tertinggal di tubuh selama tiga bulan atau lebih.
"Standarnya, seseorang yang telah terinfeksi seharusnya menjadi 0 positif, atau telah mengembangkan kekebalan. Dan jika ia telah kebal, virus seharusnya tidak muncul lagi. Namun penginfeksinya bisa tetap ada di jaringan khusus yang mungkin tidak terpapar sistem pertahanan tubuh sebagaimana organ tubuh lainnya," katanya.
• Pilih Lockdown Ketimbang Social Distancing, Faisal Basri soal Data Korban Corona: Susah Minta Ampun
Berbagai tipe kekebalan
Kekebalan berbeda-beda, masing-masing tergantung pada penyakitnya.
Dalam kasus campak misalnya, cukup bagi pengidap untuk divaksinasi sekali saat kecil untuk bisa kebal seumur hidup.
Namun ada virus yang vaksinnya tidak seefektif itu. Maka orang harus menerapkan satu dosis untuk beberapa periode tertentu.
Ada pula kasus di mana virus bermutasi dengan vaksin baru harus diterapkan setiap tahun. Influenza atau flu adalah salah satu dari virus jenis ini.
Ilmuwan yang khusus mempelajari penyakit jenis ini, Isidoro Martinez, memastikan bahwa sekalipun ada kemungkinan infeksi ulang Virus Corona, tetap saja aneh apabila itu terjadi dengan segera, seperti halnya yang terjadi pada pasien Jepang tadi.
"Yang biasanya terjadi adalah, jika kekebalan tak bertahan lama, dalam epidemi seperti ini, maka dalam setahun atau dua tahun kita bisa terinfeksi lagi. Itu yang normal," katanya kepada BBC Mundo.
"Namun jarang orang terinfeksi kembali oleh virus yang sama sesaat sesudah sembuh. Tambahan lagi kita harus ingat bahwa sepengetahuan kita, Virus Corona ini tidak berubah sesering virus influenza," tambahnya.
• Tips Belanja Cerdas di Tengah Virus Corona dari Ahli Kebencanaan: Ingat, Bukan Hanya Anda yang Butuh
Dengan demikian, Martinez cenderung berpegang para teori serupa dengan Luis Enjuanes.
"Mungkin yang terjadi dalam kasus COvid-19 adalah orang yang hasilnya tesnya positif sesudah sebelumnya negatif karena mereka korban dari lonjakan sementara infeksi itu sebelum benar-benar hilang," katanya.
Tapi para ilmuwan dari Institut Kesehatan Carlos III Spanyol memperingatkan bahwa masih banyak yang harus dipelajari soal Covid-19.