Breaking News:

Virus Corona

Dianjurkan WHO, Dokter Spesialis Paru Ungkap Bahaya Paracetamol untuk Corona: Bahaya Buat yang Lain

Dokter Spesialis Paru Prof. dr. Faisal Yunus menentang penggunaan obat penurun demam atau pereda nyeri paracetamol untuk Virus Corona.

Editor: Ananda Putri Octaviani
KOMPAS.COM/HANDOUT
Ilustrasi Covid-19 atau Virus Corona 

TRIBUNWOW.COM - Dokter Spesialis Paru Prof. dr. Faisal Yunus menentang penggunaan obat penurun demam atau pereda nyeri paracetamol pada orang dengan suhu tubuh tinggi.

Faisal menjelaskan orang dengan suhu tubuh tinggi bisa jadi terinfeksi Virus Corona, sedangkan paracetamol hanya menurunkan demam, bukan membunuh virus.

Dilansir Tribunnews.com, hal ini diungkapkan Faisal dalam wawancara unggahan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (21/3/2020).

Dalam tayangan itu, Faisal menjelaskan soal pro dan kontra penggunaan paracetamol untuk wabah Corona.

Ada pihak yang menyebut paracetamol baik untuk penderita Corona, ada yang menyebut justru memperparah penyakit.

Inilah yang Terjadi pada Paru-paru Orang yang Terinfeksi Virus Corona

Beda Flu Burung dengan Virus Corona, Guru Besar UI Prof Thabrany: Sekali Batuk Ribuan Virus Keluar

Faisal berkeyakinan paracetamol hanya akan menghilangkan gejala demam dan virus pun masih ada di tubuh manusia.

"Benar tidak kalau saat ini berkembang bahwa ibuprofen dan paracetamol bisa membuat tubuh sangat bisa menjadi medium yang paling baik untuk Virus Corona?" tanya pembawa acara Chacha Annissa.

"Paracetamol itu kan menghilangkan demam, jadi orang-orang yang ada gejala, kalau dia minum paracetamol gejalanya hilang," jawab Faisal.

Bagi Faisal, orang yang terpapar Corona dan minum paracetamol malah jadi membahayakan.

Pasalnya, orang tersebut akan merasa kembali sehat setelah demam hilang dan bisa merasa bebas untuk bergaul dengan orang lain padahal ia terinfeksi.

"Jadi sebenarnya dia (kemungkinan) sudah sakit atau terkena tapi karena dia minum paracetamol, dia enggak tahu, dan dia pasti ke mana-mana jadi bahaya buat yang lain," paparnya.

Tips Menghindari Dampak Negatif Social Distancing Corona, dari Rasa Gelisah hingga Depresi

 

 

Pendapat WHO

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru menyebut penggunaan paracetamol lebih disarankan, dibanding ibuprofen, dikutip dari Sciencealert.

WHO menyatakan untuk menghindari penggunaan ibuprofen setelah pejabat Perancis memperingatkan bahwa obat anti-inflamasi dapat memperburuk efek virus.

Menteri Kesehatan Perancis, Olivier Veran memperingatkan hal tersebut berdasar sebuah studi baru-baru ini dalam jurnal medis The Lancet yang berhipotesis bahwa suatu enzim yang dikuatkan oleh obat anti-inflamasi seperti Ibuprofen dapat memfasilitasi dan memperburuk infeksi Covid-19.

Terkait penelitian tersebut, juru bicara WHO Christian Lindmeier mengungkapkan, para pakar badan kesehatan PBB sedang menyelidiki ini untuk memberikan panduan lebih lanjut.

"Sementara itu, kami merekomendasikan penggunaan paracetamol, dan jangan menggunakan Ibuprofen sebagai pengobatan sendiri, itu penting," jelasnya.

WHO Sebut Strategi Lockdown Tak Bisa Perangi Virus Corona: Penyakit akan Muncul Lagi

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
World Health Organization (WHO)Virus CoronaCoronaCovid-19Dokterparacetamol
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved