Virus Corona
Terima Bantuan dari China, Prabowo Ajak Warga Tenang Hadapi Corona: Mereka Sudah Alami yang Dahsyat
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima bantuan alat kesehatan yang diberikan oleh pemerintah China.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima bantuan alat kesehatan yang diberikan oleh pemerintah China.
Dalam sambutannya, Prabowo mengungkap hubungan baik Indonesia dengan China yang sudah dianggap negara sahabat.
Dilansir TribunWow.com, Prabowo bahkan menyatakan pemerintah Indonesia menyambut baik bantuan tersebut.
Terkait hal itu, ia pun menyinggung kondisi di China yang dinilai berhasil mengatasi kondisi dahsyat seusai diserang wabah Virus Corona.

• Heran Bisa Positif Corona, Andrea Dian: Aku Rajin Olahraga Nggak Tahu Gimana Virus Ini Masuk Tubuhku
• Diwawancarai Ganjar Pranowo, Dokter UNDIP Jelaskan Penyemprotan Virus Corona Tak Efektif dan Bahaya
Melalui tayangan YouTube Kompas TV, Senin (23/3/2020), Prabowo mengungkap keseriusan pemerintah menangani wabah ini.
Ia lantas meminta semua masyarakat kompak dan bekerja sama menghadapi virus dengan nama lain Covid-19 itu.
"Kita sangat serius menghadapi ini dan insya Allah kita bisa atasi ini asal kita kompak, kita bersatu, tidak panik," ujar Prabowo.
"Ini dihadapi seluruh dunia, jadi kita harus hadapi dengan serius tapi tenang."
Prabowo menambahkan, ada banyak alat pelindung diri (APD) yang diserahkan pemerintah China untuk Indonesia.
Menurut dia, bantuan tersebut akan langsung diserahkan ke seluruh rumah sakit di Indonesia.
"Itu saya kira detailnya ada, angka-angkanya akan disampaikan ke media, saya secara rinci tidak hafal," ucap Prabowo.
"Tapi cukup besar dan akan didistribusikan ke rumah sakit. 12 ton APD-nya, dan ini akan dilaksanakan terus menerus."
• Sebut Ibarat Tantang Corona, Dokter Ari Fahrial: Virus Itu Paling Senang sama Orang yang Merokok
Lebih lanjut, Prabowo mengaku sudah menjalin komunikasi dengan Menhan China.
Bahkan, Menhan China disebutnya menanyakan hal yang dibutuhkan Indonesia untuk menangani wabah Corona.
"Saya sendiri sudah dapat komunikasi dari Menteri Pertahanan Tiongkok, Beliau menanyakan kebutuhan kita apa," kata Prabowo.
"Saya sudah kirim daftar, enggak tahu berapa yang akan dipenuhi."
Ia menilai, hubungan baik Indonesia dan China kini berbuah manis dengan aksi saling bantu yang ditunjukkan.
Terkait hal itu, Prabowo lantas menyinggung pengalaman China yang menjadi negara pertama yang dilanda wabah Corona.
"Ya ini lah bentuk kerja sama internasional antara banyak negara sahabat kita saling mendukung, kita saling membantu," terangnya.
"Mereka punya pengalaman, mereka sudah mengalami yang dahsyat, mereka sudah atasi. Mereka sekarang membagi bantuan kepada banyak negara, mereka khawatir kepada kita ya sudah kita sambut baik."
• 1 PDP Virus Corona Covid-19 di RS Siloam Medan Meninggal Dunia, Keluarga Isolasi Diri
Simak video berikut ini menit ke-3.06:
Data Indonesia Tak Mudah Dipahami
Di sisi lain, sebelumnya, ekonom senior INDEF, Faisal Basri menyebut pembentukan Satuan Tugas (Satgas) penanganan Virus Corona tak cukup menyelesaikan wabah virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
Menurut dia, dibandingkan social distancing, pemerintah lebih baik menerapkan lockdown di sejumlah daerah yang memiliki data rinci soal korban Virus Corona.
Sebab, menurutnya hingga kini data korban Virus Corona belum disampaikan secara rinci oleh pemerintah Indonesia.
• Positif Virus Corona, Andrea Dian Ungkap Perkembangan dan Sudah Ada Air Minum: Terima Kasih Doanya
Hal tersebut disampaikan Faisal Basri melalui tayangan 'SATU MEJA' Kompas TV, Minggu (22/3/2020).
"Kan yang kita inginkan adalah persebarannya bisa kita kendalikan semaksimal mungkin," ucap Faisal Basri.
Terkait keputusan lockdown, ia menilai setiap negara memiliki pertimbangan masing-masing.
Namun, menurut Faisal Basri sejumlah negara menerapkan lockdown karena enggan Virus Corona terus menyebar di negaranya.
"Pengalaman di hampir semua negara yang mengalami beda-beda tapi lebih banyak melakukan lockdown karena tidak ingin risiko sekecil apapun, wabahnya meluas luar biasa," kata Faisal Basri.
"Lockdown itu kan pada umumnya dilakukan dua minggu, diharapkan ongkosnya itu jauh lebih murah."
Lebih lanjut, ia secara terang-terangan menilai lockdown di sejumlah daerah rawan terinfeksi lebih baik ketimbang harus melakukan social distance secara nasional.
Terkait hal itu, Faisal Basri lantas mengungkap masalah yang hingga kini belum juga terselesaikan.
• Inilah yang Terjadi pada Paru-paru Orang yang Terinfeksi Virus Corona
"Saya lebih setuju lockdown dalam arti terbatas, jadi hanya di kota-kota tertentu yang datanya jelas," ujar Faisal Basri.
"Ada masalah juga, saya sampai sekarang enggak dapatkan data yang mudah dipahami."
Faisal Basri juga membandingkan data yang disampaikan dunia dengan pemerintah Indonesia mengenai korban Virus Corona.
Ia menilai, di Indonesia data masih sulit didapatkan.
"Kalau dunia itu rinci, kalau data Indonesia itu susahnya minta ampun," terang Faisal Basri.
"Di mata saya, kalau darurat presiden membuat sejenis apa yang agak mirip dengan tsunami."
Melanjutkan penjelasannya, Faisal Basri kembali mengungkit perbedaan Satgas bencana bentukan presiden sebelumnya dengan yang kini, Penanganan Corona.
Diketahui, Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dipercaya Jokowi untuk memimpin Satgas Penanganan Corona.
"Otoritas khusus, kalau enggak salah Pak JK (Jusuf Kalla) ya pemimpinnya itu," kata Faisal Basri.
"Kalau Pak Donni perkewuh bener (sungkan -red), enggak jelas menurut saya kewenangan yang dia miliki tidak cukup."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)