Breaking News:

Virus Corona

3 Dokter Meninggal setelah Rawat Pasien Virus Corona, Guru Besar FKM UI: Mudah-mudahan Mati Syahid

Guru Besar FKM Universitas Indonesia (UI), Prof. dr. Hasbullah Tharbrany turut mengomentari soal meninggalnya tiga dokter karena tertular Virus Corona

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
Channel YouTube Talk Show Tv One
Prof. dr. Hasbullah Tharbrany saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Malam tv One pada Minggu (22/3/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Guru Besar FKM Universitas Indonesia (UI), Prof. dr. Hasbullah Tharbrany turut mengomentari soal meninggalnya tiga dokter karena tertular Virus Corona.

Hal itu disampaikan Prof. dr. Hasbullah Tharbrany saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Malam tv One pada Minggu (22/3/2020).

Mulanya, presenter bertanya mengenai adanya dokter meninggal tersebut.

Surya Paloh Pinjamkan Hotel Bintang Lima Miliknya untuk Tangani Virus Corona: Saya Memberikan Hotel

Selain itu, presenter juga menyinggung soal keterbatasan jumlah tenaga medis mengingat pasien semakin banyak.

"Ini melihat kabar duka, setidaknya di akhir pekan kita mendengar kabar bahwa kepergian tiga dokter yang memberikan perawatan pada pasien Corona karena terjangkit ataupun tertular Corona."

"Di samping itu ada hal yang cukup miris, di saat sejumlah pasien semakin bertambah, ternyata tenaga medis berkurang jauh perbandingannya dengan pasien," tanya presenter.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Prof Thabrany lantas mendokan agar tiga dokter itu meninggal secara syahid.

Pasalnya mereka telah berjuang keras menyelamatkan nyawa orang lain.

"Ya mudah-mudahan kalau mereka Muslim itu mati syahid mudah-mudahan, karena mereka memang berjuang keras untuk mencegah yang lain bisa mati agar bisa sembuh," kata Prof Thabrany.

Lalu, ia membenarkan bahwa Indonesia mengalami keterbatasan tenaga medis.

WHO Ungkap Virus Corona Dapat Bertahan Hidup di Udara, Ahli Biologi Professor David: Bisa Melayang

Semua dokter yang dimiliki juga tak bisa bekerja 24 jam.

Meski bekerja selama delapan jam, menurut Prof Thabrany itu masih memberatkan.

Pasalnya, mereka merawat pasien Virus Corona di mana penyakit itu menyerang paru-paru.

"Karena kita memang punya keterbatasan jumlah tenaga dokter, separuh kalau enggak salah cuma 1.200 orang."

"Dan tidak mungkin 1.200 orang kerja 24 jam ya, penyakit ini kan menyerang paru dan kalau kita bagi delapan jam saja sudah berat terus menerus," jelasnya.

Lalu,  Ia juga menjelaskan bahwa masalah kurangnya tenaga medis tidak hanya terjadi di Indonesia.

"Jadi tidak mungkin kapasitas cukup, bukan hanya di Indonesia, di Italia, di negara-negara Eropa pun kesulitan menangani ini," papar Prof Thabrany

Prof Thabrany mengatakan kunci untuk menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia adalah partisipasi yang aktif dari seluruh masyarakat.

Jemaah melakukan Doa Qunut usai menunaikan Salat Jumat di Masjid Nasional Al Akbar, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (20/3/2020). Meskipun tetap menggelar Salat Jumat di tengah wabah virus corona (Covid-19), Masjid Nasional Al Akbar Kota Surabaya menerapkan sejumlah prosedur yaitu pencucian tangan dengan hand sanitizer, pemeriksaan suhu badan, dan pemakaian masker serta pemberian jarak (social distancing) 1 meter tiap baris atau shaf jemaah. Surya/Ahmad Zaimul Haq
Jemaah melakukan Doa Qunut usai menunaikan Salat Jumat di Masjid Nasional Al Akbar, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (20/3/2020). Meskipun tetap menggelar Salat Jumat di tengah wabah virus corona (Covid-19), Masjid Nasional Al Akbar Kota Surabaya menerapkan sejumlah prosedur yaitu pencucian tangan dengan hand sanitizer, pemeriksaan suhu badan, dan pemakaian masker serta pemberian jarak (social distancing) 1 meter tiap baris atau shaf jemaah. Surya/Ahmad Zaimul Haq (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

 RSHS Bandung Rawat 7 Pasien Positif Corona, Termasuk Bayi 1,5 Tahun

"Oleh karena itu yang terbaik, masyarakat pahami jangan membebani tenaga yang sangat sedikit, dengan cuek," katanya.

"Jagalah jarak, kondisi badan, agar tetap fit, sehingga kalaupun virus numpang masuk, bisa dikalahkan oleh tentara dalam badan kita."

"Amunisinya adalah gizi yang baik, protein yang cukup, vitamin C, vitamin E yang baik, yang cukup," tandasnya.

Berdasarkan keterangan Juru Bicara Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, per Minggu (22/3/2020), terhitung total 514 orang positif Covid-19.

48 pasien telah meninggal, dan 29 pasien telah diumumkan sembuh.

Terdapat juga tiga provinsi baru yang terjangkit Covid-19.

Provinsi baru yang terjangkit Covid-19 di antaranya adalah Kalimantan Selatan, Maluku dan Papua.

Hingga Sabtu (21/3/2020) kemarin, tiga provinsi tersebut belum ada terkonfirmasi kasus positif Virus Corona.

Kalimantan Selatan dan Maluku kini ada satu kasus, sedangkan Papua ada dua kasus.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit 1.58:

Tanggapan Menkes soal Dokter Meninggal akibat Virus Corona

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto sempat ditanya wartawan terkait adanya kabar petugas kesehatan yang meninggal akibat merawat para pasien Virus Corona.

Hal itu terjadi pada sesi tanya jawab pengalihfungsian Wisma Atlet yang berlokasi di Kemayoran, Jakarta Pusat untuk menangani pasien Covid-19 pada Minggu (22/3/2020).

Wartawan itu ingin mengetahui apakah kabar itu benar atau tidak.

 Waspadai Virus Corona, Ini Cara dan saat Terbaik Gunakan Masker yang Disarankan WHO

Sedangkan, dikabarkan sebelumnya ada dua dokter meninggal setelah merawat pasien Virus Corona di rumah sakit rujukan.

Selain itu, wartawan yang tak terlihat wajahnya tersebut sempat menyinggung masalah Alat Pelindung Diri (APD).

"Mau menanyakan konfirmasi berita adanya petugas medis meninggal dunia itu konfirmasinya seperti apa pak."

"Dan ketersediaan APD untuk bagi para petugas medis sudah seperti apa?," tanya wartawan.

Terawan menjawab bahwa masalah pasien positif, negatif atau bahkan meninggal, itu ranah dari Juru Bicara Virus Corona, Achmad Yurianto.

"Kalau yang meninggal dunia kan disampaikan oleh Juru Bicara Nasional, kita satu pintu saja," ujar Terawan.

 Mahfud MD Singgung soal Kepanikan akibat Virus Corona: Ada Orang yang Ambil Kesempatan dari Situ

Terkait APD, ia mengatakakan pihaknya bekerja sama dengan Gugus Tugas Virus Corona menyiapkan alat kesehatan tersebut sebaik mungkin.

"Tapi kalau untuk APD kita bersama Gugus Tugas bahu membahu, bersama-sama, satu pintu, satu pintu mulai dari Kementerian Kesehatan mensupport apa yang gugus tugas siapkan apa yang nanti terdistribusi dengan baik," jelas dia.

Menurut Terawan, jika masalah APD tidak dikoordinasikan maka akan ada kesalahpahaman.

"Karena kalau tidak nanti muncul mismanagement, kita harus bahu membahu antar KL ini mendukung gugus tugas itu yang kita lakukan," lanjutnya.

Sehingga, Menteri 55 tahun ini menegaskan bahwa Kementerian Kesehatan akan mendukung gugus tugas Virus Corona.

"Tidak ada yang bekerja sendiri, semua mensupport gugus tugas yang menjadi policy-nya," ucap dia.

 Kondisi Terkini Andrea Dian yang Diisolasi dengan 5 Pasien Corona, Sempat Didiagnosis Demam Berdarah

Lihat videonya mulai menit ke-3:41:

Ketua IDI Ungkap APD Terbatas hingga Dokter Meninggal

Sementara itu, dikabarkan sebelumnya bahwa dua dokter dari Jawa Barat meninggal dunia.

Dilansir oleh Tribunnews.com, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng Muhammad Faqih membenarkan kabar tersebut pada Sabtu (21/3/2020).

Daeng menyebut dua dokter itu berasal dari Bogor dan Bekasi.

Satu meninggal di RSPAD Gatot Soebroto, sedangkan satu lainnya di RSUP Persahabatan.

“Satu di Bogor, satu di Bekasi. Meninggalnya di RSPAD (Gatot Soebroto), satu di RS Persahabatan,” ujar Daeng.

Daeng menyebut bahwa keduanya meninggal karena positif Virus Corona.

 Dinyatakan Positif Corona, Aktris Andrea Dian Minta Jangan Anggap Remeh: Tenaga Kesehatan Terbatas

Daeng mengatakan, keduanya terkena Virus Corona satu di antaranya karena APD terbatas.

Sehingga, Ia mengaku kasihan dengan tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan Virus Corona.

“Ini sebenarnya biangnya APD kita terbatas, kasihan kawan-kawan (tenaga medis) itu,” ungkapnya.

Daeng menjelaskan bahwa APD yang terdiri dari baju, penutup mata, penutup kepala, masker, sarung tangan, dan sepatu kini langka.

Kini, pihaknya meminta Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera mengupayakan kelengkapan APD. (TribunWow.com/Mariah Gipty/Anung Malik)

Tags:
Virus CoronaCovid-19Universitas IndonesiaDokterAchmad Yurianto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved