Virus Corona
Khofifah Paparkan Langkah seusai Tetapkan Jatim Darurat Bencana Covid-19: Lakukan di Luar Kebiasaan
Menyusul wabah Virus Corona yang kian meluas di Indonesia, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menetapkan Jatim berstatus darurat bencana Covid-19
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memutuskan untuk menetapkan wilayah pemerintahannya berstatus darurat bencana Virus Corona (Covid-19).
Pasa penetapan status tersebut, Khofifah mengatakan penanganan Covid-19 akan semakin ditingkatkan.
Langkah yang ia ambil di antaranya memaksimalkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, hingga bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk melakukan tracing.

• Sita Tyasutami Cerita Hadapi Hujatan Netizen Pasca-jadi Pasien 01 Corona: Untung Ada Mbak Ratri
Dikutip dari YouTube Kompastv, Jumat (20/3/2020), Khofifah mengatakan pasca penetapan status tersebut, Jatim memang harus mengambil langkah-langkah ekstra demi menangani Corvid-19.
"Kita harus melakukan langkah-langkah di luar kebiasaan," katanya.
Pertama Khofifah menyinggung soal koordinasi pemerintah yang tadinya hanya dengan 44 rumah sakit, ditingkatkan menjadi 62 rumah sakit, yang termasuk bagian dari rumah sakit TNI, Polri, BUMN.
Koordinasi tersebut nantinya guna mengatur perlengkapan maupun kebutuhan dalam menangani Covid-19, seperti masker, dan alat pelindung diri (APD).
Isu ekonomi juga tak luput dari perhatian Khofifah.
Ia mengatakan dirinya telah menyiapkan bantuan uang bagi para pekerja yang pendapatannya terganggu akibat wabah Covid-19.
"Mereka yang biasanya punya sumber income harian, hari-hari ini banyak sekali di antara mereka yang kemudian kehilangan mata pencahariannya karena menyusutnya permintaan-permintaan," paparnya.
Selanjutnya Khofifah juga akan selalu mendampingi orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan, dan pasien yang telah positif Covid-19.
Khofifah juga mengakui telah memastikan wilayah Jatim tidak kekurangan bahan sembako di tengah wabah Covid-19.
"Di luar itu juga misalnya kami harus menyiapkan banyak persiapan sembako untuk bisa kita distribusikan pada daerah-daerah yang terdampak ekonomi," jelasnya.
Langkah selanjutnya, Khofifah mengatakan telah melakukan koordinasi dengan TNI dan Polri untuk melakukan pelacakan atau tracing.
"Kami juga minta tim tracing, dari Polda, dari Kodam," kata Khofifah.
"Ini semua memang harus kami bangun sinergitas, termasuk dengan IDI," lanjutnya.
Diketahui, pada Jumat (20/3/2020), total angka kasus positif Covid-19 di Jawa Timur telah mencapai 15 kasus, 13 berada di Surabaya, dan dua sisanya berada di Malang.
Total jumlah kasus positif Covid-19 pada Jumat (20/3/2020), terhitung sudah mencapai angka 369 kasus.
Jumlah pasien meninggal telah mencapai angka 32 jiwa.
Diketahui pada Kamis (19/3/2020) korban jiwa berada di angka 25.
Sedangkan pasien yang telah sembuh berjumlah 17 orang yang kini telah dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
• Pasien 01 Sita Tyasutami Klarifikasi Gelar Pahlawan Corona: Justru Pahlawannya Itu Garda Depan
• Ratri Anindyajati Jawab Tudingan Jadi Gimmick Corona Jokowi: Bukan Tugas Kita Bikin Mereka Percaya
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
Achmad Yurianto: Kita Tidak Harus Menunggu Adanya Obat
Juru Bicara Pemerintah untuk Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto menegaskan, proses kesembuhan pasien positif Covid-19 tidak memerlukan obat maupun vaksin tertentu.
Yuri menjelaskan hal yang menjadi kunci kesembuhan pasien adalah sistem imunitas yang baik.
Hal tersebut ia perkuat dengan data-data pasien positif Covid-19 yang telah sembuh.

• Dokter RSUP Persahabatan Luruskan soal Foto Dramatis Tenaga Medis Tangani Corona: Tidak Mutlak Benar
Dikutip dari YouTube Kompastv, Kamis (20/3/2020), awalnya Yuri menjelaskan bahwa Covid-19 adalah penyakit yang kesembuhannya berasal dari diri sendiri.
"Kita pahami penyakit ini adalah self limited disease, artinya bisa sembuh sendiri, berbasis pada imunitas," ujarnya.
Yuri menegaskan bahwa dalam memerangi Covid-19, Indonesia tidak perlu menunggu munculnya obat maupun vaksin tertentu.
"Kita tidak harus menunggu adanya obat yang definitif untuk mengobati ini, ataupun vaksin yang definitif untuk melawan penyakit ini (Corona/Covid-19)," paparnya.
Ia lanjut menyinggung soal data kesembuhan pasien di dunia yang lebih banyak dibanding dengan yang meninggal.
"Karena pasien yang sembuh jauh lebih banyak, kalau kita melihat data global, dibanding yang meninggal," terangnya.
"Artinya memang upaya-upaya untuk meningkatkan status imunitas, itu menjadi kunci untuk kita," lanjut Yuri.
Yuri juga membuka data pasien-pasien positif Covid-19 di Indonesia yang telah sembuh, sebagian besar sembuh tanpa adanya perawatan menggunakan obat-obatan tertentu.
"Kita perbaiki kondisi imunnya, dan kita perbaiki status imunitasnya, Alhamdulillah sembuh dengan baik," ucapnya.

Atas dasar tersebut, Yuri mengatakan kunci dari penekanan penyebaran Covid-19 terletak pada tindakan preventif yakni social distancing atau pemisahan jarak sosial.
Yuri lalu menjelaskan tiga hal yang akan dikerjakan oleh pemerintah dalam menangani Covid-19.
Pertama adalah terus mengimbau social distancing, kemudian, kedua adalah sosialisasi terkait protokol orang yang merasakan sakit, kapan harus ke rumah sakit, dan harus mencari pengobatan di mana.
Lalu sosialisasi bagaimana cara mengisolasi diri sendiri hingga sembuh, dan bagaimana cara berkonsultasi dengan pihak berwenang selama masa isolasi.
Yuri mengatakan pemerintah juga telah mempersiapkan layanan informasi terkait Covid-19, yakni di 119 ekstensi 9, kemudian merangkul halodoc, dan SehatPedia.
(TribunWow.com/Anung)