Breaking News:

Virus Corona

Antisipasi Corona, Pemkot Depok Larang Kegiatan Keagamaan hingga 4 April, Salat Jumat hingga Misa

Kesepakatan ini berkaitan dengan percepatan penanganan yang terkait pencegahan wabah virus corona (Covid-19).

Editor: Ananda Putri Octaviani
Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami
Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Forum Kerukunana Umat Beragama (FKUB) Kota Depok, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pimpinan umat beragama lainnya di Kota Depok, menyampaikan kesepakatan bersama dalam kegiatan keagamaan yang bersifat masal Jumat (20/3/2020). 

TRIBUNWOW.COM -  Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Forum Kerukunana Umat Beragama (FKUB) Kota Depok, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pimpinan umat beragama lainnya di Kota Depok, menyampaikan kesepakatan bersama dalam kegiatan keagamaan yang bersifat masal.

Kesepakatan ini berkaitan dengan percepatan penanganan yang terkait pencegahan wabah virus corona (Covid-19).

"Larangan ini berlaku mulai 20 maret 2020 sampai 4 april 2020," ujar Walikota Depok, Muhammad Idris di Balai Kota Depok, lewat keterangan video berdurasi 2.25 menit, Jumat (20/3/2020).

Satu diantara poin yang dibacakan adalah larangan kegiatan keagamaan yang bersifat masal atau berjamaah, untuk semua agama, termasuk sholat jumat di masjid, misa di gereja dan sejenisnya.

"Melaksanakan ibadah untuk sementara waktu di rumah masing-masing," ujar Idris.

China Tak Temukan Kasus Virus Corona Lokal Baru untuk Pertama Kalinya, Ini yang Jadi Rahasianya

Jokowi Instruksikan Para Menteri Pangkas APBN dan APBD Tak Prioritas Demi Perangi Virus Corona

Adapun poin-poin yang dibacakan lainnya, yaitu;

1. Covid-19 merupakan pandemik global yang penyebarannya cepat, baik di Indonesia, Jabodetabek, maupun Kota Depok

2. Salah satu tindakan taktis, terintegrasi dan ekstra-ordinary untuk menghambat penyebaran Covid-19 adalah dengan membatasi pertemuan orang. Dengan strategi sosial distancing (jarak social), Physical distancing (jarak fisik).

3. Memperhatikan poin satu dan dua, Pemkot Depok sepakat melarang kegiatan keagamaan yang bersifat masal atau berjamaah, untuk semua agama, termasuk Sholat jumat di Masjid, Misa di Gereja dan sejenisnya, serta melaksanakan ibadah untuk sementara waktu di rumah masing-masing. 

 Update Pasien Corona

Sementara itu diberitakan, jumlah warga yang positif terjangkit Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia terus bertambah.

Berdasarkan data dari pemerintah, hingga Kamis (19/3/2020) jumlah warga yang terjangkit Covid-19 sudah mencapai 308 orang.

Angka ini bertambah dari sebelumnya yang berjumlah 227 orang.

Penambahan itu terhitung sejak Rabu (18/3/2020) pukul 12.00 WIB hingga Kamis (19/3/2020) pukul 12.00 WIB.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Kamis (19/3/2020), menyebutkan 16 provinsi yang memiliki pasien positif Covid-19.

Dari 16 provinsi yang dimaksud, DKI Jakarta dan Banten memiliki jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak.

DKI Jakarta 210 orang sedangkan Banten sebanyak 27 orang.

 Cegah Virus Corona, Risma Ungkap Cara Uniknya Lindungi Warga Surabaya: Kami Memasak Jamu

25 pasien meninggal dunia

Yuri juga mengungkapkan, jumlah pasien yang meninggal akibat Covid-19 bertambah.

Menurut dia, sampai Kamis (19/3/2020), tercatat 25 pasien yang meninggal akibat virus tersebut.

"Kita lihat dari kematian yang kemarin di Bali 1, Banten 1, kemudian DKI Jakarta menjadi 17, kemudian Jawa Barat 1, Jawa Tengah 3, Jawa Timur 1, dan kemudian Sumatera Utara 1, maka total kasus kematian adalah 25 orang," kata Yuri dalan konferensi persnya, di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020).

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan persentase kematian tertinggi.

 Kabar Baik dari Wuhan, Pertama Kali Diumumkan 0 Positif Domestik Virus Corona, Tim Medis Dipulangkan

Disusul Jawa Tengah, Bali, Banten, Jawa Timur dan Sumatera Utara.

Persentase angka kematian tersebut sekitar 8 persen dari total kasus pasien covid-19 yang dirawat.

"Kurang lebih adalah sekitar 8 persen dari total kasus yang kita rawat. Angka ini memang masih tinggi tetapi ini adalah angka yang dinamis yang setiap saat jumlah kasus baru akan bisa meningkat dengan cepat," ungkapnya.

Kebanyakan pasien yang meninggal berkisar umur 45 hingga 65 tahun dan hanya ada satu kasus yang meninggal berusia 37 tahun.

Pasien yang meninggal juga rata-rata sudah memiliki penyakit awal seperti diabetes dan hipertensi.

"Sebagian besar adalah diabet, hipertensi dan kemudian penyakit jantung kronis. Beberapa di antaranya adalah penyakit paru menahun," ungkap Yuri.

Yuri mengatakan angka kematian ini bersifat dinamis.

Ia berharap tidak ada lagi pasien yang meninggal karena Covid-19.

 Positif Virus Corona, Bima Arya Mengaku Hanya Alami Batuk Kecil, Beri Pesan untuk Warga Bogor

15 orang sembuh

Kendati demikian, sampai dengan Kamis (19/3/2020), sudah ada 15 orang yang telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

"Total keseluruhan kasus yang sudah sembuh adalah 15 orang," ujar Yuri. Jumlah tersebut meningkat dari yang sebelumnya hanya 11 orang yang dinyatakan sembuh.

Yuri mengatakan, penambahan jumlah pasien sembuh tersebut berasal dari pasien di DKI Jakarta.

"Untuk DKI Jakarta bertambah 4 orang yang dinyatakan sembuh. Sehingga totalnya menjadi 13," ungkapnya.

 Wali Kota Bogor Bima Arya Positif Corona, akan Diisolasi Selama 14 Hari di RSUD Bogor

Persiapkan rapid test

Selain itu, Yuri menuturkan saat ini pemerintah tengah menyiapkan tes cepat atau rapid test Covid-19 untuk mempercepat temuan kasus virus tersebut.

Salah satu persiapan yang dimaksud Yuri adalah kesiapan melakukan isolasi mandiri untuk pasien positif Covid-19.

Sebab, kata dia, dengan menggunakan rapid test jumlah pasien positif Covid-19 diprediksi akan melonjak mulai dari gejala ringan hingga sedang.

"Tentunya dengan monitoring yang dilaksanakan oleh Puskesmas atau petugas kesehatan lain yang sudah disepakati," ungkapnya.

Selain itu, pemerintah menyiapkan teknologi konsultasi online untuk pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri.

Konsultasi tersebut, lanjut Yuri, bisa dilakukan melalui aplikasi halodoc.

 Jokowi Didesak Segera Reshuffle Menkes karena Corona, Pramono Anung: Jangan Saling Menyalahkan

"Self isolation dan ditambah dengan sarana untuk bisa melakukan monitoring dengan baik, dan konsultasi secara virtual dengan menggunakan aplikasi halodoc, dan aplikasi yang lain yang mungkin nanti akan lanjut kita akan kembangkan," ujar Yuri.

Kendati demikian, Yuri menegaskan, pemerintah akan tetap menggunakan teknologi PCR untuk memberikan hasil yang lebih akurat dibanding rapid test.

"Tentunya rapid test ini pun juga akan diikuti disamping dengan sosialisasi tentang self isolation, atau isolasi diri juga akan diikuti dengan penambahan sarana rawat inap, apabila memang pasien itu pada kondisi sakit sedang atau sakit berat," ucap Achmad Yurianto.

(Tribunnews.com/ Larasati Dyah Utami, Kompas.com/Sania Mashabi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Antisipasi Corona, Pemkot Depok Larangan Kegiatan Keagamaan Bersifat Massal hingga 4 April dan di Kompas.com dengan judul "Penambahan 81 Pasien Positif Covid-19 dan Langkah Pemerintah Siapkan Rapid Test"

 
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Covid-19Virus CoronaDepokSalat jumatMisa
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved