Virus Corona
Najwa Shihab Sebut Nasib Pekerja Swasta Tak Bisa Dipaksa Negara, Pramono Anung: Pertimbangan Matang
Seskab Pramono Anung menjelaskan respons pemerintah terhadap pekerja di sektor swasta yang harus bekerja di tengah wabah COVID-19
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Setelah angka kasus positif Virus Corona (COVID-19) di Indonesia semakin besar, pemerintah telah memutuskan untuk mengkampanyekan social distancing atau menjaga jarak sosial.
Bentuk nyata dari kebijakan tersebut di antaranya adalah bekerja, bersekolah, hingga beribadah di rumah.
Kebijakan tersebut turut dikeluhkan oleh beberapa pekerja swasta yang tidak seluruhnya bisa bekerja di rumah.

• Najwa Shihab Berbagi Curhatan Pekerja di Tengah Corona: Security, Driver Ojol, Kalian Juga Pahlawan
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan perlu perhitungan yang detil untuk mengatur terkait nasib para pekerja swasta di tengah COVID-19.
Dikutip dari acara Mata Najwa, Rabu (18/3/2020), awalnya Pramono Anung atau akrab disapa Pram, telah menjelaskan soal instruksi pemerintah kepada aparatur negara untuk bekerja di rumah.
Kemudian presenter Mata Najwa, Najwa Shihab menanyakan soal nasib pegawai swasta yang tidak digaji oleh pemerintah.
"Bagaimana dengan yang di sektor swasta Mas Pram, bukan PNS, bukan pegawai negeri, sehingga tidak bisa dipaksa oleh negara," tanya Najwa.
Pram menjawab kondisi para pekerja swasta memang masih menjadi perdebatan, karena tidak bisa semata-mata diputuskan secara sepihak.
"Pemerintah dalam kondisi seperti ini harus juga memberikan, memikirkan dunia usaha swasta, misalnya debateable tentang lockdown," jelas Pram.
Ia menambahkan, nasib para pekerja swasta juga menjadi pertimbangan pemerintah mengapa tidak menerapkan lockdown di Indonesia.
"Persoalan lockdown kita juga harus memikirkan bagaimana orang yang bekerja harian, tentunya yang seperti ini juga harus dipikirkan oleh negara," jelas Pram.
"Tidak bisa kemudian keputusan itu diambil berdasarkan desakan atau apapun, sehingga harus dengan perhitungan, dan pertimbangan yang sangat matang," pungkasnya.
• Siaga Lonjakan Pasien Positif Corona, Ini Strategi Achmad Yurianto, Optimis Bulan April Terkendali
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (18/3/2020), jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia telah mencapai angka 227 orang, 11 sembuh, dan 19 orang meninggal.
Berikut adalah data pasien yang meninggal dunia karena COVID-19 berdasarkan pernyataan juru bicara pemerintah untuk penanganan Virus Corona Achmad Yurianto.
- Bali: 1 pasien
- Banten: 1 pasien
- DKI Jakarta: 12 pasien
- Jawa Barat: 1 pasien
- Jawa Tengah: 2 pasien
- Jawa Timur: 1 pasien
- Sumatera Utara: 1 pasien
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke 3.09:
Najwa Shihab Berbagi Curhatan Pekerja soal Wabah Corona
Meskipun banyak orang yang bisa melakukan aktivitas dari rumah, tak sedikit juga yang harus tetap berangkat bekerja karena tak memiliki pilihan.
Dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Selasa (17/3/2020), Najwa Shihab berbagi cerita dan keluh kesah orang-orang yang harus bekerja di tengah wabah COVID-19.
Awalnya Najwa bercerita bagaimana dirinya senang banyak orang yang peduli dengan ajakannya untuk bekerja di rumah.

• Erick Thohir Bakal Sulap Hotel untuk Tangani Pasien Virus Corona
Namun di saat yang bersamaan, Najwa mengakui dirinya juga banyak mendapat cerita keluhan dari masyarakat yang tak bisa bekerja di rumah.
"Tidak sedikit juga yang khawatir, gelisah, ingin ikut #dirumahaja tapi tidak mungkin karena berbagai alasan, dan ini terus terang membuat gundah, ketika saya membaca pesan-pesan yang masuk," ucap Najwa.
Pertama Najwa menceritakan bagaimana perjuangan seorang buruh yang harus bekerja demi memperoleh nafkah.
"Ada buruh pabrik yang bilang, kita juga ingin tetap kerja di rumah Mbak Najwa, tapi apa daya kami hanya buruh outsourcing, tanpa bekerja, kita tidak ada nafkah," tuturnya.
Kemudian Najwa juga menceritakan curhatan dari seorang buruh ritel yang mau tidak mau harus bekerja ke luar, karena tidak mungkin bisa dilakukan dari rumah.
"Ada yang bilang hamba ritel, buruh ritel, kami hamba ritel Mbak Nana, yang harus melayani customer di saat sebagian sudah work from home," ucap Najwa.
Najwa juga menceritakan adanya curhatan dari orang-orang yang berprofesi sebagai tenaga medis.
Ia menceritakan kekhawatiran dari para tenaga medis yang harus mempertaruhkan kesehatan mereka, berhadapan langsung dengan COVID-19.
"Ada juga teman-teman tersayang tenaga medis yang bisik-bisik ke saya," ucap Najwa.
"Di tengah fasilitas yang jauh dari memadai, tetap ada kekhawatiran ketika mereka harus ada di lini terdepan, apalagi kalau ingat anak, ada yang bisik-bisik seperti itu ke saya."

• Debat soal Corona, Ali Ngabalin Langsung Terdiam saat Dibentak Haris Azhar: Kupingnya Enggak Dipakai
Najwa kemudian menyampaikan apresiasinya terhadap orang-orang yang mampu terus bekerja di luar demi memenuhi kebutuhan hidup mereka.
"Untuk teman-teman yang masih harus beraktivitas di luar rumah, terutama karena alasan kebutuhan," katanya.
"Saya paham jika dokter, suster, tenaga medis adalah pahlawan kemanusiaan, maka teman-teman, buruh harian, security, pekerja outsourcing, driver ojek online, kalian juga pahlawan bagi keluarga di rumah, dan juga bagi kita, bagi kami yang punya pilihan untuk tetap di rumah aja," lanjut Najwa.
Najwa lalu memberikan pesan kepada perusahaan agar bisa lebih bijak dan memerhatikan kondisi Indonesia yang saat ini sedang dilanda wabah COVID-19. (TribunWow.com/Anung)