Virus Corona
Di Mata Najwa, Anies Baswedan Ungkap Kesulitan Jakarta Hadapi Corona: Tidak Ringan, Tidak Sederhana
Anies Baswedan menjelaskan mengapa situasi Jakarta sangat berpengaruh dalam penanganan Virus Corona (COVID-19)
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pemerintah telah mengumumkan bahwa Jakarta adalah daerah paling parah yang terdampak wabah Virus Corona (COVID-19).
Diketahui angka pasien positif, dan angka kematian COVID-19 paling tinggi berada di Jakarta.
Menanggapi data tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunjukkan sejumlah persoalan yang menyebabkan potensi COVID-19 di ibu kota begitu tinggi.

• Gubernur Kaltim Isran Noor Bantah Tak Patuhi Jokowi soal Lockdown Corona: Media Ini Suka Ngadu-ngadu
Dikutip dari acara Mata Najwa, Rabu (18/3/2020), awalnya Anies menjelaskan bahwa penanganan COVID-19 di Jakarta bukan lah hal yang mudah.
"Situasi potensi yang dihadapi Jakarta ini tidak ringan, tidak sederhana," katanya.
Anies lalu menunjukkan sejumlah faktor yang menyebabkan sulitnya penanganan COVID-19 di Jakarta.
"Di sini pergerakan orang begitu intensif, lalu lintas lewat kendaraan umum, kegiatan di sekolah, kegiatan di perkantoran, di tempat hiburan, itu luar biasa tinggi," paparnya.
Anies mengatakan kunci penanganan COVID-19 adalah pembatasan mobilitas masyarakat.
"Karenanya pembatasan pergerakan itu penting, tapi itu bukan kewenangan kami," katanya.
Selama ini upaya yang telah dilakukan oleh Anies adalah mengkampanyekan menjaga jarak sosial atau social distancing.
"Karena itu yang kita lakukan adalah mengkampanyekan tentang social distancing," ujarnya.
Anies lalu menjelaskan beberapa contoh nyata dari seruan social distancing yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yakni penutupan sekolah, acara car free day, tempat wisata.
Kemudian melakukan kampanye social distancing melalui kecamatan, hingga ke RT, RW.
Anies merasa apabila kontak antar manusia dapat dikurangi, maka penyebaran COVID-19 dapat diminamilisir.
"Kampanye social distancing ini menjadi penting, karena kita tahu dari data yang kita miliki, ketika orang berinteraksi, bersentuhan, kemungkinan tertularnya meningkat sangat tinggi," ujarnya.